Om Lay ㅡbeautiful day

2.9K 122 40
                                    

Hari ini tepat pada tanggal 2 Januari 2021 aku dan Om Lay resmi menjadi pasangan suami-istri. Di Gereja Katedral Jakarta kami mengucapkan janji suci tepat di hadapan altar yang juga suci. Sorak sorai bahagia dapat ku dengar membuat bibirku tertarik membentuk senyuman.

"Selamat, ya! Akhirnya ni orang nikahin kamu juga," ucap Tante Tiffany sambil menggendong seorang bayi mungil.

Aku tersenyum. "Makasih, Tan."

"Mau foto, dong. Boleh, ya?"

Aku mengangguk dan segera bergeser merapat. Om Lay juga bergeser hingga tangannya merangkul pinggangku.

"Aduuh! Jadi ga tega ini mau minta fotonya hehehe," celetuk Tante Tiffany sambil terkekeh.

Aku tersenyum kikuk menanggapinya.

"Cepetan, Tan. Kita mau foto sama yang lain juga."

Tante Tiffany melirik Om Lay dengan sinis. "Apa? Kamu manggil aku Tante juga?"

Om Lay menggeleng dengan wajah datarnya. "Tan for mantan."

"Sialan lo Lay!"

Aku terkekeh mendengarnya. Setelah Tante Tiffany selesai berfoto dengan kami, gini gantian dengan para keluarga. Tapi tidak semuanya ingin berfoto dengan kami berdua. Lebih banyak yang ingin berfoto hanya dengan Om Lay saja.

Mereka bilang, mereka ingin jadi fake bride-nya Om Lay. Karna aku sedang bahagia, aku pun mengiyakan. Lagipula, Om Lay juga tidak menolak ketika dirangkul bahkan dipeluk oleh sepupuku.

Beberapa dari mereka yang melihat foto prewedding kami pun menirunya.
Aku sampai bingung, siapa yang sebenarnya sedang menikah.

Sehun dan Jongin pun datang. Mereka yang datang paling awal. Mereka yang menemaniku dirias dan mereka yang membantuku agar tidak gugup.

"Hun, Jong nanti pake jepit bunga matahari, ya di sakunya."

Sehun mengangguk. "Aku masih sedih kamu udah nikah, Ra huhu..."

Aku terkekeh dan memeluknya. Sehun memang seperti bayi dan akan selalu menjadi bayiku selamanya.

"Masa nangis sih, Hun? Badan security, jiwa hello kitty," cibirku.

Jongin yang hanya memandang kami pun tertawa. Ah, aku sudah lama tidak melihat tawa Jongin yang seperti ini.


"Sini, Jong kita pelukan," ajakku.


Jongin pun menghampiri kami dan akhirnya kami berpelukan seperti teletabis.


"Jangan lupain kita, ya, Ra."


Aku mengangguk. "Kalian cuman aku tinggal nikah. Bukan ditinggal mati."





***



Om Lay benar-benar menuruti keinginanku untuk mengadakan pesta pernikahan dengan tema garden party. Acaranya diadakan pada malam ini dan sebagian besar tamu sudah datang sesuai dengan dresscode yang ditentukan dalam undangan, yaitu pakaian apapun yang berwarna cerah. Karna aku ingin pesta pernikahanku ini juga dihadiri oleh orang-orang yang cerah hatinya.


Aku dan Om Lay masih setia berdiri di atas panggung pelaminan untuk menerima ucapan bahagia dari para tamu. Jangan tanya berapa banyak yang diundang, karna aku masih kesal dengan kejadian tempo hari ketika Papa dan Om Lay memberikan list nama yang diundang.

[1] Om LayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang