Kehilangan Seseorang Yang Sangat Berharga

4.7K 105 0
                                    

Matanya pun mulai terbuka secara perlahan, pandangannya pun masih terlihat buram, Devi melihat ada orang orang disekelilingnya. Kemudian pandangannya pun mulai terlihat jelas, ia melihat ada Risa, Dika, dan Adit disampingnya.
"Dev lo udah sadar?" tanya Risa khawatir

"Gue ada dimana nih?" tanya Devi sambil berusaha bangun dan memegang kepalanya yang diperban.

"Lo dirumah sakit, semalem lo kecelakaan. Mobil lo masuk jurang" ucap Risa

Devi masih memegang kepalanya dan berusaha mengingat kejadian semalam.
"Bokap gue mana Ris? Gue pengen ketemu bokap gue" ucap Devi merasa panik

"Hmm bokap lo..... "

"Kenapa Ris bokap gue? Mana bokap gue, gue pengen liat bokap gue Ris" ucap Devi dengan sangat cemas sambil menarik narik lengan Risa

"Bokap lo.. Bokap lo udah meninggal Ris" ucap Risa perlahan sambil mengelus punggung Devi

"Hah? Gak mungkinnnnn. Engga. Lo pasti bohong, jangan becanda Ris, ini gak lucu!! Bokap gue mana? Anterin gue, gue pengen ketemu bokap gue" teriak Devi dengan histeris dan dia berusaha bangkit dari ranjang rumah sakit

"Dev keadaan lo masih belum stabil, lo baru sadar. Lo harus istirahat dulu" ucap Dika dengan tegas

Brukkk.
Devi terjatuh dan Dika langsung membantu untuk membangunkannya.

"Ya ampun Dev lo jangan kayak begini, badan lo masih lemah" ucap Dika dengan penuh penegasan

"Anterin gue ketemu bokap gue Dik, anterin gue!!!" ucap Devi memohon dengan air mata yang sudah mengalir dengan derasnya. Ia memukul pundak Dika dan menarik narik jaketnya

"Lo harus sabar Dev. Nanti gue anter, tapi engga sekarang. Keadaan lo masih begini, badan lo masih lemah Dev" ucap Dika sambil mengelus lembut rambutnya dan memeluk erat Devi.

"Anter gue sekarang Dik, gue mohon" ucap Devi sambil menangis sesenggukan dipelukan Dika hingga membasahi bagian jaket di pundak Dika.

"Yaudah ayo gue anter. Ayo bangun pelan pelan" Dika berusah membangunkan Devi secara perlahan.

"Lo kuat?" tanya Dika

Devi hanya menganggukkan kepalanya.

Akhirnya Dika, Risa, dan Adit mengantarkan Devi ke ruangan papahnya yang sudah tiada. Devi langsung menangis histeris karena ia tidak menyangka bahwa papahnya sudah tiada.
"Papahhhhhhhhh" teriak Devi diiringi tangisan yang tiada henti
"Papahh bangun pahh, jangan tinggalin aku. Pah aku mohon bangun pahh, temenin aku. Aku udah gak punya siapa siapa lagi pah, cuma papah yang aku punya. Papahh bangunn..." Devi masih menangis dan terus menangis melihat papahnya yang sudah tidak bisa bangun lagi. Ia menangis sambil memeluk erat papahnya, sampai akhirnya Devi jatuh pingsan.

"Ya ampun Dik, Devi pingsan" ucap Adit kepanikan

"Mending lo gendong, lo bawa ke ruangannya sekarang. Biar gue panggil dokter" ucap Risa

Akhirnya Dika langsung membawa Devi ke ruangannya kembali ditemani oleh Adit. Tak lama kemudian dokternya pun datang dan memeriksa keadaan Devi.
"Dia tidak apa apa. Hanya saja keadaannya yang masih belum stabil kemudian dia syok mendengar berita tentang ayahnya, jadi membuat dia pingsan seperti ini. Nanti kalau dia sudah sadar, jangan dibuat banyak pikiran dulu, tolong tenangkan dia" ucap dokter menjelaskan

"Iya dok, terima kasih dok" ucap Risa

Dokternya pun meninggalkan mereka karena masih ada pasien yang harus ditangani.

"Dik gue gak tega deh liat keadaan Devi yang kayak begini" ucap Risa

"Yah sama gue juga kasian ngeliatnya, dia harus kehilangan bokapnya gini" ucap Dika

Cinta Abu AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang