'Terkadang, kita perlu berjuang untuk Cinta.
Dan Yakinlah, bahwa perjuangan, takkan pernah menghianati hasil.'💝💝💝
"Bang! Kok lo o'on sih..." seru Fini sambil menjitak dahi cowok itu. Alvaro baru saja bercerita tentang apa yang di alaminya tadi kepada Fini dan Iyok. Tentu saja, siapa yang tidak gemas. Alvaro cukup bodoh untuk mengerti kode cewek.
"Ya gimana, abisnya gue nggak ngerti sama tu cewek. Main tarik-tarik tangan gue cuma buat ngomong 'terimakasih' Ya udah gue jawab aja sama-sama, Terus pergi." ucap Alvaro dengan polosnya.
"YA ENGGAK GITU JUGA BAMBANG!!!" Fini menekan kata-katanya. Gadis itu sedikit gemas dengan cara berfikir teman Kakaknya yang agak bego itu.
"Sabar Fin..." ucap Iyok tak jauh dari tempat mereka berdua berada.
"Haaahh!!! Terus rencana lo selanjutnya apa?" Fini mecoba berusaha memaklumi sikap Alvaro.
"Kalo ini kan salah gue. Jadi, gue mau selesaikan semuanya sendiri. Kalian tenang aja, gak lama lagi, gue pasti jadian sama Caca. Doain aja..."
Fini menghembuskan nafas kasar, mulai jengah. Begitupun Iyok, yang membalas perkataan Varo dengan deheman.
"Yaudah, gue cabut duluan. Thanks ya Fin, udah bantuin gue. YOK! GUA BALIK!!!" Alvaro berlalu pergi sambil berteriak. Dia menuju ke tempat di mana motornya terpakir.
💕💕💕
"Permisi...." Alvaro memanggil seseorang untuk membukakan pintu gerbang. Kini dia tengah berada di rumah gadis pujaanya.
"Maaf, cari siapa ya dek?" tanya salah seorang satpam yang menjaga rumah itu.
"Felica nya ada pak?"
"Oh tunggu sebentar saya cek dulu."
Alvaro membalikkan tubuhnya membelakangi gerbang, Dengan perasaan sedikit resah. Kali ini dia tidak ingin bermain-main lagi. Dia akan mengatakan apapun yang ada di hati nya.
"Huuuh... semoga kali ini berhasil." ucapnya meyakinkan diri sendiri.
"Hello?" suara seorang gadis menyapa Alvaro. Dirinya yakin kalau orang yang di tunggu sudah berada di belakangnya. Ia pun membalikkan tubuhnya menghadap ke asal suara itu.
"Ha—hai." ucap Alvaro sedikit gugub.
Caca mengerutkan dahinya melihat tingkah Alvaro.
"Ngapain lo kesini?" tanya gadis itu dengan nada ketus.
"Nyariin lo. Gue mau ngajak lo ke suatu tempat." Alvaro berusaha tenang.
"Ga bisa, gue sibuk!"
Saat Caca hendak menutup gerbang rumahnya. Di tahan oleh Alvaro, mau tidak mau Caca membiarkan cowok itu. Dan memberinya satu kesempatan, lagi pula dia juga ingin tau, apa yang ingin di katakan oleh Alvaro kepada dirinya.
"Please, kali ini gue serius. Gue janji nggak akan lama, gue cuma pengen ngasih tau satu hal aja kok ke lo. Setelahnya, terserah lo deh gue gak akan maksa lagi." Alvaro memohon dengan wajah memelas. Caca menghembuskan nafas kasar.
"Masuk!" Kata gadis itu.
Alvaro tersenyum dan membawa kendaraannya memasukki halaman rumah Caca. Setelahnya, dia masuk dan duduk di salah satu ruang keluarga.
"Orang tua lo kemana Ca?" Alvaro bertanya tanpa ragu.
"Ke luar kota, btw lo mau minum apa?"
"Nggak usah repot-repot Ca. Air mineral aja gapapa."
"Gue ambil dulu minuman nya."
"Oke."
Caca pergi mengambilkan minuman untuk Alvaro. Cowok itu duduk sambil mengusap kan kedua telapak tangan nya. Dia terlihat agak gusar. Kulit wajahnya yang kecoklatan itu sedikit memerah. Tak lama gadis yang mengenakan kaus oblong warna hitam itu datang. Membawakan segelas air mineral, dan juga sepiring camilan untuk cowok itu.
"Buruan di minum, muka lo pucet banget soalnya." Alvaro pun meneguk air itu hingga tandas.
"Lo dehidrasi ya? Aneh bang—" Alvaro meraih tangan Caca. Gadis itu terdiam dengan ekspresi bertanya.
"Ca gue suka sama lo!"
Seketika Caca lemas dan terduduk di lantai.
Rasanya seperti tersambar petir di siang hari. Ia terkejut dengan ucapan yang Alvaro lontarkan.Jantungnya pun tiba-tiba saja berdegub cukup kencang.'Gue gak salah denger kan...?'—batin Caca bergumam.
Alvaro yang mulai menyadari raut wajah Caca, ia mencoba untuk tetap tenang. Berusaha mengontrol jantungnya, dan memanfaatkan kesempatan ini untuk menyatakan perasaan yang sebenar-benarnya.
"Sejak pertama kali gue lihat lo. Sejak saat itu gue udah jatuh cinta. Lo nggak perlu bingung, yang terpenting sekarang, gue cuma mau bilang..."
Alvaro menarik nafas dan menghembuskan nya perlahan.
"Gue serius cinta sama lo. Gue nggak mau lo pergi ninggalin gue. Gue nggak mau lo jutekin lagi. Gue juga nggak mau lo terus-terusan menghindar dari gue. Dan lo juga harus bisa percaya, kalau gue bukan lagi cowok playboy yang lo kenal waktu dulu. Dan... yang terpenting... di hati gue sekarang ini cuma ada lo."
(aku mencoba memahami segalanya.
Ucapannya membuatku sadar, dan ternyata aku juga jatuh cinta.)
#FelicaAudryana💝💝💝
Yang terakhir itu suara hati Caca ya.
Sampai bertemu di bagian terakhir untuk cerita ini.Sampai jumpa...
#Eliscamisca.f
#storyteenfiction
#01/03/2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Alvaro
Teen Fiction"Alah! Lo di depan dia aja nggak berani. Apa perlu biar gue yang jadi wakil, dan bilang ke Caca kaya gini. 'Ca, boleh nggak Alvaro bilang. Caca aku rindu.' cuih! najis Ro." Alvaro mendadak sakit hati mendengar ucapan Iyok. Namun dia berusaha untuk t...