Bab 11 || Rahasia Saga

209 9 2
                                    

"Saga punya rahasia"

~Randy

Tristan cukup populer di kampusnya, banyak yang mengantre ingin menjadi pacarnya. Tapi sifatnya tidak beda jauh dengan Saga. Memacari lalu meninggalkannya.

Tristan masih memikirkan perkataan ayahnya. Ia mengusap wajah frustrasi. Mungkin jika ada yang melihatnya saat ini akan mengatakannya setress. Bagaimana tidak. Rambut yang acak-acakan, baju berantakan ditambah wajah kusut. Ia mencoba memejamkan matanya sejenak. Menikmati kesendiriannya sambil terus mencari cara agar bisa membatalkan permintaan ayahnya.

Derrrttt...

Baru saja ia ingin merelaksasikan pikirannya. Tristan yang merasakan sesuatu bergetar di balik saku celananya terpaksa membuka matanya sambil merogoh benda pipih itu dengan kasar.

Apa lagi sih, keluhnya.

Lalu mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa sang penelepon yang mengganggu itu.

"Tristan lo di mana? lo di kampus kan?" tanya Randy di seberang sana.

"Iya gue di kampus, ngapain telepon gue?" Tanya Tristan sewot. Seperti orang yang lagi ngambek ke pacarnya.

"Sialan, gue khawatir bego, gue kesana sekarang."

Randy langsung memutuskan sepihak. Tristan menatap ponselnya sambil mendengus kesal. Khawatir? Kaya gue lagi sekarat aja. Kesalnya tak karuan.

Randy langsung melajukan mobilnya menuju kampus. Setelah menempuh waktu kurang lebih 20 menit, akhirnya ia sampai.

Ia langsung turun dan berjalan cepat menuju kelas Tristan, tapi orang yang di carinya tidak ada dan bodohnya Randy tidak menanyakan posisi Tristan dimana, ia kembali merogoh ponselnya.

"Lo di mana sih bangsat!" teriak Randy jengkel.

"Di Taman." Lalu diputuskan sepihak.

Randy memandangi ponselnya kesal dan langsung ke taman. Ia mengedarkan pandangan dan langsung menangkap sosok Tristan sedang duduk sendirian seperti orang lagi putus cinta.

Randy sampai di depan Tristan. Berdiri cukup lama sambil menautkan alis. Tristan yang menunduk sambil menutup wajahnya tak menyadari kedatangan Randy.

"HM"

Tristan mengangkat kepalanya setelah mendengar deheman. Tanpa disuruh Randy langsung duduk di samping Tristan. Namun, lagi-lagi sahabatnya itu hanya menatapnya datar yang sulit diartikan.

"Gue heran kenapa lo ke taman. Dan ini yang pertama kalinya. Gue pikir akan ke hotel dengan beberapa cewek-cewek seksi."

Tristan hanya menoleh sekilas sebelum kembali menatap lurus. Tak berminat membalas lelucon sahabatnya. Randy hanya mendesah melihat tingkah Tristan, ia tahu Tristan ada masalah lagi.

"Cerita ke gue Tannn, elo kalau bungkam gini terus seakan gue hamilin elo dan nggak mau bertanggung jawab." ucap Randy tanpa dosa, yang langsung dihadiahi tatapan kesal oleh Tristan.

BUGHH!

Randy tersungkur ke tanah. Kaget atas tindakan Tristan barusan, sambil memegangi sudut bibirnya yang berdarah ia kembali duduk.

"Sialan, gue nggak bisa terima!" teriaknya frustrasi. Randy hanya mendengus kesal, tak mengerti apa maksud Tristan barusan.

"Lihat gue bego kalau lagi ngomong, nggak bisa terima apa?" tanya Randy kesal sekaligus bingung.

"Gue bakal keluar negeri dan gue udah berangkat besok," tuturnya lemas, Randy terkejut bahkan sangat terkejut.

"APA! Maksudnya lo bakal pergi gituuu? Bakal ninggalin gue gitu!" teriaknya sambil melotot sebelum Tristan kembali bercerita.

"Gue nggak tahu pasti kenapa bokap gue kayak gitu. Tapi alasan yang gue tahu karena gue balapan lagi dan mobil gue udah di tangan Saga," ucapnya lagi.

Randy manggut-manggut tanda mengerti. Ia juga baru menyadari wajah sahabatnya lebih parah dari yang ia pikir, seperti habis adu tinju.

"Nurut aja Tan, mungkin bokap lo ingin lo berubah lebih baik. Terutama lo yang suka main cewek, jangan sampai ngerusak mereka walaupun mereka udah rusak sebelumnya yang pasti bukan lo yang ngerusak mereka."

Nasihat Randy yang hanya dibalas anggukan oleh Tristan.

Tristan memikirkan kembali perkataan sahabatnya, ada benarnya juga, mungkin ia harus menerima keputusan ayahnya. Hidupnya sudah cukup rusak akibat pergaulan yang bebas.

"Gimana ... lo mau bersenang-senang sebentar sebelum ninggalin gue?" Tantang Randy tersenyum miring.

Tristan tahu maksud dari perkataan sahabatnya. Setelah mengangguk, ia akhirnya beranjak lalu meninggalkan tempat itu.

"Lo tahu nggak kalau sebenarnya Saga punya satu rahasia tentang keluarganya dan juga seseorang dari masa lalunya," terang Randy bersemangat.

Jangan tanya kenapa Randy bisa tahu, karena ia memang manusia serba tahu><

Publish_Maret_2019

===
Mampuss si Tristannn, ini anak bagusnya diapain yak?

Makasih yang sudah mampir walaupun hanya sebentar^^

Salam hangat🧡

~Yani Kim

Abu-abu (Saga Alexander) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang