BAIKAN

2.5K 69 3
                                    

Keesokan harinya disekolah, Dika sudah berangkat sedikit lebih pagi dibanding biasanya hanya untuk segera bertemu dengan Devi dan menjelaskan semua permasalahannya. Namun, setelah ditunggu tunggu Devi tak kelihatan batang hidungnya. Biasanya ia datang paling awal.
"Ris, Devi kaga masuk?" Dika menghampiri meja Risa

"Lah lo ada disini? Sejak kapan? Kok gue nggak ngeliat lo sih tadi haha" Risa malah tertawa karena melihat Dika sudah masuk lagi

"Iyah gue udah balik dari kemarin. Gue serius nih, Devi kenapa nggak masuk?" Dika menatap Risa tajam

"Ya mana gue tau. Kenapa nggak lo tanyain sendiri aja?"

"Kemarin gue sempet ada problem sama dia. Dan dari semalem gue udah coba hubungin dia, tapi handphone nya nggak aktif terus. Gue khawatir"

"Oh gitu. Yaudah nanti pulang sekolah gue kerumahnya"

"Gue ikut"

"Nggak usah lah ngapain? Nanti yang ada kalau lo ikut, Devi nggak mau keluar bukain pintunya. Lo tau sendiri kan dia gimana?"

Dika terdiam sejenak "Hmm oke deh. Lo bantuin gue ya Ris, bantu biar Devi nggak marah lagi sama gue" ucap Dika dengan wajah memelasnya sambil memegang tangan Risa yang berada di meja

"Iyah iyah tenang aja, tapi coba tuh nggak usah pegang pegang" bola mata Risa terarah ke tangannya yang dipegang Dika

Dika langsung melepasnya "Ih sorry gue juga jijik ya megang tangan lo itu" Dika mengusap usap tangannya itu yang telah memegang tangan Risa

"Apalagi gue, najis tau nggak dipegang sama lo" ucap Risa dengan ekspresi tak suka

Guru pun datang dan mereka memulai pelajaran sampai selesai.

***
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Risa pun segera bergegas ke rumah Devi. Risa pun sudah berada di depan kamar Devi dengan keadaan pintu terkunci.
Tok tok tok
"Dev buka pintunya Dev, ini gue Risa. Lo kalau ada masalah cerita sama gue, jangan lo pendem sendiri"

Risa menunggu beberapa menit namun tak dibukakan pintu juga.
Tok tok tokk Riss mengetuk pintu kamarnya lagi

"Dev ayo lah jangan bikin gue khawatir gini. Buka pintunya plisss"

Akhirnya pintu pun dibuka oleh Devi. Risa langsung memeluk Devi, Devi pun memeluk erat Risa dengan air mata yang sudah terurai.
"Lo kenapa Dev? Coba cerita sinih sama gue. Gue nggak suka ya kalau lo ada masalah dipendem sendirian. Apa guna nya gue jadi sahabat lo? Apa lo udah nggak butuh gue lagi"

"Bukan begitu Ris, gue cuma nggak mau ngebebanin orang lain dalam masalah gue ini" Devi hanya menunduk

"Orang lain? Gue ini sahabat lo Dev" Risa mengusap air mata Devi yang mengalir di pipi nya.

"Lo ada masalah apa sama Dika? Eh tunggu, rahang lo kenapa? Kok biru?" tanya Risa dengan nada yang sangat khawatir dan memegang rahang Devi

Devi hanya terdiam

"Dev jawab!" Ucap Risa semakin meninggi

"Nggak, ini gue cuma sakit gigi doang kok" ucap Devi grogi

"Jawab jujur Dev! Lo dipukul siapa? Ka Mona?"

Devi hanya menggeleng sambil mengusap air matanya yang terus mengalir
"Ini karena Dika" akhirnya Devi pun terpaksa memberitahunya

"Dika? Wahh kurang hajar. Mesti gue kasih pelajaran nih orang" Risa pun beranjak dari tempat tidur Devi dan ingin segera menemui Dika. Namun Devi pun menghalanginya

"Jangan Ris jangan. Gue nggak mau masalah ini nambah panjang. Nanti gue sendiri yang mau nyelesaiin masalah ini sama Dika. Gue nggak kenapa kenapa kok Ris, bener" Devi berusaha menenangkan Risa supaya ia tidak terbawa emosi

Cinta Abu AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang