"Mwohago issni !?" (Apa yang kau lakukan!?) Teriakan itu terdengar tak asing ditelinga So Eun. Ya, suara Sehun.
Dengan cepat Baekhyun melepas So Eun dan mengangkat kedua tangannya keudara. "Oops..." ucap Baekhyun terlihat santai. " It's not my fault. It's her fault, who told her to be beautiful? Yes, right?"
Sehun mengambil langkah tegas. Dipukulnya rahang Baekhyun, merasa tidak puas hanya melukai sudut bibir Baekhyun, Sehun ingin melakukannya lagi. Sayangnya, So Eun menghentikannya.
"Sudah cukup... jangan lagi." Ucap So Eun yang kala itu menarik lengan dan bahu kiri Sehun untuk menjauh dari Baekhyun. "Ayo keatas, kau basuh dirimu terlebih dahulu."
"Jangan pernah menyentuhnya. Sekali lagi kau sentuh dia, akan kutembus kepalamu dengan timah panas. Camkan itu." Baekhyun hanya dapat tersenyum bengis sembari menyentuh sudut bibirnya. Dilihatnya tatapan tajam Sehun tak berhenti menatapnya sampai namja itu meninggalkan ruangan.
"Tuan, Byun? Apa anda baik-baik saja?" Sekertaris Ko segera menghampiri Baekhyun ketika Sehun meninggalkan ruangan. Dengan berat Baekhyun menegakkan tubuhnya kemudian berjalan menuju kamarnya tanpa meninggalkan sepatah katapun.
Dikamar Sehun, So Eun hanya dapat duduk ditepi tempat tidur namja itu sembari menunggu Sehun keluar dari kamar mandi. Tak lama, Sehun keluar dengan mantel handuknya dan segera memasuki ruang ganti pribadinya.
"Sehun~a... apa kau masih marah?"
Sehun keluar dari kamar gantinya dengan celana hitam mengkilat miliknya. Namja itu tak memakai atasan, dia hanya membawa kemeja putih yang menggantung dilengannya. Sehun kemudian menatap So Eun dalam diam cukup lama kemudian memakai kemejanya. "Menurutmu nyonya Oh? Apa aku kelihatan bahagia?"
"Maaf kan aku..."
Sehun yang baru saja ingin mengancing kemejanya, kini berhenti dan menatap So Eun yang kini duduk sembari menunduk.
"Kenapa kau minta maaf? Apa kau memberinya ijin untuk melakukan itu padamu?"
So Eun menegakkan kepalanya kemudian ditatapnya wajah Sehun sejenak kemudian kembali menatap kesembarang arah, seakan ia tengah berbicara dengan angin.
"Tidak, hanya saja..."
"Kalau begitu simpan permintaan maafmu nyonya Oh." Sehun kembali mengancing kemejanya satu demi satu, lalu menghempaskan dirinya keatas tempat tidur miliknya ketika kemejanya telah melekat sempurna ditubuhnya. "Kemarilah..." Sehun menepuk dadanya beberapa kali, kemudian So Eun mendaratkan kepalanya disana. "Jangan pernah minta maaf atas kesalahan yang tidak kau lakukan. Itu hanya akan membuatmu dalam bahaya. Ara?" Sehun mengelus rambut So Eun pelan, dan So Eun hanya mengangguk. Ketika dilihat Sehun tanda merah yang ditinggalkan Baekhyun dileher wanitanya, Sehun merasa risih. "Apa ini sakit?" Sehun menyentuh cap merah dileher So Eun itu.
"Sedikit." Balas So Eun sembari sedikit mengangguk.
"Ijinkan aku menghilangkannya. Aku tak bisa melihat itu ada disana."
So Eun menatap mata namjanya yang terlihat serius. Tapi ia yakin, bahwa ini tidak akan berakhir hanya untuk menghilangkan apa yang ditinggalkan Baekhyun. Ia tau Sehun akan melakukan lebih, sebab ia pria. Selalu akan ada naluri pria, sudah hukum alam bukan? Karena itu So Eun mengangguk, mengambil segala resiko yang akan terjadi. Ia siap, tubuhnya menjadi milik Sehun.
.
.
.So Eun terbangun tanpa sehelai benangpun ditubuhnya. Beruntungnya, Sehun menutupi tubuh yeojanya dengan memeluknya dibawah selimut yang sudah amat hangat itu. Ditatap So Eun wajah Sehun yang amat dekat dengannya, lalu dikecupnya bibir merekah namja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Lies ✔
FanfictionAda kebohongan sempurna yang Sehun rahasiakan... Sehun menjebak So Eun dalam sebuah ikatan pernikahan yang bahkan tidak ia ketahui alasannya. Bukan untuk melepas rasa bersalah yang menghantuinya atau melepas rasa yang telah lama disimpan. Semua ter...