Mungkin gue nggak bisa banyak bersabar, tapi gue yakin. Suatu saat lo pasti balas perasaan gue.
✴✴✴
"Lo itu suka kebiasaan ya Ca. Setiap gue cari, selalu sembunyi."
Gadis itu mendongak karena terkejut dengan kehadiran seorang cowok yang sangat tiba-tiba. Sesaat kemudian, kepalanya mengikuti gerak tubuh orang yang kini sudah duduk tepat di sampingnya.
"Gue capek tau, setiap hari harus selalu ngejar lo." ucapnya sambil mendesah kasar.
"Kalau lo capek, kenapa masih ngejar." balas Caca sedikit ketus.
"Nggak tau kenapa. Hati gue maunya lari ke elo terus."
Memang benar, dia bahkan bingung sendiri hanya karena rasa cintanya yang begitu dalam pada gadis itu. Sampai-sampai tak bisa berpaling.
"Kenapa lo suka sama gue?" tanya si gadis tanpa memandang ke arah Varo itu.
"Gue juga nggak ngerti Ca..." ucapnya dengan suara lirih. Seakan berpikir ingin menyerah tapi hatinya berkata tidak. Gadis itupun tak menjawab. Hanya bisa terdiam, hatinya terasa sedikit ngilu. Kalau di pikir lagi, sebenarnya dia sangat ingin membalas perasaan cowok berandalan itu. Hanya saja...
Apakah pembuktiannya sudah cukup?
Apakah hanya segini saja perjuangannya?
"Ro..." panggil gadis itu dengan suara lirih.
"Iya Ca kenapa?" cowok itu menjawab dengan dengan suara lembut.
"Menurut lo, selama ini gue selalu ketus, dan nggak perduli sama lo itu... lo tau kenapa?"
"Gue boleh ge'er nggak?"
"Ya terserah. Jawabannya kan ada sama lo."
"Gue nggak yakin. Tapi, menurut gue. Lo bukannya gak perduli sih sama gue. Itu karena lo cuman mau ngeliat seberapa kuat gue berjuang untuk elo kan?"
Felica terdiam mendengar ucapan Alvaro. Namun perlahan dia mulai menunjukkan senyumannya.
"Lo tau, tapi lo udah ungkapin duluan."
Ucap Caca dengan wajah agak sedikit ketus. Alvaro terdiam cukup lama, dia agak sedikit bingung dengan apa yang dimaksud oleh gadis itu. Mengapa harus menunggu lama untuk menerima pernyataan cintanya. Padahal sudah begitu banyak perjuangan yang Varo lakukan untuk membahagiakannya. Apa lagi yang ingin ia lihat darinya. Bukankah itu sudah cukup?
"Maaf Ca, perasaan gue bukan buat main-main. Gue bukan nggak bisa banyak berjuang buat lo. Tapi coba lo fikir, siapa yang bisa tahan kalau segala perjuangan yang dia lakukan nggak pernah di lirik sama sekali. Lo sadar nggak, perlahan-lahan lo membuat perasaan gue makin sakit. Gue juga jadi makin gak tahan dengan sikap lo yang seperti itu Ca!"
Alvaro menarik nafas sejenak.
"Jangan lo fikir, cowok punya banyak kesabaran untuk terus berjuang. Gue manusia Ca, gue nggak bisa kalau lo terus bersikap seperti itu ke gue. Gue punya batas kesabaran. Dan gue masih berusaha bertahan, karena gue bener-bener cinta sama lo."
Gadis itu masih diam. Tak bergeming sedikit pun. Mimik wajahnya tak terbaca, entah marah, sedih, kesal, atau bahagia. Tidak tau. Dia hanya diam dengan tatapan kosong.
"Kenapa diam?"
"Sorry..." ucap Caca lirih...
"Gue sadar, mungkin gue nggak pantas buat lo. Gue akan mundur Ca, gue mungkin nggak bisa banyak bersabar, Tapi gue yakin. Suatu saat lo pasti balas perasaan gue."
Alvaro beranjak dari tempat duduknya. Dia meninggalkan gadis itu. Namun sebelum semakin jauh, dia berhenti sesaat dan menatap punggung gadis itu.
"Aku pasti tunggu jawaban kamu, sampai kamu luluh." Ucapnya sambil tersenyum tipis...
✴✴✴
Hallo guys.
So sorry kalau cerita ini ngaret lamaaaa banget.Karena rutinitas pekerjaan yang super duper syibuk...
Terimakasih untuk kesetiaan kalian yang masih mau menunggu cerita ini.
Sampai bertemu lagi di chapter berikutnya ya....See u
#Eliscamisca.f
#22/11/19

KAMU SEDANG MEMBACA
Alvaro
Fiksi Remaja"Alah! Lo di depan dia aja nggak berani. Apa perlu biar gue yang jadi wakil, dan bilang ke Caca kaya gini. 'Ca, boleh nggak Alvaro bilang. Caca aku rindu.' cuih! najis Ro." Alvaro mendadak sakit hati mendengar ucapan Iyok. Namun dia berusaha untuk t...