[Bonus Chapter]

1.9K 150 35
                                    

Reynand melempar masker dan wignya ke sembarang arah. Selang tiga Tahun terakhir kehidupanya berkutat pada  pekerjaanya sebagai detektif dengan sesekali home schooling.

Kini, umurnya sembilan belas tahun. Nama Henz disegani semua orang karena berhasil memecahkan banyak kasus rumit dengan cepat. Beberapa kota juga memanggilnya untuk mendapat bantuan  dari sosok Henz yang jenius.

"Bagainana kasusmu tuntas lagi?" Vandy merangkul Reynand akrab.

"Tentu saja. Memangnya aku siapa?" Reynand menyombongkan diri dan tertawa.

Vandy ikut tertawa dan melepas cengkrama mereka. Ia berbalik menatap cermin dan sibuk merapikan diri.  

Reynand menyipitkan mata. "Mau kencan sama Kaylie?"

"Iya dong, Reynand Sayang." Kaylie muncul begitu saja di depan pintu kamar Reynand.

"Jadi setelah bertahun-tahun, kapan kalian menikah?" celetuk Reynand yang membuat Vandy menjitak kepalanya.

"Jangan begitu!" Wajah Vandy bersemu merah sedikit.

Dasar Kakak Bodoh. Reynand menertawakan dalam hati. Kaylie tertawa ringan dan mengapit tangan  Vandy simpul.

Kaylie beralih menatap Reynand. "Ah ya, Reynand. Aku titip keponakanku padamu. Dia baru tiba tadi pagi dari luar kota, dan aku tidak mungkin mengajaknya kencan denganku."

Reynand baru menyadari sendari tadi sesosok gadis bertubuh mungil dengan rambut cokelat sebahu mengintip dari balik pintu.

"Nessa. Ayo ke sini," panggil Kaylie yang membuat gadis bermata cokelat itu mendekat.

"Ah, Saya Reynand." Reynand mengelurkan tangan.

Gadis itu menyambut uluran tangan Reynand. "Nessa, lima belas tahun, Kak." Ia menekan panggilan 'Kakak.'

"Sudah ya! Kalian baik-baik. Kami pergi dulu!" Vandy menuntun tunangannya beranjak kencan untuk kesekian kalinya bulan ini.

Detak jarum jam berdenting nyaring. Hening menyapa keduanya.  Nessa tampak mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar Reynand. Sedangkan Reynand sibuk menatap gadis itu dari atas sampai bawah.

"Kak. Itu apa?" Jari telunjuk Nessa terangkat dan menuju pada satu rak coeklat dua tingkat yang tertutup kain putih.

"Oh ini." Reynand bangkit dan menarik kain putih yang menutupi koleksi. "Koleksi ulatku."

"IIIHHH." Nessa keluar dari kamar dengan tergesa yang membuat senyum Reynand mengembang. Rindu bergema dalam hatinya, bersamaan dengan memorinya yang terangkat, siap menoreh kenangan baru dengan orang yang berbeda.

"Eh! Nessa tunggu Kakak!" Reynand meraih satu toples koleksinya dan beranjak menyusul Nessa.

------------
! Author Note !
------------

Hallo! Ichaa di sini.
Yah, jadi ... Icha cuma mau bilang makasih kalian udah baca Deathless sampai ke titik ini. Makasih banget udah setia nunggu Icha update dan menikmati jalur bermain Tamara, Reynand dan X dalam cerita ini.

Maafkan icha jika banyak kekurangan (khususnya soal saltik) dan kesalahan teknis lainnya dalam cerita ini. Icha harap kalian semua tidak menyesal membaca karya Icha satu ini.

Makasih. Pokoknya makasih banyak. Icha sayang kalian semua.

Icha sangat senang berinteraksi dengan kalian semua, hehehe. Salam kenal teman-teman! Kalian penghibur hati Icha yang gundah /ea/

Terkahir, terima kasih kepada grup tersayang NPC2301 dan admin event Marathon Writing Month 2018 yang berhasil memecut Icha untuk menamatkan cerita bulan ini. (Pst bentar lagi open member lho. Sila cek wall NPC2301)


Akhir kata, Ichaa sayang kalian!💕

DeathlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang