Saga ingin sekali menghapus air mata sang mama.
Saga dan Algeo bertemu di salah satu kafe favorite mereka, kali ini mereka berdua terlihat lebih cool, mungkin karena efek pakaian yang mereka kenakan.
"Kita langsung aja berangkat, beberapa menit lagi makan malamnya dimulai." ajak Geo, yang diangguki oleh Saga.
Selama perjalanan mereka banyak berbicara tentang kenakalan masing-masing, entah kenapa keakraban diantara mereka mudah sekali terjalin.
"Mungkin saatnya kita tobat kali ya." Celetuk Geo dan Saga bersamaan, keduanya lalu kembali tertawa.
Selang beberapa menit, akhirnya mereka sampai, keduanya terlihat biasa saja tetapi sebenarnya rasa gugup tak luput mereka rasakan, tatapan memuja dari orang-orang yang di lewatinya, seolah tersihir karena aura mereka berdua.
Mereka mengikuti salah satu pelayan yang menunjukkan tempat yang mereka maksud.
Saga menghela napas berat, mencoba menghilangkan kegugupan yang dirasakannya, ia dan Geo berdiri cukup lama di ambang pintu, karena percakapan orang di dalam sana.
"Saya mau hak asuh anak jatuh di tangan saya." Geo mengintip, di dalam sana ada beberapa orang yang tak di kenalnya.
"Tidak, saya tidak ingin kamu mengambilnya dari saya, dialah hidup saya." Wanita itu mulai geram.
"Dia akan bahagia bila bersama saya, saya punya segalanya."
"Aku akan menghubunginya, menyuruhnya kesini dan biarkan dia yang menentukan, dia akan tinggal sama saya atau sama kamu!"
"Kenapa tidak aktif sih." Wanita itu berucap putus asa.
Akhirnya Saga dan Geo memutuskan masuk, karena merasa sudah terlalu lama berdiri. Semua yang makan di dalam membelakangi pintu restoran kecuali orang tua Geo dan satu lagi lelaki paruh baya.
"Maaf kami datang terlambat." ucap Geo, Wiranto, ayah Tristan kaget bukan main karena orang yang berdiri di depannya, lebih tepatnya orang yang berada di samping Algeo, yaitu Saga.
Wiranto tak percaya bahwa anak itu tumbuh menjadi lelaki tampan, ia sekilas melirik rekan kerjanya.
Mereka berdua masih setia berdiri, satu-satunya orang yang tak menggubris kehadiran mereka adalah wanita itu, yang sibuk menghubungi seseorang.
"Saya akan pergi." ucap wanita itu lirih yang hanya didengar oleh orang di depannya, ayah Algeo.
Winda bangkit berdiri, memutar tubuhnya ke arah pintu keluar, pandangannya terpaku, begitupun sebaliknya, Saga Alexander, keduanya saling melemparkan tatapan kaget, tidak ada lagi kata yang mampu menggambarkan keterkejutan serta kebingungan di antara mereka.
Saga tidak tahu pria mana yang berbicara tentang hak asuh, yang pasti salah satu di antara mereka berdua. Entah apa atau memang ego yang mereka miliki, keduanya tetap bungkam, tak ada yang berbicara lebih dulu, Winda menangis, entah apa yang dirasakan Saga, ia ingin sekali menghapus air mata mamanya.
Winda melangkah, melirik sekilas Algeo lalu benar-benar keluar dari restoran.
"Sudah, ayo duduk," lelaki paruh baya itu memanggil mereka.
"Iya pah," ucap Geo, lalu mendekat bersama Saga.
Saga menatap bergantian kedua lelaki di depannya, ia bingung pria yang mana yang berbicara dengan mamanya.
"Saya izin pulang om, tante," pamit Saga sesopan mungkin setelah menyantap satu sendok makanannya, ia lalu bangkit berdiri.
"Kok buru-buru?" Geo memandang Saga heran, "gue ada urusan mendadak." Putusnya lalu benar-benar melangkah keluar.
"Siapa nama teman kamu?"tanya pria paruh baya itu bersamaan. Geo memandang bergantian orang di depannya, bingung.
"Lex, cuma itu yang aku tahu tentang namanya," jawab Geo acuh, kedua orang di depannya memandangnya bingung, apakah ada nama sependek itu?
"Randy, tolong cari tahu orang yang namanya Lex teman Tristan."
Randy mengernyit setelah mendapat satu pesan, merasa tak pernah mendengar nama itu bahkan belum pernah, apalagi teman Tristan, sepertinya mustahil.
Publish_Mei 2019
==
Pernah Author ketemu teman sekolah di luar, lupa di mana wkwkwk. Ekh sumpah! Jangankan saling sapa, tatap-tatapan aja nggak. Kayak gimana gituuu. Berasa aneh ga sih huhuhu
Udah bisa nebak belum?
Makasih udah mampir🤗
Salam hangat🧡
~Yani Kim
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu-abu (Saga Alexander) ✔
Novela JuvenilBaca aja dulu beberapa part, kali aja terjungkal :D Kisah yang pelik mewarnai perjalanan hidup seorang Saga. Satu demi satu semuanya terungkap. Persahabatan, permusuhan, kekeluargaan. Menjadi satu dan rumit terselesaikan. #Publish 2019 #Republish 20...