"Ibu!"
Aku berbalik dan mendapati Lena sedang memeluk bonekanya. Aku berjongkok kemudian menatapnya bingung.
"Kenapa nangis?"
"Paman nyuruh Lena manggilnya Ayah," jawabnya sambil tersedu-sedu.
Aku tersenyum kemudian mengelap airmatanya. "Masa gitu aja nangis?"
"Soalnya Paman mau gigit Lena kalau Lena ga manggil Ayah."
Aku mendengus. Lama-lama kesal juga sama Om Lay kalau gini terus. Tiap datang ke rumah pasti aja ada yang dibikin nangis. Kayak sekarang ini yang dibikin nangis Lena, kemarin Leon.
"Adek gigit balik aja Pamannya," jawabku.
"Boleh?"
Aih, menggemaskan sekali. Ia memang aku ajarkan agar selalu bersikap lembut pada semua orang. Dan akibatnya begini, tiap ia ingin marah atau memukul seseorang, ia bakal minta ijin dulu.
Aku terkekeh. "Kalau sama Paman boleh, sama yang lain jangan."
Lena mengangguk kemudian berlari kembali ke ruang tengah hingga suㅡ
"AW! Kok Ayah digigit, sih?"
Aku tertawa geli mendengarnya. Ternyata putri kecilku benar-benar melaksanakan tugasnya.
"Ibu bilang, Lena boleh gigit Paman."
Om Lay mendengus. "Gitu? Oke, Ayah juga bakal gigit Ibu kamu kalau gitu."
Tawaku terhenti seketika. Kadang aku berpikir, kenapa aku bisa bertemu dengan orang berotak licik dan menyebalkan? Mungkin nanti aku akan cari orang untuk mengadopsi Om Lay.
Aku kembali fokus mencuci piring sambil bernyanyi senang.
"Ooh everytime i seeㅡ"
Vivi!
"Kok berhenti nyanyinya? Nyanyi lagi dong saya mau denger," ucapnya tepat di samping telingaku.
"Aku lagi nyuci, Om. Bisa dilepas ga itu tangannya?" tanyaku sambil menunjuk kedua tangannya yang sedang memelukku erat hingga aku sulit bernapas.
Bukannya melepaskan, ia malah membenamkan wajahnya ke ceruk leher. "Ga mau," jawabnya. "Bekas saya masih ada ternyata sampai sekarang."
Aku berdecak dan menggoyangkan kepalaku agar Om Lay berhenti menciumku. Tapi ternyata tindakanku salah. Bukannya melepaskan, tangannya malah semakin merambat naik.
"Om, jangan macem-macem," lirihku.
Om Lay terkekeh kemudian melepaskan pelukannya. "Kamu kayaknya kebanyakan minum alkohol, deh."
"Enak aja. Aku ga pernah lagi minum alkohol sejak kelulusan," jawabku. "Itu mah Om kali yang suka minum alkohol."
"Saya ga pernah minum alkohol lagi sejak saya jatuh sama kamu. Tahu kenapa?"
Aku menggeleng. "Kenapa?"
"Kamu udah terlalu memabukkan buat saya."
***
Leon dan Lena sudah kupakaikan baju santai sebelum dititipkan pada Papa dan Mama. Tidak lupa, aku juga membekalkan mereka susu serta camilan kesukaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Om Lay
Fanfiction[Om Series 1] apa yang bakal kalian lakuin kalau dihamilin sama temen Papa kalian? Started : 25 Juni 2018 Finished : 5 Januari 2019 ©Sehuntum, All Rights Reserved.