Nyalakan mulmed diatas untuk pengalaman membaca yang menarik.
Sehun menggenggam erat tangan So Eun ketika mereka menuruni tangga. Sekertaris Ko cukup terkejut akan kemajuan itu. Padahal barus kemarin malam sekertaris Ko menyarankan untuk menghentikan semuanya.
"Tolong pasangkan." Ucap Sehun memberikan dasi digenggaman tangan kirinya pada So Eun. Dengan senyum lebar So Eun dengan senang hati melingkarkan dasi itu dileher namjanya. Sehun sedikit menunduk agar memudahkan So Eun melakukannya.
"Cium." Ucap Sehun memanyunkan bibirnya.
"Banyak orang." Bisik So Eun.
Sehun membuka matanya, ditatapnya para maid dan sekertaris Ko yang berada disekitar mereka. "Apa yang kalian tunggu! Berbalik!" Tegas Sehun kemudian kembali menunduk sedikit kearah So Eun dan menutup matanya.
Cup.
Dirasakannya bibir So Eun kenempel dibibirnya sejenak kemudian ia tertawa kecil. "Apa-apaan itu... "
"Nanti kau terlambat, sesingkatnya saja."
Sehun kemudian memeluk So Eun kemudian mendaratkan dagunya dibahu So Eun. Dikecupnya leher itu sejenak kemudian dilepasnya kembali pelukannya. "Kalau begitu aku pergi..." Sehun menarik kepala So Eun lembut dan mengecup kening yeoja itu.
"Satu lagi, segeralah bersiap. Kau akan kekantor hari ini kan?"
"Iya aku ingat." So Eun melambaikan tangannya diudara. Begitupun Sehun. Pria itu akhirnya menghilang dibalik pintu mobil mewah miliknya.
Setelah berbenah, So Eun masuk kemobil yang sudah disiapkan Sehun. Dilihatnya sekertaris Jung berada dikursi kemudi. Dengan senyum mengembang So Eun menyapanya.
"Selamat pagi nona Jung, apa kau akan mengantarkanku kali ini?"
"Ya, nyonya. Tuan Oh meminta saya mengantar nyonya ketempat kerja."
"Ah, benarkah? Kalau begitu ayo berangkat."
So Eun tersenyum antusias. Sesuatu tampak jelas sangat berbeda pada mood yeoja itu.
"Mengapa anda tersenyum nyonya?"
"Aku tersenyum? Kapan? Aku tidak tersenyum..."
"Baiklah saya akan berpura-pura tak melihatnya."
"Apakah sangat jelas?"
"Tentu nyonya."
So Eun menggigit kukunya gemas. Sesuatu benar-benar membuat hari ini terasa lebih indah baginya. Setibanya dikantor, para kariwan terlihat menatapnya. So Eun masih tidak peduli sampai langkahnya terhenti ketika didengarnya sesuatu yang menganggu pikirannya.
"Bukankah dia akan segera bangkrut. Apa yang dilakukannya disini?"
"Dia benar-benar menjual dirinya demi uang."
"Tutup mulut kalian, dia itu masih presdir kita."
Nafas So Eun terasa tersendat. Air matanya telah mengaburkan pandangannya. Seseorang menggenggam lengan So Eun dari belakang. Kemudian dengan terkejut So Eun menoleh kesisi kirinya. Dilihatnya Sehun menatapnya sembari tersenyum. Jika saja pria itu tak datang tepat waktu, mungkin air mata itu akan segera terjatuh.
"Uljima..." Ucap Sehun mengelus pipi So Eun dengan ibu jarinya. "Aku disini, kan aku tak akan melepaskanmu..." Sehun menggenggam kedua tangan So Eun menangkup keduanya ditangan besarnya. "Kuatkan dirimu, kau akan mendengar banyak hal menyakitkan setelah hari ini."
Keduanya berjalan bersama, Sehun mengajarkan So Eun untuk percaya diri. Digenggamnya lengan wanita itu erat, menunjukkan pada semua orang bahwa ia sangat mencintai wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Lies ✔
FanfictionAda kebohongan sempurna yang Sehun rahasiakan... Sehun menjebak So Eun dalam sebuah ikatan pernikahan yang bahkan tidak ia ketahui alasannya. Bukan untuk melepas rasa bersalah yang menghantuinya atau melepas rasa yang telah lama disimpan. Semua ter...