Om Lay ㅡafter 2 years

2.2K 172 59
                                    

Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar bagi aku. Nyaris hidup hanya ditemani dengan dua malaikat kecil tidak membuat aku menyerah menjalani hidup. Rasa iri terkadang menggerogoti hatiku kala melihat gadis seusiaku sibuk menyelesaikan studi, berkencan sana-sini hingga menghabiskan waktu bersama teman tercinta.




Banyak hal aku jalani selama dua tahun ini. Yang paling buruk adalah ketika aku mengecewakan keluargaku termasuk Sehun dan Jongin. Dua tahun yang lalu, mereka berangkat ke luar kota untuk melanjutkan sekolahnya tepat setelah aku mengecewakan mereka. Hari yang seharusnya kami habiskan untuk bersenang-senang malah kami habiskan untuk berdiam diri hanyut dalam pikiran masing-masing.





Namun, itu dua tahun yang lalu. Sekarang aku sudah lebih baik lagi karena kehadiran malaikat kecilku. Bahkan hari ini aku sedang berbelanja bahan makanan bersama mereka.




"Leon mau beli apa?" tanyaku pada si sulung yang sedang sibuk melihat sekelilingnya.




"Mau candy!" pekik Leon sambil menunjukkan jejeran gigi susunya. Aku terkekeh kemudian mengecup pipi gembulnya. Itu tidak lama karena si bungsu sepertinya iri.




"Ibu! Lena juga mau!"




Aku memeluk dan mengecupnya juga dengan gemas. Ah, putri kecilku sangat menggemaskan.




"Beli satu aja, ya. Nanti gigi kalian rusak, emang mau dicabut sama dokter Lucas?"




Leon dan Lena langsung menggeleng takut mendengar ucapanku. Mereka memang takut dengan dokter gigi. Ngomong-ngomong, Lucas ternyata anak kedokteran gigi semester akhir saat aku menjadi tetangganya. Dan, sekarang ia telah membuka tempat praktik sendiri dekat apartment.





Aku lanjut mengelilingi supermarket dengan mereka yang sibuk mengoceh.



"Ibu, mau susu!"



Ah, iya. Aku baru ingat bahwa susu mereka sudah habis. "Mau coba rasa cokelat ga? Enak, loh."




Leon dan Lena segera menggeleng bersama membuatku tersenyum lagi. Mereka seperti Ayahnya yang lebih menyukai susu vanilla.




"Ada yang mau kalian beli lagi? Kalau ga ada, kita pulang sekarang," tanyaku.





Leon menggeleng. "Ayo, pulang. Leon sama Lena mau main masak-masakan!" jawabnya dengan semangat.




Aku mengangguk kemudian segera mengantri di kasir. Supermarket hari ini sedang ramai, maklum awal bulan.




Selesai membayar, aku segera mengajak mereka untuk menunggu bus di halte. Sebenarnya, naik taksi lebih enak, tapi aku harus menghemat untuk uang sekolah mereka nanti.




Tidak lama, bus pun datang dan kami segera menaikinya. Leon dan Lena terus tertawa selama di perjalanan, mereka memang senang naik Tayo.





"Anak Ibu seneng banget, ya kayaknya?"





Lena tertawa kemudian menjawab, "Iya! Lena suka naik Tayo!"





"Um! Leon juga!" Aku ikut tertawa dan memeluk mereka.





"Leon harap bisa naik Tayo sama Ayah."







***






Setelah menidurkan kedua malaikat kecilku, aku melanjutkan pekerjaanku, yaitu beres-beres. Di ruang tamu masih berantakan oleh mainan si kecil, padahal aku sudah bilang untuk dibereskan kembali ke tempatnya. Namun, sepertinya mereka terlalu mengantuk tadi. Ketika sedang menyapu lantai, suara bell terdengar berkali-kali.





[1] Om LayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang