18/07/2018
MAUDYA CELLA
•
•
•
•
"Ayah?" Kini aku menatap Ayah dengan tatapan yang sangat terluka.
Kini hatiku sakit sekali. Aku sekilas menatap Anita yang hanya diam menatapku dengan tatapan yang tidakku tahu apa arti dari tatapannya.
"Ayah akan jelaskan semuanya sama kamu. A_"
"Dya sudah tahu semuanya Yah. Dya tahu! Dya tahu Ayah memiliki anak dari perempuan lain. Dya tahu Yah. Dya tahu anak_" Aku menatap kearah Anita sebelum melanjutkan ucapanku.
"Ayah bukan hanya Dya. Kenapa Ayah melakukan ini? Ayah membiarkan Dya hidup dengan anak dari perempuan lain Yah? Ayah senang Dya bisa menerimanya? Ayah senang selama ini liat Dya menderita karna Anak Ayah dari perempuan lain?" Tanyaku pada Ayah dengan pandangan yang sudah terahlikan pada Ayah.
"_"
"Ayah?" Ucapku pelan. "Aku sangat sangat terluka Yah. Apa aku bukan anak kandung Ayah? Apa Bunda hamil diluar nikah saat Bunda nikah sama Ayah? Apa aku anak haram juga? Apa_"
"Tidak sayang kamu anak Ayah sama Bunda. Kamu anak kami, percayalah."
Aku menghembuskan nafasku dengan kasar, meletakan kedua tanganku diwajahku dengan harapan hal ini bisa membantu aku untuk menjernihkan pikiranku.
"Lalu kenapa Yah? Kenapa Ayah tega seperti ini. APA YANG BUNDA LAKUKAN SAMPAI AYAH SETEGA INI SAMA BUNDA. BUNDA BEGITU MENCINTAI AYAH. BUNDA BEGITU TULUS SAMA AYAH_BUNDA BEGITU BAIK YAH. SANGAT BAIK KARNA BUNDA MEMILIH AYAH SAMPAI AHKIR." Kini emosiku sudah mulai naik keatas kepalaku. Aku merasa pusing menyerang kepalaku.
"Sayang Ayah juga tidak tahu kalau dia sedang mengandung anak Ayah. Ayah juga baru tahu saat orangtua Ayah memberitahu Ayah kalau Ayah memiliki anak kedua dan orangtua Ayah menitipkannya pada orang lain. Ay_"
"Apa Ayah senang dengan semua ini?" Tanyaku cepat dan memutus ucapannya yang tidak ingin kudengar. Itu hanyalah alasan bagiku.
"_"
"Apa yang bisa Ayah banggakan dengan memiliki anak dari perempuan lain Yah? Apa yang bisa Ayah banggakan jika pernikahan anak Ayah hancur dan hal itu terjadi karna anak haram yang Ayah punya? Apa Yah?" Tanyaku lagi dengan mata yang sudah membasahi pipiku.
"_"
"Apa Ayah ingin aku seperti Bunda? Apa Ayah ingin Anita bersama Gilang? Lalu aku cerai dengan Gilang, hak asuh Rendy sama Renna jatuh ketangan Gilang. Lalu aku despresi dan meninggal dengan menyimpan semua rasa benci aku sampai ahkir? Apa Ayah ingin aku seperti itu?" Tanyaku dengan tatapan terluka.
Kini aku benar benar merasa harusnya aku bersama Bunda saat itu. Harusnya aku tidak membiarkan Bunda sendiri, harusnya aku bersikap tegas. Bila perlu aku kabur untuk bertemu dengan Bunda.
"Tidak. Ayah tidak akan membiarkan hal itu terjadi pada kamu. Ayah_"
"Lalu kenapa Ayah berbohong pada Aku? KENAPA AYAH MEMBUATKU SEMAKIN MEMBENCI AYAH! KENAPA? KENAPA YAH?"
"Maudya, Ayah han_"
"Lalu bagaimana denganku Yah? Apa selama ini Ayah berbohong padaku?" Kini bukan suaraku ataupun suara Ayah yang terdengar, namun suara wanita yang duduk diatas kasur rumah sakit dengan wajah yang menahan amarah.
Aku melihat Ayah yang memutar tubuhnya dan kini menatap ke arah Anita. Aku marah, aku benci situasi ini. Ayah lebih memilih Anita dari pada aku? Dengan mudahnya Beliau memutar badannya hanay karna mendengar ucapan Anita.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME (END)
Literatura FemininaAku melangkah cukup lama dengan masa lalu yang kelam, aku sudah lelah berjalan di kegelapan dan kini apa aku harus kembali pada masa itu lagi? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa pria yang aku cintai membuat aku terluka? Pria yang datang dengan senyum s...