2 Februari 2023
"Pa, aku mending tinggal sendiri daripada dititipin ke om - om."
Papa menggeleng. "Ga ada tinggal sendiri. Bisa - bisa rumah Papa udah ga berbentuk nanti pulang."
Aku merenggut kesal. Bagaimana tidak kesal, Papa menyuruhku untuk tinggal sementara di rumah temennya. Sedangkan Papa sama Mama pergi untuk urusan bisnis ke Jepang selama empat bulan.
Mama mengelus rambutku dengan lembut. "Kamu kenal kok sama temen Papa. Waktu kecil kan kamu juga sering main sama dia."
"Tapi temen Papa kan cowok, Ma. Emang ga takut aku diapa - apain? Lagian aku bisa tinggal bareng Koko Chen, kan?" Tawarku pada Mama.
Mama menggeleng. "Ga bisa. Koko juga bakal ikut Mama sama Papa ke Jepang sekalian dia ikut kerja."
"Jadi, aku ditinggal sendiri, Ma?"
Sedih sekali aku ditinggal selama empat bulan oleh orang tua dan Koko Chen. Padahal kalau Koko Chen tidak ikut, aku bisa tinggal di apartemennya.
"Iya. Lagian cuman empat bulan, kan? Udah sana beresin barang kamu. Besok Mama anter ke rumah temen Papa."
Aku mengangguk dan berjalan dengan lemas ke kamar. Saat di depan kamar, aku melihat pintu kamar Koko Chen terbuka sedikit jadilah aku masuk ke kamarnya.
Aku berlari dan langsung memeluknya ngebuat Koko yang lagi main jadi kaget.
"Kenapa, Dek?"
"Masa aku dititipin ke rumah temen Papa. Aku kan ga mau." Aduku.
Koko Chen malah ketawa. Dasar Koko durhaka, malah ketawa padahal kan aku lagi sedih.
Koko Chen kemudian ngasih stick PS ke temennya yang lagi nganggur dan meluk aku. Ugh, aku kangen sama Koko Chen. Selama ini dia sibuk banget gara - gara udah mau kerja.
"Kamu bakal baik - baik aja di sana. Kan kamu sering diurus sama dia. Malah dulu kamu ga mau pulang kalau main sama dia."
Aku jadi bingung. Emangnya Om itu siapa sampai aku kayak gitu? Ah pasti Ko Chen bohong. Seingatku kan aku selalu diurus oleh Bibi Mina sejak kecil.
"Emang siapa namanya, Ko?"
"Namanya Lay Zhang. Kamu sama dia paling beda lima tahun aja."
Aku mengangguk ngerti. Oh namanya Lay Zhang. Ga inget tuh aku pernah kenal orang yang namanya itu.
"Koko ada fotonya ga?" Tanyaku.
Aku penasaran sama mukanya. Kali aja waktu liat mukanya aku bisa inget ya, kan?
Koko Chen ngegeleng. "Kenapa? Kamu naksir ya?"
Aku langsung geleng - geleng. Enak aja si Koko kalo ngomong asal jeplak.
"Ya kali naksir, Ko. Aku udah punya suami tau."
"Oh ya? Siapa?"
"Sehun!"
Koko Chen kaget. Padahal aku sering nyebutin nama itu, kok dia kaget sih.
"Sehun? Sehun temen koko?"
"Bukan! Sehun boyband Korea, Ko. Ganteng banget tau."
Cetak!
"Sakit, Ko!"
Aduh si Koko emang ya jidat aku yang luas ini kok malah disentil. Kan sakit.
"Ya lagian kamu ngekhayal mulu."
"Ih biarin dong. Koko protes aja."
"Udah sana beres - beres."
Aku menggerutu mengucapkan sumpah serapah buat Koko Chen. Lagi butuh bantuan malah diusir.
Besoknya selesai sarapan aku langsung dianterin ke rumah temen Papa. Aku diem aja selama di jalan, abis sedih sih. Aku ditinggal selama empat bulan sama om - om ga jelas.
"Ayo, turun."
Aku mengangguk kemudian turun dari mobil sambil melukin boneka domba kecil.
Waktu Papa ngetuk pintu rumahnya, seorang laki - laki keluar.
Aku mau pingsan aja liatnya. Ganteng banget sih gila.
"Eh Ho, Ren cepet amat nyampenya. Ayo, masuk - masuk."
Orang tadi nyuruh kita semua masuk. Eh, ga sih. Nyuruh Papa sama Mama doang.
"Itu siapa, Ho?" Tanya dia sambil nunjuk aku sama Koko Chen
"Itu yang cowok anak gue yang pertama, Lay. Chen namanya. Kalau yang cewe sih itu yang mau gue titipin. Lo ga mungkin lupa sama namanya." Ujar Papa panjang lebar.
Oh jadi ini yang namanya Lay Zhang? Ganteng pake banget. Ga nyangka Papa punya temen seganteng ini.
"Oh! Kara bukan?" Tanya Om Lay.
Aku mengangguk. Lucu sekali Om itu malah ga keliatan kayak om - om.
"Halo, Kara! Nice to meet you again!"
Abis itu Papa sama Mama langsung pamit mau berangkat ke bandara. Jadi sedih lagi kan.
Sebelum mereka pergi, aku pelukin dulu satu - satu terutama Papa yang paling lama hehehe
"Papa, jangan lupa bawain oleh - oleh, ya? Transferan uang jajan juga jangan lupa." Kataku sambil ketawa kecil.
Papa ngangguk. "Iya - iya. Kamu baik - baik ya sama temen papa. Jangan nakal. Pokoknya jangan aneh - aneh."
"Iya. Hati - hati ya Pa, Ma. Koko Chen juga hati - hati!"
"Dadah Karaa! Jaga diri ya! Nanti kabarin Koko jangan lupa!"
Aku mengangguk. Aish, lucu sekali Koko Chen ini. Untung dia saudara kandungku, jika bukan mungkin aku akan memacarinya.
"Saranghae, Kara!"
Om Lay
by Sehuntumhalow!
Ini om series pertamakuu hehehe
Semoga suka!
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Om Lay
Fanfiction[Om Series 1] apa yang bakal kalian lakuin kalau dihamilin sama temen Papa kalian? Started : 25 Juni 2018 Finished : 5 Januari 2019 ©Sehuntum, All Rights Reserved.