Ini pertama kalinya Aku bisa jalan berdua sama kamu, dan jujur aku senang banget Alvaro!!!
÷*÷*÷*÷*÷
Suasana ini tidak pernah bisa membuat Alvaro bosan. Dirinya selalu senang dengan keramaian, selalu ingin bersosialisasi kepada siapapun yang tengah berlalu lalang di hadapannya. Akan tetapi sayang, Alvaro tidak mungkin melakukan hal itu. Malah yang ada ia bisa di anggap gila.
Jadi, dia hanya bisa menatap jalanan kota Jakarta dari atas jembatan penyebrangan. Tiada henti senyum terus terukir di wajahnya. Bagi Varo melihat keindahan yang ada di bawah sana, seperti ia bisa merasakan kesejukan dalam hatinya. Meskipun hanya ada lalu lalang orang, dan kedaraan melintas. Gedung-gedung tinggi masih, bercahaya di setiap lantainya. membuat suasana gelap saat ini terlihat lumayan gemerlap dan... cukup indah.
"Seindah tuhan menciptakan bidadari."
Tepat saat dia mengucapkan kalimat itu, Seorang gadis yang memakai dress ketat berwarna merah. Lantas berhenti di belakang Alvaro. Dia memutar badan dan melongok untuk melihat ke arah cowok yang masih tersenyum sembari menatap Jalanan di bawah sana. Dahi gadis itu berkerut...
'sepertinya aku kenal dia,' -gumamnya dalam hati.
Dia masih sibuk memandangi wajah cowok itu, mencoba memastikan bahwa dugaannya tidak salah. Sampai sesaat kemudian, gadis itu menjentikkan Jempol dan telunjuknya hingga menimbulkan bunyi.
CTAK!
"Alvaro? Kamu Alvaro kan?" Gadis itu berbicara dengan nada tinggi. Seolah merasa senang, dan jujur saja itu membuat Alvaro sedikit terkejut.
"I-iya gu-gue Alvaro, lo... siapa ya?" Varo bertanya sambil memandanginya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Gadis yang ada di depannya mengenakan mini dress tanpa lengan berwarna merah marun.
'Gila kali ni cewek, seksi amat. Malem-malem pakai ginian, ga dingin apa ya?' -Batinnya menilai.
"Kenalin, aku Siska Devalea. Kita tetangga kelas loh. Aku temen sekelasnya Caca." ucap gadis itu sambil menggenggam tangan kanan Alvaro cukup kuat, karena merasa senang pada pertemuannya dengan Alvaro. Jika kalian bertanya, bagaimana Siska bisa tau kalau Alvaro mengenal Caca? Tentu saja tau, bukankah gosip tentang dua manusia itu memang sangat populer di sekolah? Kalian tentu paham akan hal itu.
"Oooh... hehe, kok gue nggak tau ya." tanya Varo dengan tampang sedikit bodoh. Tapi memang dia tidak mengenali siapa gadis ini. Dan juga, setau Varo tidak ada siswi di kelas Caca yang memiliki gaya yang cukup modis seperti dia.
"Ehm, soalnya gue jarang keluar kelas."
Alvaro hanya menjawab ucapan gadis itu. Dengan satu huruf-
'O'.
"Yaudah lupain aja, eh iya. Btw kamu ngapain di sini?" Siska, mencoba mencairkan suasana.
"Gue? Enggak ada sih, cuman pingin cari angin aja."
Siska menganggukkan kepalanya.
"Lah, kalau lo. Lo ngapain disini, dan dari mana, pakaian lo kenapa kaya gitu?" ucap Alvaro sambil menunjuk ke arah Siska.
Siska tersenyum sambil membelalakkan matanya merasa sedikit malu.
'Kenapa aku bisa sebodoh ini sih, malu deh! Nanti Alvaro ngira aku yang nggak-nggak lagi. Duh kamu bego Siska!!!'
Batinnya berteriak, sambil menepuk dahinya. Siska meringis lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Itu, tadi..." belum sempat Siska menyelesaikan ucapannya, sebuah Jaket sudah menggantung di pundaknya.
"Udah, nggak penting buat gue. Nih, lo pake aja Jaket gue. Dan, rumah lo di mana? biar gue antar ya. Nggak baik anak gadis malam-malam di luar rumah dengan pakaian begini."
Ucap Alvaro, yang membuat Siska merasa takjub dengan perlakuan cowok itu. Tanpa ia sadari pipinya bersemu. Bagi Siska ini adalah pengalaman pertama dirinya di perlakukan dengan manis oleh seseorang. Apalagi yang melakukannya adalah orang yang sudah lama ia sukai secara diam-diam.
"Hei, kok bengong?" Siska tersadar dari lamunannya dan tersenyum ke arah Alvaro.
"Makasih." Ucapnya tulus.
___________________________
Sejak kejadian tadi, tiada henti gadis itu terus tersenyum. Wajahnya bersemu merah, dan matanya berbinar. Karena kejadian yang tak pernah terduga sebelumnya, ia tidak pernah menyangka akan bertemu, berjalan berdampingan, bahkan duduk berdua di atas kendaraan milik Alvaro.
"Ahhh. Ini gila!!!" Siska berteriak di balik bantal.
Dia menelentangkan tubuhnya dan menatap ke langit-langit kamar bercat putih, yang kini sudah sedikit menguning dan berlumut karena rembesan air. Dia bukanlah anak orang berada, hidup dan memiliki tempat tinggal bagi gadis itu adalah cukup. Gadis itu memejamkan matanya dan menghirup udara dalam-dalam.
"Ini adalah hal terindah yang nggak pernah aku duga sebelumnya. Dan Ini pertamakalinya aku bisa dekat sama kamu, jujur aku seneng banget Alvaro..."
Ucap Siska masih dengan senyum yang belum juga hilang dari wajahnya. Dia benar-benar bahagia.
×÷×÷×÷×÷×
Thank you.
Salam manis.😘😘
#ElissaMisca.f.
#16/04/2k18
#Story teen fiction

KAMU SEDANG MEMBACA
Alvaro
Fiksi Remaja"Alah! Lo di depan dia aja nggak berani. Apa perlu biar gue yang jadi wakil, dan bilang ke Caca kaya gini. 'Ca, boleh nggak Alvaro bilang. Caca aku rindu.' cuih! najis Ro." Alvaro mendadak sakit hati mendengar ucapan Iyok. Namun dia berusaha untuk t...