Prolog

24.9K 2.9K 376
                                    

Biasakan vote sebelum membaca...
Target komen 500, kalian bisa?
Bukan maksud apa-apa sih pasang target.. Cuma mau tambah semangatku biar nulisnya makin semangat...  😎😎


Sudah nyaman belum tentu berakhir di pernikahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah nyaman belum tentu berakhir di pernikahan.

Untuk yang kesekian kalinya seorang pria yang merupakan seorang owner sekaligus CEO perusahaan yang bergerak di bidang real estate mendatangi tempat yang telah ditentukan sebagai pertemuan kencan butanya.

Pada awalnya dia juga segan melakukan kegiatan aneh tersebut. Namun terlalu seringnya para netizen mengomentari tentang hidupnya yang sampai kini masih melajang, maka mau tidak mau dia harus melakukan sesuatu untuk membungkam komentar-komentar negatif para fans tertundanya itu.

Berkat bantuan dari sahabatnya yang mengaku sebagai ahli dalam bidang cinta, akhirnya dia menuruti segala saran yang diberikan oleh sahabatnya itu.

Mulai dari tempat yang katanya menjadi favorit para wanita, hingga gaya pakaian dan cara bersikap seorang laki-laki yang istimewa dimata para wanita pun tak luput diajarkan oleh sahabatnya.

Padahal sesungguhnya ia tidak butuh semua itu. Sebagai seorang laki-laki dewasa, segalanya sudah ia miliki. Kecuali pasangan hidup saja.

Di usia 38 tahun, ia telah berhasil menjadi seorang pemilik sekaligus CEO dari perusahaan real estate ternama, Alfath Realty. Tbk. Belum lagi tampangnya yang sangat tampan serta postur tubuh yang sempurna, benar-benar menunjang penampilannya.

Namun karena sebelum-sebelumnya pria itu tidak pernah memedulikan siapa pasangan hidupnya kelak, maka usia sebagai target untuk menikah telah berlalu begitu saja. Orang-orang yang banyak mengenalnya pun terlalu sibuk mengorek informasi tentang dirinya, apakah ia laki-laki normal atau tidak.

Jika dikategorikan normal, tentu saja pria itu sangat-sangat normal sebagai seorang pria jantan. Dia juga bisa bernafsu dengan wanita seksi di luaran sana. Namun jika disuruh memilih salah satu dari wanita itu untuk dijadikan istrinya, dia dengan sangat cepat akan menolak.

Karena baginya wanita yang seksi dan cantik itu hanya mengincar hartanya saja. Bukan mencintai dirinya dengan tulus. Untuk itu, dia anggap pasangan hidup bukanlah daftar terpenting dalam hidupnya.

Tapi seperti manusia normal lainnya, dia juga punya batas kesabaran ketika  semua orang terus saja mengusik ketenangan hidupnya karena belum mempunyai pasangan diusia yang sudah dikategorikan 'tua', sehingga ia putuskan untuk menerima segala saran yang diajarkan oleh sahabatnya itu.

"Gallio Alfatih?" sapa seorang wanita seksi dengan pakaian yang sangat modern masa kini. Bahkan bisa terlihat dimatanya, wanita ini sengaja memamerkan brand ternama yang melekat pada tas serta pakaiannya.

Pria yang sering dipanggil Gal atau Gallio itu tersenyum sejenak. Dia paham maksud dari wanita itu ketika memamerkan barang-barang terkenal yang digunakannya. Mungkin berharap Gal bisa mengerti kalau ia bukanlah tipe wanita yang suka memakai barang-barang murah.

"Benerkan Gallio Alfatih?" kata wanita itu dengan raut tersipu melihat siapa pria kencan butanya ini.

"Iya. Silakan duduk," ucap Gallio penuh wibawa.

Sambil terus memasang senyum memikat sesuai intruksi dari sahabatnya, Gallio menunggu reaksi wanita di depannya dengan manik mata menatap lembut.

Seperti yang sudah Gallio duga sebelumnya, wanita itu langsung saja salah tingkah. Sambil memainkan ujung rambutnya, ia membalas senyuman Gallio dengan malu-malu.

"Kamu—"

"Dini," kata wanita itu memperkenalkan diri.

"Oh.. Dini ya," ulang Gallio seraya menahan gelak tawanya.

Dari namanya saja, Gallio sudah bisa menebak. Nama Dini itu sering kali diplesetkan menjadi sesuatu yang bernilai kurang baik.

Dini. Dinikahin kagak, ditidurin iya.

Tapi tunggu dulu, Gallio bukan tipe pria yang bisa menerima semua wanita untuk menjadi teman tidurnya. Senormal-normalnya dia, Gallio juga tidak asal pilih untuk teman berbagi kepuasan bersama dirinya.

Oleh karena itu, tidak banyak wanita yang pernah masuk menjadi teman tidur Gallio. Hanya beberapa dan semua berakhir begitu saja setelah Gallio mencampakkannya sebab ia sama sekali tak berniat untuk memulai hubungan lebih lanjut.

"Mau pesan apa?" tawar Gallio padanya.

"Aku nurut kamu aja." Senyuman berlebihan yan terpatri di wajah Dini makin membuat Gallio muak.

Terlebih lagi Gallio paling tidak suka dengan wanita yang tidak punya pendirian. Masa' untuk memilih minuman saja harus ia yang pilihkan.  Bukankah semua orang punya hak yang sama untuk menentukan pilihan masing-masing? Kalau begitu, wanita ini mau-mau saja jika Gallio memberinya racun tikus untuk ia minum.

"Kok diem aja sih?" gumam Dini pada Gallio, setelah sebuah pilihan menu untuk wanita itu telah ia pilihkan.

Kedua alis hitam nan tebal milik Gallio kompak terangkat tinggi. Otak cerdasnya mengulang pertanyaan yang digumamkan oleh wanita tersebut.

Memangnya siapa yang sejak tadi diam saja? Gallio sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuka suara. Memberikan beberapa pertanyaan kepada perempuan tersebut. Timbal balik dong, tidak mungkin kan dia yang selalu bicara duluan.

Namun mau bagaimana lagi, wanita bernama Dini ini hanya bisa bersikap malu-malu hingga tidak ada pertanyaan lanjutan untuk Gallio.

Malu-malu, padahal kalau sudah kenal nanti malah malu-maluin.

Kalau sudah seperti ini siapa yang seharusnya disalahkan?

Baru saja Gallio ingin menyusun pertanyaan kembali agar moment pertemuan mereka tidak berakhir sia-sia, ia langsung dihadapkan dalam kondisi yang membuatnya malas untuk melanjutkan kebersamaan dengan wanita ini ke jenjang yang lebih serius.

Dari manik mata yang Gallio lihat begitu berbinar, ada dua kemungkinan yang bisa membuat seorang perempuan sampai begitu tertarik akan objek yang ditatapnya.

Yang pertama yaitu barang-barang kesukaannya. Dan yang kedua ialah sosok laki-laki lain.

Gallio mencoba untuk memastikan jawaban dari dua kemungkinan tersebut. Hingga ia melihat seorang pria muda yang tampangnya di masih di bawah standarnya, belum lagi banyak gaya dan sok kaya, masuk ke dalam restoran tersebut bersama pasangannya.

Tanpa pikir panjang, Gallio langsung ingin mengakhiri pertemuan ini sekarang juga. Apa maksud wanita itu melihat pria lain sedangkan dia sedang duduk berhadapan dengan pria tampan dan super kaya ini? Cih!

Jujur saja, Gallio tidak cemburu dengan tatapan memuja dari Dini pada pria itu. Namun Gallio tidak suka dibandingkan dengan pria lain yang bahkan tidak pantas untuk dibandingkan dengannya!

Batin Gallio mendumel penuh cibiran, harusnya teman kencannya ini tahu, pria muda hanya bisa membawa luka. Entah itu luka karena diselingkuhi atau luka karena hanya makan cinta. Sedangkan pria matang plus mapan seperti dirinya ini, bisa menjamin segalanya, lahir dan batin pakai komplit.

"Sorry, saya ada keperluan mendadak. Kalau kamu masih mau di sini, silakan. Saya akan membayar tagihannya," ucap Gallio tanpa mempedulikan ekspresi kebingungan yang Dini tampilkan.

Sambil berjalan pergi, Gallio mencoba untuk menghubungi sahabatnya itu. Katanya, sahabatnya itu pakar cinta? Tapi mana buktinya? Semua wanita sama saja! Selalu mencari pria muda!

*****

Under 40Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang