Sorry.. Sorry semalam gak update.. -.- akikah lupa saking sibuk belanja.. Hahahhaaa..
Ini aku update part yang ditulis sama SitiNurAtika07 ya..
Insha Allah malam ini update part selanjutnya.. Di tungguin aja.. Plus komen yg banyak..Tak ada yang lebih menyenangkan selain diseriusin oleh kamu.
***
Setelah keributan berupa drama antara Gallio, Flor, dan Clowy mereda, Xaren mengajak Flor pergi untuk sekedar mengobrol di kafe kopi sebelah gedung kantor. Melihat temannya menangis tersedu-sedu karena Gallio, sedikit membuat Xaren iba. Namun pria tampan keturunan Arab ini mengerti pasti ada alasan khusus kenapa Gallio bisa membuat Flor menangis.
Gallio Alfatih itu, meskipun Xaren sendiri mengakui kalau sahabatnya ini brengsek, sering bermain wanita, cuek, tegas, dan tidak welas asih, namun bukan sifat Gallio banget kalau soal membuat wanita menangis. Dia termasuk orang yang bertanggung jawab dan penyayang—mudah kasihan lebih tepatnya.
Jadi kalau sampai Gallio membuat wanita menangis, pasti penyebabnya sudah fatal atau pria itu sudah terlalu kesal. Karena Xaren tidak mendapat informasi apapun dari Gallio, maka dia harus mendapatkannya dari Flor.
"Terima kasih," kata Xaren saat minuman pesanan mereka diantarkan oleh pelayan. Flor di depannya masih membersihkan sisa-sisa air mata di pipinya.
Xaren menaikkan sebelah alisnya saat merasakan sesuatu yang aneh, kenapa mata Flor tidak bengkak padahal dia habis nangis meraung-raung? Tidak mungkin kan dia hanya pura-pura menangis.
"Jadi kenapa kamu sama Gallio? Hilang kontak atau bahkan gak berhubungan lagi?" ucap Xaren langsung menang telak.
Flor mengambil minuman Thai Tea miliknya dan menghisap rakus, "dua-duanya. Kenapa sih dari awal kamu gak kasitau aku kalau dia CEO? Kalo kamu kasitau, gak bakal kayak gini jadinya!" kesalnya.
Xaren terkekeh, tak percaya jika dia baru saja dibentak wanita pemilik pabrik subur ini. Jika pertama kalinya Xaren menganggap Flor adalah wanita yang manis, penurut, dan baik—tentu saja kelebihannya ada di dadanya itu—tapi sekarang, sifat asli wanita itu perlahan muncul.
"Kenapa aku harus kasitau kamu? Kata kamu kan siapa aja oke." Xaren menimpali dengan santai.
"Ya memang! Tapi kalo cowoknya macem Gallio, kamu semestinya kasitau aku. Aku bingung, dia juga nyebelin. Cuek. Dingin. Sok kaya—oke, dia emang kaya. Well, itu nilai plusnya." Flor tertawa pelan membuat Xaren mendengus jijik. Sepertinya dia sudah tahu kenapa Gallio mencampakkan Flor. Wanita ini termasuk tipe wanita yang sangat dihindari sahabatnya.
"Jadi kamu porotin dia?" serang Xaren.
Flor menggeleng spontan, "aku bahkan belum pake uangnya sedikit pun. Aku bingung, kenapa dia menjauh setelah aku ninggalin dia di restoran. Aneh kan?"
"Kenapa kamu ninggalin Gallio? Restoran mana?" Xaren terus menginterogasi Flor layaknya detektif. Jika wanita ini memang tidak baik untuk Gallio, dia juga harus menjauhkannya sejauh mungkin. Sudah cukup Gallio bertemu tipe wanita seperti ini—penggila harta—dan sekarang tidak lagi.
"Kim Brothers. Aku cuma kesel aja. Dia diem terus, gak mau ngomong kecuali aku yang ngomong duluan," kata Flor enteng.
"Wait! Sebentar, aku tebak, kamu ninggalin dia setelah kamu pesen seluruh makanan yang ada dimenu?"
Flor tercengang, darimana Xaren bisa tahu hal ini? Apa Gallio yang menceritakannya?
"Iya emang kenapa? Itu kan biasa," balasnya acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under 40
RomanceCerita kolaborasi dengan @sitinuratika07 ---------------------------------------------------------- Dasar netizen jaman sekarang bisa-bisanya komentarin hidup orang lain. Coba lihat hidup mereka, apa lebih baik dari gue? Hidup gue ini sudah begitu...