Bab 14 ||Harapan Musnah

192 8 0
                                    

"Aelah, tolongin gue bangsat."

~Kevin

"Eh broo kenapa tuh muka? Lagi banyak masalah ya?" Tanya lelaki berambut gondrong itu, teman clubbing Saga.

Saga menghela napas gusar, tak menjawab pertanyaan lelaki itu, ia ke kelab ingin menenangkan diri tapi apa yang ia dapat, pikirannya tetap saja tak karuan. Sial.

"Ga ... ada cewek baru yang kayaknya tertarik sama lo," Saga mengernyit sebentar lalu menatap lawan bicaranya di samping, yang asik memainkan benda pipih itu.

"Siapa?" tanya Saga cuek, lelaki di sampingnya seperti sedang mencari seseorang sambil celingukan kesana kemari.

"Nah itu dia!" tunjuknya pada seorang cewek yang berjalan ke arah mereka berdua sambil melemparkan senyum.

"Yaudah, gue cabut dulu, nikmatin aja broo." lalu lelaki itu menjauh, Saga menatap intens cewek yang sudah berdiri di depannya sambil tersenyum menggoda.

"Gue Dea," ucapnya lalu mengulurkan tangan ke depan Saga, Saga menerima uluran tangannya sambil tersenyum.

Tanpa mereka sadari sepasang mata sedang menatap tajam ke arahnya sambil mengepalkan tinju kuat-kuat. Pemandangan itu membuatnya ingin melemparkan cewek sialan itu. Bisa-bisanya ia bercumbu mesra dengan laki-laki lain.

"Saga makasih udah temenin gue malam ini," ucap Dea malu-malu yang ditanggapi dengan deheman oleh Saga. Hitung-hitung Saga beruntung bisa melupakan masalahnya sebentar. Benar luar biasa.

Cewek itu melenggang pergi sambil tersenyum licik, bersyukur Deren tak mendapatinya malam ini. Ia terus berjalan tanpa peduli di sekitarnya

SREKKK

Tarikan kuat di lengannya seketika membuatnya tercekat. Itu Deren ... benar Deren. Apakah Deren melihat semuanya. Oh tentu saja.

"CEWEK BRENGSEK." Maki Deren penuh amarah sambil menyudutkan Dea di batang pohon. Sementara Dea tak berkutik. Ia benar- benar syok, mungkin sebentar lagi ia akan melihat neraka.

"Brengsek! Masih untung gue mau nikah sama lo. Kalau bukan bokap lo sahabatnya bokap gue, gue nggak bakal mau sama cewek kayak lo!!!" Bentak Deren dengan wajah memerah serta urat-urat di lehernya terlihat menonjol.

"Beruntung gue maafin kali ini. Lain kali berulah. Lo mati di tangan gue," desis Deren murka dengan menggertakan gigi-giginya, terdengar mengerikan di telinga Dea. Dea layaknya mayat hidup, pucat mendengar ancaman suaminya. Benar kata Deren harusnya ia bersyukur kali ini karena sudah diampuni.

Saga yang hendak pulang terpaksa mengintip karena mendengar suara bentakan, ia membelalakkan mata tak percaya. Ternyata cewek yang tadi di ciumnya telah bersuami. Sialan memang.

Bukannya tak mau menolong tapi cewek itu telah memiliki suami. Dari pada ia berurusan dengan rumah tangga orang lain mending ia pulang mengurusi dirinya dengan segala kehampaannya.

                             ***

Langkahnya menaiki anak tangga seketika terhenti karena ponselnya berdering, ia langsung merogohnya dan menatapnya sekilas.

"Gaaa!!! ... aelah bangsat, tolongin gueee!" Saga meringis mendengar teriakan sahabatnya dan spontan menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Elo kenapa bangsat! Otw gue!!" teriaknya tak kalah keras. Bisa dipastikan cicak-cicak yang nemplok di tembok rumahnya pasti pada berjatuhan-saking kagetnya. Ia memutar tubuhnya lalu lari menuruni anak tangga dan melesat pergi.

"Aelah nyusahin aja tuh anak. Bangsat
emang!" Gerutunya.

Publish_Maret 2019

===

Author jeda dulu

Terimakasih telah mampir

Salam hangat🧡

~Yani Kim

Abu-abu (Saga Alexander) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang