03. Tongue

7.3K 810 36
                                    

Jangan lupa pasang mulmed diatas sembari menbaca untuk pengalaman menbaca yang lebih baik.

"Buku apa yang kau baca?" Ucap Sehun menunduk 90 derajat sekedar membaca judul buku yang digenggam So Eun. "PO-SE PA-NAS DI-RAN-JANG." Eja Sehun dengan senyum miring diwajahnya.

"Mwo!?" So Eun segera membalik bukunya. Memeriksa judul buku tersebut dari sampulnya. Beberapa maid yang menyaksikan kejadian itu terlihat menahan tawa mereka termasuk sekertaris Ko. "Yahk neo-"

Cup.

Sehun mengecup bibir So Eun. Yeoja itu mematung untuk waktu yang cukup lama.

"Aku bercanda... lagi pula siapa suruh membaca buku yang judulnya saja kau tak tau." Ucap Sehun dengan nada meremehkan. "Tunggu aku dimeja makan, aku akan datang setelah membasuh diri." Sehun melangkah menaiki tangga dengan percaya diri.

"Mesum!" Gumam So Eun kesal sembari menatap kepergian Sehun.

Tak beberapa lama So Eun duduk dimeja makan, Sehun memasuki ruangan dan segera duduk disebrang So Eun.

"Bagaimana hari mu?" Tanya Sehun disela-sela acara santap malam mereka.

"Membosankan. Aku hanya mengelilingi rumah ini. Tak ada hal lain yang bisa kukakukan."

"Kalau begitu bekerjalah besok."

"Benarkah? Aku bisa melakukannya?"

"Huum. Syaratnya seorang bodyguardku akan mengawasimu. Kau akan diantar dengan mobilku. Dan aku akan menjemputmu. Setiap hari."

"Kau ingin menyiksaku? Apa yang akan dikatakan orang nantinya?"

"Memangnya apa yang bisa mereka katakan? Akan kujahit mulut mereka jika berani bicara macam-macam."

So Eun menelan ludahnya kasar kemudain menunduk dan fokus pada makanannya.

Setelah selesai makan, So Eun memutuskan untuk mencuci sendiri piring mereka. Lagi pula para maid terlihat sudah sangat lekah bekerja seharian ini. Namun tetap saja para maid masih berada disisi ruangan sekedar mengawasi.

Sehun merangkul pinggang So Eun dan menghujani lehernya dengan kecupan lembut.

"Sehun~a... hentikan... mereka melihat."

Sehun melepas rangkulannya, So Eun kemudian membalik tubuhnya dan menatap namja dihadapannya sembari berbisik. "Kau bodoh? Apa kau tidak malu?"

"Malu?" Sehun berbicara dengan keras.

"Yahk! Pelankan suara mu." Bisik So Eun penuh penekanan.

Sehun memegang pinggul So Eun kemudian mengangkat tubuh wanita itu keatas meja marmer didekat mereka.

"Berbalik!" Perintah Sehun dengan tegas. Para maid diruangan itu membalik badan mereka. "Mereka tak melihat lagi... apa harus kubuat kau mngerang disini saja?"

"Tutup mulutmu..." Bisik So Eun.

Sehun tertawa kecil kemudian menggenggam leher So Eun dan melumat bibir wanita itu. Lidah Sehun berhasil masuk kedalam mulut wanita itu ketika ia lengah. Merasakan lidah namja didepannya mengombang-ambingkan lidahnya, refleks So Eun mengatup giginya.

"Ahk!" Teriak Sehun segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya ketika ciuman mereka terlepas.

"Omo, mianhae... neo guenchana?"

"Kim So Eun neo! Ahk..." Ringis Sehun sekali lagi.

"Mianhae Sehun~na... Mianhae~" So Eun segera turun dari meja marmer itu dan menghampiri Sehun. "Mana biar kulihat..." ucap So Eun.

Dengan pelan Sehun mengeluarkan lidahnya, So Eun dengan hati-hati melihat lidah namja itu. Wajah kecut So Eun terlihat ketika ia melihat langsung hasil perbuatannya dilidah namja itu. Seketika So Eun seakan merasakan perih yang sama.

"Bagimana ini... itu berdarah..." Ucap So Eun dengan suara bergetar.

"Sudah lepaskan! Menjauh dariku." Ucap Sehun sembari memegangi lidahnya.

.
.
.

Keduanya terduduk disofa depan tv, Sehun masih memegangi lidahnya sembari meringis kesakitan sesekali. So Eun kebingungan, ia tak tau apa yang harus ia lakukan.

"Sehun~na... mianhae~"

"Jangan minta maaf, tidak perlu."

"Lagi pula kau melakukannya tiba-tiba. Aku belum terbiasa."

"Jika tidak terbiasa diam saja. Padahal aku sedang ingin-inginnya."

So Eun menatap Sehun dengan penuh penyesalan. Setelah memikirkannya dengan matang, So Eun akhirnya menemukan cara untuk menggantikan maafnya.

"Apa kau benar-benar menginginkannya?"

"Tentu saja! Kalau aku tak ingin menciummu untuk apa aku mengangkatmu keatas meja seperti itu..." Sehun mengoceh dengan imutnya. Lalu kembali meringis diakhir ocehannya.

"Aku akan melakukannya untukmu. Akan kulakukan perlahan..."

"Kalau begitu lakukan, sini..." Sehun menepuk pahanya yang kala itu tengah menyilang. Dengan ragu So Eun duduk diatas kedua paha Sehun. Digenggamnya tengkuk namja itu sembari mengigit kecil bibirnya sendiri.

So Eun mulai mengecup bibir Sehun, dimasukkannya lidahnya kedalam mulut namja itu perlahan.

"Ahk!" Ringis Sehun.

"Mian..." Ucap So Eun singkat kemudian melumat kembali bibir namja itu. Ia mencoba lagi masuk kedalam mulut Sehun. Lumatan itu terasa pelan dan hangat. Sehun mulai ikut memainkan lidahnya. Rasa perih ketika luka itu menempel pada lidah So Eun ia tahan.

Sehun merangkul pinggang So Eun erat. Tubuh mereka tak berjarak. Lumatan itu semakin dalam. Tangan Sehun mulai meraba pungung So Eun.

Tak lama setelahnya Sehun menghempas tubuh So Eun hingga wanita itu berbaring disofa. Ditindihnya tubuh wanita itu. Sementara keduanya tak berhenti memainkan permainan berujung bahaya itu.

"Ahem!" Suara sekertaris Ko segera membuat keduanya salah tingkah. Sehun segera berdiri sembari mengelus-elus kakinya sementara So Eun duduk dan mengambil vas bunga yang ada diatas meja.

"Sekertaris Ko! Neo! Wuaaaah! Kenapa selalu datang disaat-saat seperti ini huh? Sekali lagi kau datang disaat yang tidak tepat, kau kupecat."

"Maaf tuan, ada hal penting yang harus anda lihat." Sekertaris Ko terlihat menahan tawanya.

Sehun menghembus nafas berat lalu ditatapnya So Eun. Tatapan mereka bertemu kemudian Sehun mengecup kening So Eun.

"Tidurlah lebih dulu." Ucap namja itu sebelum akhirnya pergi meninggalkan yeoja miliknya.



Aigoo.. kita musnahkan sajakah sekertaris Ko?
😂😂😂




Perfect Lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang