MAAF

2.5K 68 3
                                    

Pagi pun telah tiba dengan suasana yang sangat cerah, secerah wajah Devi ketika keluar rumah sudah bertemu Dika untuk berangkat sekolah bersama. Hari ini adalah anniversary mereka yang ke 1 bulan.
"Seneng amat nih neng kayaknya? Seneng ya bisa diboncengin abang yg ganteng ini" ucap Dika dengan sedikit memberikan ekspresi wajahnya yang sok tampan

"Apa sih lu sok ganteng haha" ketus Devi

"Emang aku ganteng. Udah ayo buruan bebepku yang mblaem mblaem nanti telat" Dika menarik pergelangan tangan Devi namun badan Devi berusaha menahannya

"Ettss, tunggu dulu" Devi memegang kedua pundak Dika dan memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah

"Kenapa sih sayangku? Aku udah rapih kok" Dika merebahkan kedua tangannya ke samping

"Kamu nggak inget?" Devi memancing supaya Dika ingat

"Inget apa?" jawab Dika pura pura tidak tau, padahal Dika ingat sekali dengan tanggal ini

"Hmm nggak jadi deh, ayo berangkat" ucap Devi tidak semangat

Dika hanya tersenyum senyum sendiri melihat ekspresi wajah Devi seperti itu.

Setibanya di parkiran sekolah, mereka berdua melihat kehadiran Rama di tempat yang sama. Rama memperhatikan Dika dan Devi dengan pandangan tidak suka, Dika pun ternyata memperhatikan kembali Rama dengan pandangan tajam. Devi yang melihat raut wajah Dika terlihat mulai emosi, ia berusaha mengajak Dika segera ke kelas.
"Dik, ayo ke kelas aku belum ngerjain PR nih" Devi mendorong tubuh Dika yang cukup kekar itu namun Dika menahan dan ia menghiraukan Devi

Dika pun menghampiri Rama.
"Maksud lo apa ngeliatin gue sama pacar gue begitu? Nggak suka?" ucap Dika dengan nada emosi

"Dev, kok kamu masih mau sama cowok brengsek kayak dia? Emosian lagi" ketus Rama yang membuat emosi Dika semakin memuncak

Dika sudah mengepal tangannya membentuk tinju "Lo yang brengsek"
Bughhh. Akhirnya kepalan tangan Dika pun menghantam wajah Rama sampai membuat tepi bibir sampingnya mengeluarkan darah

"Dika stop!!!" Devi langsung menahan supaya Dika tidak melanjutkannya lagi. Posisi Devi berada di depan Dika dan berusaha menjauhkan mereka berdua

"Kamu apa apaan sih? Aku nggak suka ya kalau kamu selalu buat ulah. Kapan kamu bisa berubah buat aku?" ucap Devi sambil menatap wajah Dika

"Ka, are you okay?" Devi menyentuh bagian wajah Rama yang terluka

"Kamu apaan sih? Kenapa ngebelain dia?"

Keributan mereka bertiga pun mengundang siswa SMA Tunas Bangsa kumpul dan menontonnya. Ada yang memfotonya dan memvideokannya untuk dijadikan story sosial media mereka.

Dika pun akhirnya memilih pergi, namun Devi masih tetap ingin membantu Rama. Devi membawa Rama ke UKS, tiba tiba Dika datang dan langsung menarik Devi untuk pergi.
"Dev, ayo pergi" Dika menarik tangan Devi dengan kasar

Devi pun akhirnya menuruti kemauan Dika untuk pergi dari Rama, luka di wajah Rama pun sudah selesai diobati oleh Devi.

"Kamu ngapain ngebantuin dia?" ucap Dika dengan suara lantang seperti orang yang sedang membentak

"Kamu ngomongnya biasa aja, nggak usah bentak gitu?" mata Devi pun mulai memerah menahan tangis

"Yaudah maaf. Kamu ngapain bantuin dia segala?" tanya Dika dengan suara yang sedikit lebih lembut dari sebelumnya

"Ya kamu apa apaan nonjok dia segala? Aku kan udah bilang, aku nggak suka kamu berantem berantem, aku nggak suka kamu sok jagoan gitu" ucap Devi sambil menangis

Cinta Abu AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang