8 || Hitam?

125K 7.3K 161
                                    

03/07/2018

Pertama tama aku mau minta maaf yah karna dalam dua minggu kedepan aku akan jarang update soalnya lagi sibuk sana perkuliahan.

Tapi jangan khawatir setelah itu aku akan update satu kali sehari, jangan lupa terus dukung aku yah.

MAUDYA CELLA

Kini sudah tepat seminggu kepergian Gilang dan hari ino dia akan pulang. Aku tidak tahu bagaimana menyambutnya? Apa aku harus tersenyum atau aku harus menamparnya? Aku tidak tahu.

Selama beberapa hari ini aku berfikir, aku ingin menyelesaikannya tapi aku takut kalau mendengarnya secara langsung. Aku ingin bertanya, tapi aku tidak memiliki keberanian mendengar jawabannya.

"Mama papa pulang?" Teriakan dari luar menyadarkanku dan bergegas keluar dari kamarku.

Aku turun dan dapat melihat Rendy dan Renna telah berada didalam pelukan Gilang dengan tawaan dibibir mereka.

Aku tidak tega akan menghancurkan masa kecil mereka? Aku tidak tahu sampai kapan senyum itu akan menghiasi dibibir mereka, tapi yang aku harapkan senyum itu akan bertahan lebih lama dari yang kuharapkan.

"Ndok kenapa berdiri disini" Tanya Bu Mira yang ternyata sudah berdiri didepanku.

"Tidak pa-pa Bu, aku hanya merasa bahagia melihat mereka tersenyum dan tertawa. Aku rasa Papa mereka adalah sumber kebahagiaan mereka dan aku cukup iri karna fakta tersebut." Ucapku dan tiba tiba saja Bu Mira menyolek tanganku dengan senyuman dibibirnya.

"Jangan berbicara seperti itu. Anak anak mendapatkan kebahagiaan pertamanya dari Ibu mereka. Kamu yang pertama kali membuat mereka teesenyum, kamu yang pertama kali memberi mereka makanan, kamu yang pertama kali memberikan mereka kehangatan sayang. Jangan iri hanya karna masalah sepele, kamu lah kebahagiaan utama mereka." Ucapan Bu Mira seakan obat bagi kesedihanku.

Aku terkadang berfikir Bunda menitipkan aku pada Bu Mira.

"Kalau begitu Ibu pergi dulu kebelakang, mau buat makan malam." Ucap Bu Mira dan kuanggukan.

Aku berjalan mendekat kepada mereka dengan senyum palsu yang lagi lagi kutunjukan untuk menutupi rasa sakit yang kudapat.

"Sayang bisakah kalian pergi main berdua dulu? Ada yang ingin mama bicarakan sama Papa kalian." Ucapku lembut.

Aku harus bicara sekarang. Aku tidak bisa berdiam diri lagi, semakin lama aku berdiam maka semakin lama aku menyimpan rasa sakit ini.

"Baiklah Ma." Ucap Renna.

"Kami main dulu Mah." Ucap Rendy sambil menggandeng tangan munyil Renna.

"Hati hati, jangan main dekat kolam renang." Ucapku dan dianggukan mereka yang berjalan menuju area kanan rumah.

"Ada apa? Kenapa harua suruh anak anak main sendiri kalau mau bicara?" Tanyanya sambil berjalan kearahku

"Kita bicara diperpustakaan, aku tidak ingin ada yang mendengar pembicaraan kita." Ucapku dan jalan terlebih dahulu darinya. Aku tahu dia pasti bingung karna sikapku yang berbeda padanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang