"Hidup gue berantakan."
~Saga
"Yo Lex, maaf gue telat datang," Geo langsung duduk, berhadapan dengan Saga.
Saga dan Geo mengadakan janji untuk bertemu di salah satu kafe yang cukup terkenal.
"Gue berasa hidup kali ini," Geo memandang Saga sejenak, lalu berdehem, kali ini Saga menatapnya sambil tersenyum.
"Entah kenapa gue penasaran sama hidup lo Lex."
"Hidup gue berantakan," Saga memandang Geo acuh, "bokap gue yang udah pergi diusia gue yang baru dua tahun, ninggalin nyokap dan gue di rumah itu, nyokap yang harus menjadi tanggung jawab keluarga." Geo merasa iba, hatinya berdesir nyeri, andai ia berada di posisi itu, mungkin ia tak kan sanggup.
Saga melanjutkan ceritanya, "Sementara gue cuma bisa bikin susah, gue ngerusak hidup gue sendiri, gue benci tapi gue nggak tahu apa yang harus gue benci, sampai-sampai gue lampiasin semua pada kenakalan bahkan gue ngebenci nyokap gue yang terlalu bodoh, nyokap gue nggak bisa mempertahankan rumah tangganya, gue-". Setetes kristal bening berhasil lolos, Saga nyaris meneteskan air mata, namun harus ditahannya, ia malu jika Geo mengetahui hal itu.
"Gak usah malu, cerita aja semuanya," ucap Geo nyaris berbisik lalu menepuk pundak Saga menenangkan.
"Gue nggak bakal maafin orang itu," desis Saga terdengar ngeri di telinga Geo.
"Maaf papa datang terlambat."
Mereka duduk dengan penuh kecanggungan, sedari tadi Saga mengumpat dalam hati, karena merasa malu pasalnya matanya memerah, ketahuan sekali kalau ia habis mellow drama, sial.
"Ini pah ... namanya Lex," mereka saling bersalaman.
"Dia udah nolongin Geo dari pengeroyokan beberapa hari lalu."
Ayahnya menatap Geo berang.
"Papa udah ngelarang kamu untuk balapan, jadi jangan buat masalah lagi," desis ayahnya menahan amarah, tak memedulikan keberadaan Saga.
Saga terkesiap mendengar penuturan lelaki paruh baya itu, Geo ternyata anak balap, tapi kenapa Saga tak pernah melihatnya.
"Terima kasih Lex sudah menolong anak saya, saya tidak menyangka Geo bertemu orang yang begitu baik, jadilah sahabatnya Geo," ucap pria itu lagi, Saga hanya terpaku di tempat tak menyangka ada seseorang yang mengatakannya baik, beginikah rasanya dipuji oleh seorang ayah.
"Papa pergi dulu, ada urusan penting, anak itu mesti mendapat pelajaran, pesan sepuasnya nanti papa bayar." ucapnya lalu melenggang pergi.
"Thanks pa!" Teriak Geo lalu kembali duduk.
***
"Mas dari mana?" Tanya wanita paruh baya itu.
"Ketemu Geo."
"Lalu mas mau kemana lagi?"
"Aku mau mempersiapkan sebuah tempat, khusus untuk seseorang." ucapnya lalu pergi lagi setelah mengambil beberapa berkas. Membuat sang istri gusar akan tingkah sang suami.
******
"Oh ya, bentar malam, bokap gue bakal booking tempat makan gitu, kita berdua diundang."
"Kenapa?"Saga mengangkat alisnya tanda tak mengerti.
Geo menepuk pundaknya, "bokap gue bakal nunjukin sesuatu yang menarik." Saga semakin tak mengerti, Geo hanya tersenyum misterius.
"Yaudah, ayo cabut."
***
"Yakin bakal nemuin bokap lo?" Tristan menoleh, menatap gadis yang juga balas menatapnya.
"Iya, tapi lo ikut bareng gue, lo jadi pacar gue".
"Ha!"
"Lo mau kan?" Tristan meraih kedua tangan Grace, memberikan tatapan menuntut, andai bukan perkataan Geo, ia tidak mungkin melakukannya tapi karena cewek ini juga terlihat cewek yang baik, mungkin ini saatnya ia mejalin hubungan yang serius.
"Beri gue waktu, gue nggak sembarang terima orang." Tristan menghela napas gusar.
Publish_April 2019
**
Suka kesel kalo ada cowok seenaknya, macam si Tristan ini... tapi kalo cakep gak papa sih wkwkwk🤣🤣saya ikhlas sepenuh hati.
Terimakasih telah mampir^^ ditunggu komentar lucu-lucunya^^
Salam hangat🧡
~Yani Kim
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu-abu (Saga Alexander) ✔
Novela JuvenilBaca aja dulu beberapa part, kali aja terjungkal :D Kisah yang pelik mewarnai perjalanan hidup seorang Saga. Satu demi satu semuanya terungkap. Persahabatan, permusuhan, kekeluargaan. Menjadi satu dan rumit terselesaikan. #Publish 2019 #Republish 20...