21. D-Day

3.7K 358 54
                                    

"Seharusnya kau mengerti. Sehun tidak bisa terus hidup seperti ini. Keluarga Oh juga butuh keturunan. Aku tak akan menyuruhmu meninggalkannya, kendae, aku tau seseorang yang siap menjadi wanita simpanan. Ketahuilah bahwa ini adalah jalan yang terbaik. So Eun-na... Sehun tak bisa berharap lagi darimu."

Ucapan itu tak henti-hentinya mengusik pikiran So Eun. Selagi ia menahan nafas panjangnya didalam air. So Eun memejamkan matanya. Ia menyakinkan dirinya dengan satu jawaban. Kini ia hanya perlu memikirkan konsekuensinya.

Suara riak air terdengar, tubuh So Eun terguncang sedikit. So Eun membuka matanya perlahan, melihat pria yang menyelam menujunya itu dengan wajah khawatir. Lalu So Eun kini merasa yakin, bahwa alasan pria yang ia cintai itu berekpresi khawatir adalah dirinya. Yang menyulitkan Sehun adalah dirinya.

Sehun menangkap tubuh So Eun yang kala itu meringkuk didasar kolam renang. Diangkatnya tubuh yeoja itu hingga duduk ditepi kolam renang sementara Sehun masih mengambil nafas panjangnya.

"Kau gila!" Sehun terhenti sejenak, masih belum sanggup melanjutkan kata-katanya. "Mengapa melakukan itu? A-apa kau tak tau betapa ketakutannya aku?"

So Eun menatap wajah kesulitan namjanya dengan amat teliti.

"Kau tak akan mengatakan apapun? Kau benar-benar akan diam seperti in-"

So Eun berdiri lalu mengambil mantel handuk yang sebelumnya ia tinggalkan ditepi kolam renang. Ia meninggalkan Sehun dengan kebingungannya didalam kolam.

Sehun memasuki rumah dan segera disambut para maid yang membawakannya handuk. Tatapan Sehun tak bisa lepas dari So Eun yang kala itu melangkah menaiki tangga.

"Nyonya Park, apa yang terjadi? Mengapa..."

"Saya juga kurang tahu tuan. Nyonya sudah berenang sejak jam sepuluh pagi tadi seusai pulang. Saya khawatir sehingga meminta tuan untuk segera pulang."

"Memangnya kemana dia sebelum jam sepuluh?"

"Tidak ada yang tau tuan. Nyonya menyetir sendiri pagi tadi."

Sehun keluar dari kamar mandi dan menghampiri So Eun yang sudah berbaring ditempat tidur. Ia masuk kedalam selimut dan baru saja menyentuh pipi So Eun namun yeoja itu membalik badannya membelakangi Sehun. Yap... sesuatu pasti terjadi.

Esoknya, kala hujan deras menghiasi langit malam di Seoul. Sehun menerima pesan dari So Eun untuk menemuinya disebuah restoran mewah. Tanpa banyak bertanya, Sehun segera berangkat.

"Anyeonghasseo seonim, sudahkah anda memesan meja?" Ucap salah seorang pelayan menyambut kehadiran Sehun.

"Ahk ne... atas nama Oh Sehun."

"Sebelah sini..." ucap sang pelayan mengarahkan.

Sehun termenung tak jauh dari meja. Dimeja itu seorang yeoja duduk lalu kemudian berdiri menyambut kedatangan Sehun. Yeoja yang sama sekali tak pernah Sehun lihat sebelumnya.

Thingk! Sebuah pesan masuk.

Mianhae Sehun-na...
Yeoja didepan mu adalah Song Hye Ryn. Dia bersedia menggantikan peranku.
Jangan lakukan apapun. Untuk saat ini, jebal... buka hatimu untuknya. Kita memerlukannya. Geujhi?

Sehun lantas melihat sekelilingnya, berharap ia melihat sosok yeoja yang ia kenal. Jauh disisi lain ruangan, Sehun melihat So Eun menatap dirinya sambil tersenyum kemudian menoleh kearah lain.

Akan kulakukan. Karena itu berhenti menangis dimejamu. Orang lain memperhatikanmu. Sekarang... aku sangat marah. Aku membencimu. Kendae... anehnya aku masih mencintaimu. Wae?

Perfect Lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang