Pasang mulmed diatas ya...
Maaf typo betebaran.
Sehun menutup matanya, nafasnya memburu, kemudian dengan pasti telunjuknya bergerak mundur.
DAAAR!
Suara tembakan itu menggema, Sehun menjatuhkan senjata api ditangannya begitu saja. Setelah berbalik barulah ia membuka matanya. Langkahnya berat namun gontai, menaiki satu demi satu anak tangga. Menyisakan kesunyian yang teramat.
So Eun membuka matanya perlahan. Pandangannya kabur, ia tak hisa melihat segala sesuatu dengan jelas. Punggung Sehun terlihat samar-samar menjauh darinya. Kepala So Eun terasa amat berat dan yang ia inginkan hanya namja yang sama sekali tak menoleh kearahnya.
"Sehun-na~" Hanya suara kecil itu yang bisa ia andalkan. Suara yang sepenuhnya seperti bergumam.
BRUK. Tubuh yeoja itu terkulai lemah diatas lantai.
Mendengar suara itu Sehun segera berbalik, ia yakin tak mengenai wanita itu, ia yakin tak menembaknya. Lalu kenapa? Mengapa wanita itu terjatuh?
.
.
.Mata So Eun mengerjap untuk beberapa saat. Siluet namja tegap ia lihat tak jauh darinya. Menatap So Eun dalan diam, hingga pandangan So Eun mulai jelas, bahwa namja itu adalah Sehun.
"Sehun-na..."
"Jangan katakan apapun. Aku tak mau dengar apa-apa saat ini."
So Eun bangkit dari tidurnya, ia duduk tanpa bantuan namja itu. Tatapan Sehun tak lagi sama. Ada keraguan yang teramat besar dari tatapan namja itu.
"14 hari. Hasil tes DNA nya akan keluar. Hanya untuk 14 hari, aku bukanlah Sehun yang sama. Aku ingin kita jaga jarak."
"M-mwo?"
"Kau bisa pulang kapan pun kau mau. Sekertaris Ko akan terus disampingmu."
Sehun meninggalkan ruangan tanpa meninggalkan kehangatan. So Eun hanya dapat menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan suara tangisnya. Ia tak akan bisa, ia tentu tak akan kuat.
Tok tok! Sekertaris Ko membuka pintu. Ia melangkah pelan menuju So Eun yang terlihat tengah duduk ditepi tempat tidur. So Eun memang memutuskan untuk pulang pagi ini, ia yakin ia bisa memperbaiki segalanya.
"Maaf nyonya, tapi... tuan ingin anda menandatangani ini."
Selembar kertas keluar dari map cokelat yang digenggam sekertaris Ko. Kertas itu, berisikan kesepakatan bahwa Taeyang Co. Beralih kepemimpinan. Hanya butuh tanda tangan So Eun diatas kertas itu, disana tanda tangan Sehun telah terpampang dengan rapinya.
Mengingat bagaimana Sehun berjanji mempercayakan Taeyang Co untuk So Eun pimpin. Mengingat bagaimana Sehun yakin So eun tak akan berhianat dan mempercayakan segala saham ditangan So Eun. Semua seakan terasa sia-sia. Kepercayaan namja itu benar-benar hilang. So Eun ingin menjerit, meronta jika bisa. Namun yang ia lukan hanya menatap kertas itu sambil menahan tangisnya.
Mengusap bulir air mata dipipinya dengan kasar, So Eun meraih pena dari tangan sekertaris Ko dan segera menandatangani kertas itu. Kali ini, ia tak lagi percaya bisa memperbaiki segalanya. Memang sudah tak ada jalan lagi untuk mereka. Sudah tak ada kepercayaan diantara keduanya. Baik Sehun maupun So Eun, keduanya tak bisa saling percaya lagi.
"Sekertaris Ko... dimana tuan Baek?"
.
.
.So Eun masuk keruang dimana seorang namja berbaring kaku dengan alat-alat medis mengelilinginya. Dengan langkah takut, So Eun memberanikan diri duduk dikursi tepat disamping tubuh Baekhyun. Hanya namja itu yang kini ia percaya. Hanya Baekhyun satu-satunya yang tau kebenaran diantara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Lies ✔
FanfictionAda kebohongan sempurna yang Sehun rahasiakan... Sehun menjebak So Eun dalam sebuah ikatan pernikahan yang bahkan tidak ia ketahui alasannya. Bukan untuk melepas rasa bersalah yang menghantuinya atau melepas rasa yang telah lama disimpan. Semua ter...