Om Lay ㅡkelulusan

3.8K 191 30
                                    

Setelah menunggu sekian lamanya, akhirnya hari kelulusan tiba. Rasanya campur aduk seperti gado-gado. Aku senang, tapi juga sedih. Senang karna akhirnya aku lulus dari sekolah ini dan sedih karna harus berpisah dengan teman-temanku.

Sebenarnya aku, Jongin dan Sehun sudah berencana untuk melanjutkan ke perguruan tinggi yang sama. Ya, meskipun dengan jurusan yang tentu saja sangat berbeda.

Sehun memilih jurusan matematika, katanya. Jongin memilih juruan teknik kimia. Kalau aku sih, berniat ke jurusan farmasi.

Jangan heran mengapa Jongin memilih jurusan teknik kimia. Ia sangat pintar dalam kimia. Bahkan yang mengajariku kimia kemarin itu dia.

Kalau Sehun, sih, kemampuannya dalam matematika jangan diragukan lagi. Ia sering mengikuti olimpiade matematika, bahkan fisika pun tak jarang ia ikuti.

Memang otaknya terlalu edan.

Jangan tanya juga mengapa aku memilih jurusan farmasi. Jangan. Terlalu sulit untuk dijelaskan.

Oke, baiklah kembali ke topik awal. Kelulusan. Hm, apa yang kalian pikirkan tentang acara kelulusan? Corat-coret seragam? Konvoi? Merayakan di kelab malam?

Aku tidak ketiganya.

Pagi ini hanya pembagian surat kelulusan saja. Malamnya sekolahku mengadakan sebuah pesta yang tidak besar, tidak juga kecil.

Sebenarnya aku malas untuk ikut pestanya, tapi berhubung setelah ini aku akan sulit untuk menemui teman-teman yang lainnya, aku memutuskan untuk ikut.

Aku sudah siap dengan seragamku seperti biasa. Putih abu.

Aku menghela nafas. Aku pasti akan rindu rasanya memakai seragam ini. Rasanya seperti baru saja kemarin dimarahi selama MOS. Sekarang sudah menerima hasil perjuangan selama tiga tahun.

Semua siswa-siswi sudah berkumpul di lapangan dengan jantung yang berdebar kencang dan ekspresi tegang.

Aku pun sama. Berbeda dengan Jongin, Sehun, ZiTao dan Kris. Mereka santai saja. Bahkan daritadi mereka sibuk bermain game.

"Jong, aku takut.."

Aku tidak bohong. Sangat menegangkan dan aku takut hasilnya tidak bisa membuat kedua orang tuaku bangga.

"Jangan takut.." Jongin tersenyum kemudian merangkulku. "Santai aja. Pasti lulus, kok."

Aku menunduk. "Gimana kalau hasilnya ga bikin mama, papa sama koko bangga?"

"Hasil ga akan mengkhianati prosesnya, Ra. Tenang, oke?" ucap Jongin menenangkanku.

Aku mengangguk. "Makasih, Jong."

Kemudian kami berpelukan. Ada yang mau ikut?

Aku, Jongin dan Sehun berjalan menuju aula. Katanya surat kelulusan akan dibagi di sana. Banyak orang yang berlarian tidak sabar untuk menerima surat tersebut. Tapi, aku malah takut menerimanya.

"Rileks, Ra.."

Aku tersenyum. Ternyata Sehun sudah merangkulku sambil tersenyum manis.

 Ternyata Sehun sudah merangkulku sambil tersenyum manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Om LayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang