Pasang mulmed diatas untuk pengalaman membaca yang lebih menarik.
"Pagi nyonya..." Sapaan sekertaris Ko terdengar aneh ditelinga So Eun ketika ia mulai memikirkan apa yang dilakukan sekertaris Ko padanya kemarin. Ia mulai berpikir tentang alasan-alasan dibalik tingkah sekertaris Ko. "Pagi..." Jawab So Eun tersenyum simpul sebelum sekertaris Ko menyadari keadaan canggung yang ia timbulkan jikalau ia terus saja bungkam. So Eun duduk dimeja makan, kemudian menunggu Sehun untuk turun. Cukup lama menunggu, So Eun mulai tak sabar. Ditinggalkannya sarapan mewah diatas meja untuk mengecek keadaan Sehun.
Tok tok... pintu kamar Sehun diketuk pelan. "Sehun~a... aku masuk ya." Setelah ucapan itu ia utarakan ia melangkah masuk, tapi tak ditemukannya pria itu didalam sana. Ia kemudian memutuskan untuk turun dan bertanya pada sekertaris Ko, namun langkahnya terhenti ketika dilihatnya pintu ruang kerja Sehun sedikit terbuka. Dengan sedikit mengintip, ia lalu melangkah masuk setelah didapatinya pria yang ia cari berada disana.
"Pagi..." Sapa So Eun lembut. Sehun yang menyadari kedatangan So Eun segera mendongah dan memperbaiki letak kacamata bacanya sembari tersenyum. "Pagi nyonya Oh." Balas Sehun kemudian kembali menatap lembaran kerjanya.
"Igeon mwoya?" So Eun menarik selembar kertas dari meja kerja Sehun "Kau... apa kau tidur semalam?" So Eun yang berdiri disisi Sehun, menatap pria itu sembari menunggu jawaban dari mulut namjanya.
"Ani, aku tidak tidur semalam. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."
"Apapun itu setidaknya kau harus sarapan dan sedikit beristirahat." So Eun meletakkan kembali selembar kertas yang dia ambil kemudian mendaratkan kedua telapak tangannya dibahu lebar Sehun. "Kalau begitu, akan kubawa sarapan kita kesini. Cangkaman~..." Baru saja So Eun ingin melangkah pergi, Sehun menarik pinggang yeoja itu hingga yeoja itu mendarat dipangkuannya. "Jangan pergi, aku membutuhkanmu disini." Mendengar ucapan Sehun, So Eun segera melingkarkan tangannya dileher namja itu dan bersandar dibahu lebarnya.
"Petrov, tolong bawakan sarapan saya dan nyonya keruang kerja." Sehun kemudian menutup telephonenya. Tak berselang lama, seorang pria asing dengan seragam kokinya memasuki ruangan diikuti beberapa maid. "Sarapan anda tiba tuan. Saya permisi..." Sang koki dan para maid segera keluar setelah sebelumnya menunduk.
"Kajja." Sehun melirik kebahu kananya, tepat dimana So Eun bersandar dibahunya. Dikecupnya kening So Eun sebelum akhirnya keduanya memilih untuk bangkit dan menyantap sarapan mereka.
Disisi lain, Baekhyun baru saja keluar dari kamarnya, dan tanpa sengaja melihat bagimana kedua insan itu memadu kasih dipagi hari. "Ck. Cham..." Ucapnya sebelum akhirnya kembali melangkah sembari menggelengkan kepalanya.
"Selamat pagi tuan..." Baekhyun segera menatap orang yang baru saja menyapanya. Dilihatnya sekertaris Ko dalam diam cukup lama sembari menggulung lengan kemejanya keatas. "Kenapa kau melakukannya?" Pertanyaan Baekhyun mengacu pada tindakan sekertaris Ko kemarin, namun sepertinya sekertaris Ko tidak paham akan pertanyaan tersebut. "Me-melakukan itu? Maksud anda..."
"Lupakan." Ucap Baekhyun dengan kedua lengan dalam saku celananya. Pria itu kemudian mendekat, menepis jaraknya antara sang sekertaris. "Bekerjalah dengan baik. Ara?" Ucap Baekhyun sembari merapikan letak dasi sekertaris Ko yang sebenarnya sudah terlihat sempurna sebelum akhirnya menaiki kendaraan pribadinya.
.
.
.So Eun tiba dikantor Sehun, semua mata kariawan disana seakan-akan menatapnya penuh kebencian. Yang bisa ia lakukan hanya berjalan dengan kepala menunduk, hingga ia menabrak sesuatu didepannya, dan menjatuhkan bekal makan siang yang sengaja ia buatkan untuk Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Lies ✔
FanfictionAda kebohongan sempurna yang Sehun rahasiakan... Sehun menjebak So Eun dalam sebuah ikatan pernikahan yang bahkan tidak ia ketahui alasannya. Bukan untuk melepas rasa bersalah yang menghantuinya atau melepas rasa yang telah lama disimpan. Semua ter...