09. Im Yours

5.6K 510 37
                                    

Nyalakan mulmed diatas untuk pengalaman membaca yang menarik.
.
.
.

Sehun tertegun sejenak kala dilihatnya ruang kerjanya kosong. Wanita yang sebelumnya ia minta untuk menunggu, tidak berada disana lagi. Meninggalkan tas serta ponselnya diatas meja kerja Sehun dan tak meninggalkan pesan apapun. Dengan panik, Sehun bergegas meletakkan teh herbal yang baru saja dibuatkan sekertarisnya. Sayangnya gelas itu terlalu dekat dengan tepi meja sehingga menimbulkan suara keras kala menyentuh lantai.

"Sial..." gumam Sehun sembari segera jongkok mengutip tiap serpihan. Bersamaan dengan datangnya sekertaris Ko kedalam ruangan, serpihan kaca gelas itu berhasil menggores ibu jari Sehun.

"Tuan-" suara sekertaris Ko terdengar khawatir. "Anda tidak apa-apa?... biar saya bereskan."

"Ani, keluarlah dan suruh beberapa bodyguard untuk mencari So Eun."

"Tapi, tuan..."

"Tidak ada tapi."

Selesai dengan serpihan gelas dilantai, Sehun bergegas keluar memeriksa tiap lantai. Para kariawan terlihat bingung melihat calon suami sang atasan berlari tergesa-gesa, seakan sedang mencari sesuatu yang amat penting.

"Mencari So Eun?"

Langkah Sehun terhenti kala pertanyaan itu menyapa telinganya. Ia membalik badan menatap seorang wanita yang baru saja ia lewati.

"Bo-ra?"

Wanita itu tersenyum tipis kemudian melangkah mendekat menghampiri Sehun. "Berita itu benar rupanya. Sudah punya penggantiku ya?"

"Mengapa kau ada disini?"

"Aku kekantormu, tapi sepertinya kau tak disana. Karena itu aku berinisiatif menemui tunanganmu."

Sehun punya banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada wanita didepannya, namun bukan itu tujuan utamanya saat ini.

"Kita bicara lain kali, sekarang dimana So Eun?"

"Kau terlihat amat khawatir... Dia ditaman belakang."

Sehun segera berlari ia tak peduli tentang respon siapapun kecuali mengetahui keadaan orang yang ia pioritaskan terlebih dahulu.

Suara sepatu yang menggesek tanah, seakan menahan tubuh sang pemiliknya terdengar ditelinga So Eun. Ia segera mendongah, mendapati Sehun diam mematung sekitar lima kaki darinya. Sehun melangkah pelan sembari membuka mantelnya. Didaratkannya mantel itu dipundak So Eun dan menjulurkan tangannya tanpa berkata apapun dan dengan ekpresi tak dapat dijelaskan.

Bahkan ketika Sehun mengendarai mobilnya, ia sama sekali tak melepas tangannya dari So Eun. Begitupun kala mereka tiba dikediaman mereka. Tak ada senyum atau sekedar tatapan hangat. So Eun juga tak dapat mengucapkan apa-apa, lebih tepatnya ia tak tau harus memulai dari mana.

Keduanya akhirnya tiba dikamar Sehun. Sehun membalik badannya dan melepas genggamannya dari So Eun. Ditatapnya mata yeojanya dalam diam sangat amat lama, seakan-akan meminta yeoja itu membuka mulutnya lebih dulu. Sedangkan So Eun hanya dapat mendengar detak jam dinding serta deruan nafas namja didepannya yang terdengar cepat dan dalam. So Eun bahkan tak tau harus menatap mata namja itu atau menunduk atas kesalahannya.

"Kau tau apa kesalahanmu?" Suara dingin itu, terasa amat menakutkan ditelinga So Eun.

"Mian..."

Sehun segera memeluk erat tubuh So Eun kemudian mengecup pucuk kepala yeoja itu. "Jangan melakukannya lagi. Mulai hari ini kau tak boleh pergi sendiri. Aku takut..."

Perfect Lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang