Bab 17 || Gudang

194 10 0
                                    

"Siap-siap aja mulai dari sekarang," desis Saga.

Nhatalia melotot pada orang di depannya. Ia mengempaskan pemilik tangan yang mencekal lengannya. Namun, orang di depannya semakin mencekalnya kuat.

"Lo yang nabrak gue waktu itu kan?"

DEG!

Baru kali ini nyalinya menciut karena cowok di hadapannya. Saga terus menatapnya tajam seperti siap melemparkan bom saat itu juga.

"Kenapa diam, bisu, huh!" bentak saga semakin membuat cewek itu greget.

"Sial, kenapa gue nggak bisa ngomong sih," cicitnya dalam hati.

"Ikut gue!" ia tersentak kaget melihat Saga menarik lengannya kuat, ia hanya pasrah mengikutinya.

Saga terus menyusuri koridor kampus hingga ia menghilang di ujung lorong.

Brakk

Saga mengempaskan lengan itu dengan kasar, Nhatalia yang alhasil belum siap menyeimbangkan tubuhnya harus naas menabrak tumpukan kardus.

"Eww." Ringisan itu berhasil lolos dari bibirnya. "Bisa sopan nggak sih lo," tunjuk Nhatalia sambil berusaha berdiri. Sementara orang di depannya hanya menatapnya datar, tak terusik sedikitpun.

Saga masih tak bergeming, ia masih menatap gadis di depannya dengan ekspresi datar.

"Minta maaf di kaki gue," pinta Saga sambil melipat tangan di dada. Tak memedulikan Nhatalia yang menatapnya kaget sekaligus ingin sekali melemparkannya keluar angkasa.

"Maksud lo apaan? Lo pikir lo siapa!" sergah Nhatalia yang sudah memiliki keberanian, bahkan kini ia balik membalas tatapan Saga yang sangat tajam.

"Nggak ingat waktu nabrak gue?" Saga maju selangkah, masih setia melemparkan tatapan tajam.

"Terus lo nyeret gue ke gudang cuma karena itu, cuma karena gue nabrak lo?! Banci," sungut Nhatalia mulai kesal bercampur marah, cowok di depannya benar-benar tidak punya perasaan.

"Tunduk gue bilang!" tegas Saga, semakin melangkah maju.

"Nggak! Gue nggak bakal minta maaf sama lo," teriak Nhatalia menatap lekat Saga, yang selangkah di depannya. Saga menautkan alis tak percaya. Tak ada orang yg berani menantangnya apalagi seorang cewek, tapi orang di depannya benar benar menguji kesabarannya.

"Oke!" putus Saga akhirnya sambil berdehem, menampakkan smirk andalannya. Namun, itu tidak membuat Nhatalia getir, tapi justru membuat cewek di depannya bingung dengan perubahan Saga yg terbilang singkat.

Perlahan Nhatalia melangkah mundur. Namun sial, tembok tepat di belakangnya. Saga menunduk tepat didepan wajah cewek itu, spontan Nhatalia menahan napas.

"Siap-siap aja mulai dari sekarang," desis Saga tepat di telinga Nhatalia. Cewek itu seketika melotot mendengar ucapan mengerikan itu, belum sempurna ia mencerna ucapan Saga. Lelaki itu telah melangkah keluar gudang, menyisakan Nhatalia yang tak mengerti dengan maksud ucapan Saga barusan.

"Dasar cowok sinting," ucapnya pada diri sendiri lalu meninggalkan gudang.

Nhatalia mendengus sebal sambil mengotak-atik ponselnya . Gara-gara Saga menyeretnya ke gudang alhasil janjinya dengan seseorang batal.

Nhatalia kembali memakai topi kesayangannya lalu melenggang pergi.

**

Saga sudah berada di tengah lapangan bersama Kevin, bermain basket. Langit terlihat agak mendung pertanda akan hujan.

"Cabut yok, udah mau hujan nih," ajak Kevin yang hanya di angguki oleh Saga. Lalu mereka mengambil tas masing-masing di pinggir lapangan dan berjalan menuju kelas.

"Hoamm."

Kevin terlihat mengantuk apalagi di luar mulai hujan. "Ga ... ke kelab yok!" Ajak Kevin sambil meregangkan tubuhnya.

"Ga!"

Saga mengernyit.

"Yok ke kelab aja, Bosan gue di sini mulu!" Kata Kevin gusar. Melihat sahabatnya hanya asik dengan ponselnya, membuat Kevin mendengus kasar karena terabaikan.

BRAKK....

Saga melemparkan tatapan tajamnya karena Kevin menggebrak meja, membuatnya terlonjat kaget.

"Sialan," maki Saga jengkel.

"Tumben lo sibuk sama tuh ponsel, apa jangan-jangan...," goda Kevin menaik- turunkan alisnya.

"Apaan?" delik Saga.

"Lo lagi liatin yang haram yah," lanjut Kevin pura pura jijik.

Alhasil Saga menimpuk sahabatnya dengan kasar, "tuh mulut disaring kalo ngomong," dengusnya kemudian. Kevin yang melihat sahabatnya hanya tertawa terbahak-bahak sambil bangkit berdiri yang disusul oleh Saga.

Mereka berniat pulang tapi melihat hujan belum reda terpaksa mereka berdiri di koridor, menunggu hujan reda.

Sementara di seberang jalan, cewek dengan topi hitam itu terlihat duduk di halte.

Bangke!

Sungutnya kesal.

Grace Nhatalia, cewek itu sesekali merapatkan jaketnya lantaran udara dingin, sudah setengah jam ia duduk di halte tapi orang yang di tunggu belum juga datang.

"Gue penasaran sama kalung berbandul bintang yang dipake cowok sialan itu," gumam Nhatalia menatap langit yang meneteskan tangisannya.

Publish_April 2019

====

Terimakasih telah mampir🤗

Salam hangat🧡

~Yani Kim

Abu-abu (Saga Alexander) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang