special chapter ㅡnew year

2.2K 109 20
                                    

note : ini ga ada hubungannya sama chapter sebelum maupun sesudah.
btw, ini update-an terakhir aku.

👄


Hari ini tanggal 31 Desember dan besok adalah tanggal 1 Januari yang berarti tahun baru. Setiap orang tentu merayakannya, entah dengan keluarga, teman atau pacar. Dan, dengan cara yang berbeda-beda juga. Tidak terkecuali aku. Aku juga merayakannya di belakang rumah Om Lay. Hanya kami berdua.


"Kenapa aku ga boleh ngajak Jongin sama Sehun, sih?" sewotku sambil menatapnya yang sedang menyiapkan arang untuk dijemur.


Om Lay menatapku sebentar kemudian beralih ke kegiatannya. Aku yang merasa diabaikan pun mendengus dan berdecak kemudian pergi ke dalam rumah. Sepertinya air dingin bisa meredakan emosi.



"Ngambekan."



Aku mengambil buah pisang dari keranjang dan melemparnya. "Bacot!"



"Heh! Pisang aku, kok dilempar-lempar?"













Aku mengambil dada ayam serta sosis dari dalam kulkas. Sebelum dibakar nanti, harus dibumbui dulu, kan? Ketika aku sedang mengiris-iris sosis, Om Lay meringis. "Ssh, ngilu saya liatnya."



Dengan sengaja, aku pun memotong sosis tersebut menjadi dua bagian hingga Om Lay memekik, "Ngilu, stop!"


Aku tidak peduli, aku tetap mengiris dan memotong sosis tersebut sambil menahan tawa.




"Kara, stop! Stop atau saya terkam kamu sekarang juga?"




Oke, aku menyerah. Aku meletakan pisau dan menatap Om Lay di sebelahku. "Om, mending bikin bumbunya, gih. Jangan ganggu aku. Lagian yang aku potong itu sosis sapi, bukan punya Om."





"Saya ngilu liatnya."





"Ya, jangan diliat!"




Om Lay mendengus kemudian pergi. Aku menghela napas kesal dan kembali memotong sosis.






"HWA, KARA! ADA KECOA DI BUNGKUS ARANGNYA," pekik Om Lay sambil memelukku dari belakang.





Aku mendengus dan mengarahkan pisau ke lengannya yang melingkar indah di perutku. "Lepas, ga?"





Ia mendengus dan menatapku kesal. "Mau modus aja ga boleh, kesel," dumalnya dengan bibir yang mengerucut.






"Ga usah monyong-monyong. Mau aku tampar pakai pisau?"






Muka Om Lay semakin kusut. "Ngeselin! Mending aku tahun baruan sama Tiffy." Kemudian Om Lay pergi sambil menghentakkan kakinya.




"Pergi, ga usah pulang! Kalau pulang aku kebiri!"






👄





"Om, bikin baranya dulu baru bakar sosis! Masa pakai api besar gitu, mau gosong?"




Aku terus memperhatikan Om Lay yang sedang menyiapkan arang. Melihat arang, aku jadi ingat pada Jongin. Ah, ia pasti sedang kencan dengan Soojung.



"Kipasin yang kenceng biar cepet jadi baranya."




[1] Om LayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang