Om Lay ㅡJongin

2.3K 198 14
                                    

We all know how it feels to be forgotten for a while.



Aku ga salah kan kalau aku kaget om tiba-tiba bawa seorang wanita terus dikenalin sebagai pacarnya?

Jelas kaget walaupun ini sudah satu bulan sejak aku pertama kali dikenalkan oleh om.

Selama ini semua tingkah om itu ga nunjukin kalau dia punya pacar. Bahkan dia ga pernah nyinggung tentang pacar selama aku tinggal di rumahnya.

"Kara, kamu ngapain ngelamun?"

Suara om tiba-tiba membuyarkan lamunanku. Aku menoleh menatapnya dan tersenyum tipis kemudian kembali menatap keluar balkon.

"Udah malem. Masuk, nanti kamu masuk angin. Saya ga mau repot-repot ngurusin orang sakit."

Aku tersenyum kecut dan mengangguk. "Iya, om. Kara masuk dulu. Selamat malam."

Kara ga akan sakit kok om. Kalaupun Kara sakit, Kara ga akan ngerepotin om.

Kara janji.



Aku terbangun tepat pukul empat subuh, kemudian segera mandi dan menyiapkan sarapan serta bekal makan siangku dan bekal makan siang om.

Untuk sarapan hari ini aku hanya membuat omelette keju. Tidak nasi goreng lagi, takut dia bosan.

Aku menatap sarapan yang ku buat sambil tersenyum kecil.

Setelah sarapan dengan terburu-buru, aku segera berangkat ke sekolah ketika langit masih gelap. Aku sengaja berangkat lebih awal karna aku ingin berjalan kaki ke sekolah. Walaupun karna dia juga.

Kalau dipikir-pikir, ia hanya om ku saja. Tidak pantas jika aku jatuh terhadapnya, bukan?

Tidak terasa akhirnya aku sampai di sekolah. Sekolah masih sangat sepi. Tapi ternyata ada Jongin yang sudah sampai terlebih dahulu.

Aku menepuk bahu Jongin membuat ia tersentak dan menatapku dengan mata sayunya. Aku mengernyit bingung.

"Kamu kenapa, Jong?"


Jongin menggeleng kemudian menelungkupkan lagi kepalanya.

"Aku pengen cari kosan, Ra. Aku ga kuat tinggal di rumah."

***

Aku mengelus pundak Jongin dan menyodorkan segelas air padanya. Ia baru saja menceritakan semuanya padaku.

"Semangat terus, Jong. Jangan pernah nyerah oke?"

Jongin hanya diam menatap kosong langit-langit. Aku tahu bagaimana perasaannya sekarang, aku juga mengerti. Tapi aku hanya temannya, aku ga bisa ikut campur urusannya.

"Aku pulang dulu ya, Jong. Jangan lupa makan, aku udah masak." Pamitku.

Jongin mengangguk dan kembali menatap kosong langit-langit. Aku mendesah kemudian berjalan keluar dengan malas.

Aku melihat jam yang melingkar di pergelangan tanganku dan sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam.

Aku mendesah takut, apa om mencariku? Apa om akan memarahiku? Apa om akan mengadukan pada papa?

Kemudian aku segera mengambil ponselku dan menyalakannya.

Oh, tidak ada.

Ia tidak meneleponku atau mengirimiku pesan.

Setidaknya aku lega juga... bingung.

Sesampainya di rumah aku melihat ada mobil sedan berwarna merah yang terparkir di depan halaman rumah. Tentu itu bukan mobil om.

"Permisi."

Aku membuka pintu dan dua orang yang sedang tertawa di sofa ruang tengah sontak berhenti tertawa dan menatapku canggung.

"Malam, om, tante. Kara masuk kamar dulu."

Mereka mengangguk dan terus menatapku hingga aku memasuki kamar.

Pantas saja ia tidak mencariku seperti biasanya.


Kara
Papa kapan pulang?
Kangen

ATM berwalking
Masih dua bulanan lagi
Pasti kamu ada maunya ya?



Kara
Serius kangen pa
Mama sama koko gimana pa?
Baik2 aja kan?
Kara kangenn ehehe


ATM berwalking
Papa jg kangen
Kamu bulan depan udah ujian kan?
Semangat ya
Kalau nem kamu diatas 36 kita jalan2 ke korea lagi
Oke?

Kara
SIAP PAPA
Aku bakal dapet nem segitu
Pasti



ATM berwalking
Okey
Yaudah sana belajar
Papa mau kelonan dl sama mama
Dahhh❤

Kara
Dih papa:"
Lafyu atmquu❤

Aku tersenyum mengingat sebentar lagi aku ujian. Aku rindu dengan keluargaku. Walaupun aku senang tinggal di sini karna aku semakin dimanja, tapi tidak lagi semenjak satu bulan yang lalu.

to be continue...

A/n

Aku mau hiatus sebentar. Sudah mulai ada ulangan dan jurnal2 yg harus dikerjakan hehe, mohon pengertiannya❤

[1] Om LayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang