Yuk diborong komennya.. Biar jadi semangat buat kamiii..
Makasih 😎😎😎***
Merasakan desakan lembut dari benda kenyal yang hangat dan tebal dibibirnya, membuat Clowy membelalakkan matanya kaget. Seperkian detik dia hanya melongo, tidak tahu harus berbuat apa saat Gallio menciumnya, menangkup kedua sisi pipinya, hingga membuka bibir bawahnya dengan sapuan lidah yang basah.
Saat itulah Clowy mendorong dada Gallio, mengusap bibirnya kasar sambil menatap horor ke arah atasan kurang waras ini.
"Pak Deyan kenapa cium-cium saya?!" Clowy mengira Gallio cuma iseng, tapi ternyata pria itu serius ingin melumat bibirnya. Kalau tadi dia tidak mendorong Gallio menjauh, sudah pasti kepala mereka akan miring ke kanan dan miring ke kiri seperti di film-film.
Tidak!! Clowy belum berani membayangkannya. Bahkan cuma ciuman bibir saja, pipinya sudah memerah seperti udang rebus, belum lagi detak jantungnya yang super gila, detakannya sangat cepat seperti sedang lomba lari.
"Kamu kenapa gak tutup mata pas saya cium?" Gallio malah balik bertanya. Dia menikmati perubahan ekspresi di wajah gadis di depannya itu. Pertama dia berlagak marah, tapi rona merah dipipinya membuktikan bahwa Clowy juga malu-malu meong.
Clowy menggigit bibirnya, merasa geram karena Gallio menanyakan hal yang tidak perlu ditanya, "kalo saya tutup mata, nanti Bapak malah keenakan! Tau gak sih Pak, ini ciuman bibir pertama saya!" katanya menggebu, semakin geram dengan tingkah laku Gallio yang kelewat santai.
Mendengar hal itu, Gallio bukannya tertawa. Dia justru memikirkan ide cemerlang lain. Gadis polos seperti Clowy pasti mudah dikelabuhi, lihat saja nanti.
"Astaga? Benarkah?" Gallio pura-pura merasa bersalah, "bagaimana cara saya menebusnya? Maaf Clow, saya kira kamu sudah sering ciuman. Bibir kamu agak tebal soalnya."
"Darimana kaitannya bibir tebal sama sering ciuman Pak! Jangan konyol deh!" Clowy masih marah-marah, tidak terima jika ciuman pertamanya sudah hilang begitu saja.
Padahal dia sudah membayangkan ciumannya terjadi pada saat berkencan di rooftop saat malam hari dengan sinar rembulan yang indah. Ahh pasti sangat romantis.
"Ya sudah, saya minta maaf okay. Jadi bagaimana saya harus menggantinya?" Gallio bersidekap, tatapannya terasa lembut dan hangat, membuat Clowy merasa sedikit nyaman.
"Balikin dong!" jawab Clowy spontan.
"Oh oke." Gallio berjalan cepat menuju Clowy dan menangkup pipi gadis itu lagi. Seperti tadi, Gallio mencium bibir Clowy, memainkan bibir kenyal itu seolah dia sudah lama tidak berciuman dan kangen bagaimana rasanya.
"Hmphh!" Clowy mendorong wajah Gallio hingga bibir mereka terlepas secara paksa. "Bapak apa-apaan sih cium saya terus?!"
"Lah saya kan sedang mengembalikan ciuman pertama kamu, gimana sih," jawab Gallio sambil menahan tawanya. Dia ingin sekali mencubit pipi Clowy karena begitu lucu dan polos. Hatinya selalu berbunga-bunga setiap melihat tingkah Clowy yang sering diluar akal sehat.
"Jangan ngaco deh Pak. Bapak malah rebut ciuman kedua saya juga. Ahh benci Pak Deyan pokoknya!" Clowy berjalan kesal, meninggalkan Gallio di landasan helikopter, di bagian atap tertinggi perusahaan Alfath Realty.
"Mau saya kembalikan ciuman kedua kamu?" celetuk Gallio saat Clowy ingin turun dari tangga.
"Bapak jangan dekat-dekat dengan saya pokoknya. Jarak sepuluh meter harus jauh-jauh!" Clowy bicara lantang, seakan lupa kalau dia sedang berbicara dengan sang CEO, pemimpin perusahaan tempat dia bekerja selama bertahun-tahun. Dia bicara pada Gallio seolah mereka sudah dekat dan status atasan-bawahan pun telah sirna di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under 40
RomanceCerita kolaborasi dengan @sitinuratika07 ---------------------------------------------------------- Dasar netizen jaman sekarang bisa-bisanya komentarin hidup orang lain. Coba lihat hidup mereka, apa lebih baik dari gue? Hidup gue ini sudah begitu...