"Rachel Kiyo!"
Suara cempreng Jingga menggelegar hingga ke sudut ruangan.
Ia berjalan menuruni anak tangga dari kamar mencari sosok adik kecilnya yang begitu usil, membuat amarahnya tidak bisa dibendung lagi. Karena hampir setiap pagi Kiyo berulah.
"Kamu sembunyiin kemana barang-barang kakak? Kiyo!"
Jingga sengaja menghentak-hentakan kedua kakinya ke lantai sehingga menimbulkan pantulan suara yang begitu berisik. Membuat Kirana yang tengah asik di dapur keluar mencari tahu apa yang sedang terjadi.
Ia menemukan gadis sulungnya dengan wajah di tekuk. Tubuh tinggi putrinya sudah dibaluti seragam putih abu-abu. Yang tampak cantik di matanya.
"Kenapa sih, Nak? pagi-pagi udah teriak-teriak," tegur Kirana.
"Adek Bunda, dia umpatin dasi Jingga, buku-buku pelajaran Jingga juga di sembunyiin ama dia, itu semua tugas yang harus dikumpulin pagi ini, kalau nggak Jingga akan di hukum!" rengeknya.
Kirana menoleh pada putri kecilnya yang kini sedang serius dengan Iphone di atas sofa. Ia berjalan mendekat. Gadis kecil itu terlihat tidak begitu mengacuhkan pembicaraan bunda serta kakaknya. Fokusnya lurus ke bawah dengan kedua jempol tengah menari-nari di atas layar. Membiarkan rambut panjang lurus itu terurai begitu saja menutupi sebagian wajahnya.
"Adek?"
Gadis mungil itu menoleh sekilas memamerkan senyum manis tanpa dosa ke hadapan Kirana. Dan fokusnya kembali lagi pada layar Iphone.
"Iya, Bunda Sayang!" ujarnya santai.Kirana menghela nafas panjang. Melihat kelakuan gadis 5 tahun itu. Ini bukan pertama kali kejahilan yang diperbuat. Tapi Kirana sebagai Ibu sangat mengerti kalau gadis mungilnya itu hanya ingin bermain-main dengan kakaknya.
"Ayo nak, kembalikan barang-barang kakak," pinta Kirana lembut sambil mengusap ujung kepala Kiyo.
Kiyo menghentikan aktifitasnya itu. Menoleh pada Kirana dengan wajah dibikin sedih. Hal itu membuat Sang bunda terkekeh pelan.
"Anak bunda yang baik, suka banget umpatin barang-barang kakak tiap pagi? Apa lagi itu semua perlengkapan sekolah kakak, kasihan donk kakak, nanti kena hukuman sama guru di sekolah, karena nggak tertip peraturan. Terus, tugas rumah juga gak dikumpulin, emangnya Adek mau kakak dihukum?"
Kiyo mencoba memahami ucapan bunda dan menoleh sekilas ke arah Jingga yang masih berdiri tak jauh darinya. Lalu ia menggeleng-geleng beberapa kali. Menatap Kirana lekat.
"Kalau begitu bilang sama Bunda, dimana adek sembunyiin?"
"Di bawah kolong lemari Adek, Bunda," Bisiknya pelan. Kirana hanya menarik nafas berat. Lalu melirik pada putri sulungnya.
"Kak, cari di bawah lemari kamar Adek."
Jingga melonggo kaget.
"iih, Kiyo nyebelin!" gumamnya kesel.
Tanpa pikir panjang ia langsung berlari ke kamar adiknya.Jingga duduk menyimpuh di lantai, menundukan kepala ke bawah melihat pada kolong lemari berwarna kuning bergambar kartun semut itu. Tangannya berusaha meraih ke dalam.
Ketika apa yang di cari sudah ditemukan. Kedua mata indah gadis itu melebar sempurna.
"Dasar bocah usil!! Kenapa buku-buku kakak pada kotor dan sobek, KIYO!!"
Suara miliknya semakin menggelegar hingga kelantai bawah.
Kiyo yang masih duduk di sofa berlari terbirit-birit ke dapur, untuk bersembunyi di balik tubuh bundanya. Setelah mendengar aungan Singa si raja rimba yang sedang mengamuk karena ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm JINGGA
Teen FictionCover by @Lilinbening '''"Aku gak mau jadi adik, Bapak!"''' Zyan meangkat alisnya sebelah. "Lalu?" "Aku mau bapak melihat aku sebagai seorang wanita, bukan adik." Zyan tertegun. Memandang lekat pada Jingga, seorang gadis muda berseragam SMA, sedan...