Keterlambatan yang hakiki.
Winda makin hari makin dibuat pusing oleh anaknya itu, bagaimana tidak lagi-lagi Saga terlibat balapan liar yang membuat dirinya selalu dihubungi pihak berwajib untuk menjelaskan berbagai hal bahkan harus meminta maaf berkali-kali, tak memedulikan rasa malunya.
Namun, anak itu tak pernah berterima kasih sekalipun, menyebalkan memang. Tapi harus bagaimana lagi semua ini harus dihadapinya agar ia tak semakin jauh dari anak sematawayangnya itu.
•••
Waktu menunjukkan pukul 8.30 yang berarti hanya tersisa 30 menit untuk bisa membangunkan Saga, menyuruhnya mandi yang biasanya ia menghabiskan selama 20 menit.
Entah apa yang dilakukannya selama itu, benar-benar menyebalkan, lalu sarapan, setelah itu jarak ke kampus 20 menit paling cepat kalau tidak terlalu macet.
"Benar-benar telat total kalau kayak gini." Terawang Kevin sambil berkacak pinggang.
Orang di hadapannya pun masih terlelap pulas dengan dengkuran halus. Ia melangkah mendekati Saga lalu menarik selimutnya tetapi tak bergeming sedikit pun. Ia menghela napas jengkel sambil meraih bantal dan menimpuknya tapi masih tak bergerak juga.
Bisa-bisa ia terlambat total dan berakhir dengan dimarahi dosen killer botak itu. Pikirnya.
Tanpa memedulikan Saga, Kevin melangkah keluar, buru-buru menuruni anak tangga dan menyambar kunci motornya yang tergeletak di atas meja. Ia lebih baik menggunakan sepeda motor demi mengejar keterlambatannya.
Benar dugaannya, jalan sudah mulai macet dan terlihat lampu merah di depan sana, membuatnya menghela napas gusar sambil melirik jam tangannya dengan panik. Setelah lampu merah berakhir ia buru-buru memacu motornya dengan kecepatan tinggi tanpa memedulikan tatapan orang-orang yang memandangnya aneh karena ia terus membunyikan klakson bak penjual ikan.
Sementara tak jauh di belakang sana, Nhatalia memandang jengkel motor yang seenak jidatnya berkendara, membunyikan klakson dan membuat beberapa pengendara kaget sambil mengelus dada.
Selang beberapa menit, Kevin tiba dan buru-buru menuju kelasnya.
Kevin mendaratkan pantatnya di kursi dengan setengah bantingan, orang di sampingnya terperanjat kaget tak percaya, Zemy yang melihat penampilan Kevin dengan wajah memerah serta napas ngos-ngosan bak habis dikejar anjing gila membuatnya melotot. Melihat dosen killer itu masuk ia mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada Kevin.Tringgg....tringggg.....
Saga terperanjat kaget mendengar alarm berbunyi. Seingatnya ia tak punya alarm, sesaat ia memandangi sekeliling kamar sambil mengucek matanya, berniat tidur kembali sambil menarik selimut.
Ia kembali menegakkan tubuhnya dan baru sadar bahwa ia di kamarnya Kevin. Dengan kesadaran penuh disertai jantung berdegup tak karuan. Ia kembali meraih ponselnya di atas meja kecil di samping kasur lalu menyentuh layar.
BRUKK
Suara hantaman pintu kamar mandi berbunyi, bagaimana tidak, Saga tersandung kakinya sendiri setelah melompat dari kasur dan meraih handuk milik Kevin sembarang.
Yang membuatnya mengeluarkan sumpah serapah sambil meringis akibat menabrak pintu kamar mandi , buru-buru ia menyiram tubuhnya sambil mengomel tak jelas, lalu memakai sabun sekilas, memakai sampo dan menyikat gigi, ia tak lagi memedulikan sakitnya karena sibuk mengumpat.
Yang ada dipikirannya saat ini, ia harus berhadapan dengan dosen killer itu dan jam sialan itu menunjukkan pukul 9 lewat. Benar-benar keterlambatan yang luar biasa.
Dengan rambut acak-acakkan tanpa menyisirnya, ia buru- buru mengenakan celana jeansnya, kemeja, ransel dan tak lupa meraih sepatunya. Dengan gaya seperti itu Saga terlihat keren, tapi ahh bukan itu yang paling penting.
Tak butuh sepuluh menit ia buru-buru menuruni tangga dan langsung menyalakan mobilnya lalu memacunya secepat mungkin. Sesekali ia terlihat memukul stir mobil dan membunyikan klakson terus menerus, "shit," umpatnya penuh emosi, bagaimana mungkin sahabat sialannya itu tak membangunkannya, omelnya sepanjang jalan.
Berhasil melewati kemacetan lalu lintas, tak butuh waktu lama ia sudah tiba depan kampus. Memarkirkan mobilnya, keluar tergesa-gesa kemudian berlari di sepanjang koridor. Beberapa mahasiswa menatapnya bingung. Ia terus berlari lalu belok kiri tetapi seketika langkahnya terhenti mendadak
DEG! Jantung Saga berdegup kencang
Publish_April 2019
====
Hayooo kenapaaaa😂
Cuma mau bilang terimakasih telah hadir melalui tulisan ini^^
Salam hangat🧡
~Yani Kim
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu-abu (Saga Alexander) ✔
Fiksi RemajaBaca aja dulu beberapa part, kali aja terjungkal :D Kisah yang pelik mewarnai perjalanan hidup seorang Saga. Satu demi satu semuanya terungkap. Persahabatan, permusuhan, kekeluargaan. Menjadi satu dan rumit terselesaikan. #Publish 2019 #Republish 20...