Tega

2.1K 47 13
                                    

Sudah sebulan mereka putus hubungan dan Dika menjadi semakin jarang masuk sekolah. Devi masih belum mengetahui tentang Dika yang kabur dari rumah dan tinggal dirumah Adit. Risa dan Adit tidak berani memberitahunya karena itu perintah dari Dika, karena Dika tidak ingin membuat Devi kepikiran dan sedih.
Dan semenjak Devi putus dengan Dika, ia jadi kurang konsentrasi di sekolah, kurang fokus memperhatikan penjelasan materi dari guru, sering melamun saat jam pelajaran dan sering juga ditegur oleh guru karena tidak memperhatikan. Pulang sekolah, Risa berniat ingin mengajak Devi jalan jalan supaya ia tidak sedih lagi. Karena semenjak Risa berpacaran dengan Adit, ia merasa lebih sering menghabiskan waktunya bersama Adit dibanding dengan Devi. Devi pun jadi lebih sering pergi dengan Riki karena Riki yang memaksanya untuk ikut pergi dengannya.
"Dev ikut gue yuk" Risa menarik lengan Devi

"Ehhh mau kemana?"

"Udah ikut aja, ayo naik" Risa menaiki motornya yang kemudian diikuti oleh Devi
"Kita jalan jalan ya, gue nggak suka liat lo sedih terus gara gara putus sama Dika" Risa memandangi Devi melalui kaca spionnya

"Emangnya lo nggak ada janji buat pergi sama Adit gitu? Takutnya ada, gue kan jadi nggak enak ganggu waktu lo sama Adit" Devi mendekatkan kepalanya ke kepala Risa supaya lebih jelas mengobrolnya

Saat mereka sedang asik mengobrol dijalan, Devi melihat Dika sedang mencuci motor di steam. Sampai akhirnya ia meminta Risa untuk berhenti.
"Ris Ris berhenti" Devi menepuk Risa berkali kali

"Itu Dika kan?" Devi menunjuk ke arah tempat steam motor

"Mana? Ahh bukan. Masa Dika kerja disitu" Risa mengelak supaya Devi tidak curiga

"Bentar deh gue ke sanah dulu" Devi turun dari motor dan dengan sigap Risa langsung menahannya "Eh lo mau ngapain? Udah ayo kita kan mau jalan jalan" Risa menarik tangan Devi supaya naik lagi ke motornya

Devi menepis tangan Risa dan ia berjalan menghampiri orang yang ia curigai adalah Dika. Devi tepat berada di samping Dika yang sedang berjongkok fokus mencuci motor pelanggannya, Dika tidak menyadarinya, ia mengira yang disampingnya itu ialah pemilik motor yang sedang ia cuci "Sebentar lagi ya mba, mba duduk aja disanah" saat menoleh ke atas, Dika sangat terkejut melihat kehadiran Devi.
"Kamu ngapain disini?" tanya Dika yang beranjak berdiri dan menunda pekerjaannya

"Harusnya aku yang nanya begitu, kamu ngapain disini?"

"Aa...aku.." Dika gugup, ia masih belum bisa jawab yang sebenarnya

"Kamu kerja disini? Kenapa nggak bilang sama aku hah?" Devi mendorong tubuh Dika kemudian ia pergi. Dika ingin sekali mengejarnya namun pelanggan menegurnya.
"Mas buruan dong saya buru buru nih. Kalau mau drama, selesaiin dulu pekerjaannya" ucap Ibu-ibu pemilik motor yang tadi sedang dicuci oleh Dika

"Iyah iyah Bu, saya selesaiin sekarang juga" Dika bergegas mencuci motor tersebut

"Lo udah tau semua ini?" Devi bertanya kepada Risa dengan suara yang meninggi

"Sorry Dev, gue sebenarnya pengen kasih tau dari awal cuma Dika ngelarang gue" Risa menggenggam tangan Devi "Pleasee maafin gue, jangan marah sama gue"

Devi menepis genggaman tangan itu "Gue kecewa sama lo Ris" ia langsung menjauh dari Risa dan segera naik angkutan umum yang kebetulan lewat di hadapannya.
Risa langsung menghampiri Dika yang sedang bekerja, ia memaksa Dika untuk menjelaskannya kepada Devi supaya Devi tidak marah kepada Risa.
"Dik lo harus kejar Devi sekarang, lo harus jelasin semuanya. Gue nggak mau dia marah sama gue" Risa mengguncang guncangkan tangan Dika yang sedang mencuci motor itu

"Lo nggak punya mata ya? Lo nggak liat gue lagi ngapain?" Dika masih terus fokus bekerja, tidak menggubris ucapan Risa sama sekali

"Lo jelasin dong Dik, jangan nanti gue yang jadi korbannya. Gue nggak mau Devi marah, gue udah bantu lo buat rahasiain ini semua dari Devi"

Cinta Abu AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang