01. Sadness Without Words

9.8K 914 45
                                    

Pintu kayu berukiran bunga-bunga cantik itu terbuka lebar takkala So Eun tiba. Seorang pelayan segera mengangkat koper So Eun untuk dibawa kekamar yang sudah disediakan. Sekertaris Ko terlihat menghampiri dengan langkah cepat.

"Selamat datang nyonya, silahkan lewat sini..."

So Eun mengambil langkah tegas, sementara sekertaris Ko mengikutinya. So Eun dituntun menuju sebuah kamar dengan balkon terbuka lebar. Deruan angin begitu terasa ketika So Eun menapakkan kaki dikamar itu. Pemandangan menakjubkan disuguhkan langsung oleh alam untuk wanita itu.

"Anda bisa besiap-siapa nyonya, ketika anda selesai temui saya dilantai dasar. Akan saya antarkan anda pada tuan Oh."

"Baiklah, terimakasih sekertaris Ko."

So Eun mendengar beberapa suara tawa diluar balkon. Dengan langkah anggunnya ia mencoba mencari tau dari mana asal suara tersebut. Ketika matanya melihat pemandangan dibawah balkonnya, betapa terkejutnya dia melihat belasan wanita asing maupun lokal dengan bikini minim mereka. Dilihatnya seorang pria diantara mereka yang sudah tidak asing dimatanya. Oh Sehun, pria itu duduk ditepi kolam dengan dua yeoja dikanan kirinya. Bertelanjang dada, sembari meneguk gelas campagne nya.

Sehun mendongah, tatapan mereka bertemu kemudian pria itu tersenyum tipis sembari mengangkat gelas campagnenya kearah So Eun.

"Benar-benar pria mesum!" Gumam So Eun.

So Eun keluar dari kamarnya, menuruni tangga satu demi satu. Dilihatnya sekertaris Ko sudah berada dilantai dasar. Lalu tersenyum padanya dengan ramah.

"Sebelah sini nyonya..."

So Eun mengikuti langkah Sekertaris Ko. Ketika sampai dilihatnya Sehun dari jauh. Kemudian So Eun mencoba meniru senyum sinis Sehun. Tentu ia tak mau kalah.

So Eun melangkah menuju kursi berjemur disisi kolam. Ia duduk menyilang kaki sembari menatap Sehun yang kelihatannya tengah asyik dengan wanita-wanitanya. Sehun terlihat melirik kearah sekertaris Ko, seperti memberi aba-aba.

"Nona-nona! Kalian bisa keluar sekarang." Ucap sekertaris Ko kemudian yeoja yeoja cantik itu melangkah pergi.

Sehun bangkit dari duduknya, melangkah mendekati So Eun kemudian duduk dikursi berjemur yang satunya.

"Senang melihatmu disini nyonya Oh."

"Benarkah? Kelihatannya kau membenci kehadiranku tuan Oh. Apa aku mengganggu waktu senang-senangmu?" So Eun beranjak dari duduknya dan berdiri menyilang lengan ditepi kolam.

"Ucapanmu terdengar seperti kau sedang cemburu, apa aku benar nyonya Oh?"

"Mwo?" So Eun membalik tubuhnya, dan dengan cepat lelaki dengan dada bidang itu memeluknya. Mendaratkan dagunya dibahu So Eun seakan benar-benar merindukan wanita itu.

"Aku tidak akan berpaling kewanita lain. Aku hanya akan menjadikanmu tahananku seorang. Percayalah."

"Mworago???" So Eun mendorong kuat tubuh Sehun namun Sehun semakin mengekangnya.

"Mau mandi denganku?"

"Mw-Waaaa!" So Eun berteriak kala Sehun membalik tubuh dan membiarkan punggunya menyentuh permukaan air kolam. Sementara So Eun dengan refleks memeluk erat leher Sehun.

Suara percikan air terdengar cukup keras. Tak lama setelahnya kedua insan itu mulai terlihat kelur dari kolam. So Eun terlihat batuk-batuk sambil memukul kecil punggung Sehun.

"Sehun~a... neo! Uhuk!"

Sehun tertawa terbahak kemudian memeluk tubuh itu erat dan memutarnya bagaikan komidi putar. Ini pertama kali ia mendengar wanita itu memanggil namanya dengan sangat santai, setelah bertahun-tahun berlalu.

Perfect Lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang