Bro.. Bro.. Diem-diem baee.. Komen apa komen.. 😏😏😏
------------
Entah kenapa aku takut kamu berubah seperti hujan bagiku. Karena semakin hari aku melihatmu berkeliaran, membuatku basah luar dalam.
Saat tersadar mengapa Gallio terus menarik tangannya, Clowy buru-buru berusaha melepaskan cengkraman tangan itu. Sambil menghentikan langkahnya, Clowy mulai bersuara.
"Pak ada apa sih? Kok saya diseret keluar gini? Memangnya ada apa di dalam sana?" tanya Clowy bingung.
Pandangan kedua manik matanya mencuri lihat ke arah club malam itu. Mencari tahu ada apa sebenarnya. Tapi dengan sengaja Gallio menutupi pandangan Clowy dengan tubuhnya yang tinggi.
"Ish, awas." risih Clowy mendorong tubuh Gallio. "Nggak ada apa-apa perasaan. Tapi kok... " gantungnya bingung.
"Kamu berani-berani dorong saya, Clowy?"
"Ya habis badan Bapak nutupin. Jangan deket-deket deh Pak. Takutnya pembeli saya pada kabur karena ada Bapak. Eh tapi, tadi kan Pak Kuzon itu calon pembeli saya. Terus kenapa Bapak tarik saya ke sini. Saya tuh ke sana mau... "
"Mau apa kamu? Mau masuk ke dalam sana lagi? Kamu mau jual apartemen apa jual diri? Lihat pakaian kamu begitu. Mana ada karyawan saya pakaiannya seperti ini? Harusnya kamu kalau memang mau menjual unit, datang pakai baju kantor. Kalau perlu pakai batik milik perusahaan. Biar semuanya tahu kalau kamu ke sana mau menjual unit. Bukan dengan pakaian seperti ini? Mana SOP mu? Saya tidak mau ya, nanti kamu terkena masalah di sana tapi perusahaan saya yang dibawa-bawa. Harusnya kamu... "
"Zzz... Pantas nggak nikah-nikah. Ternyata yang panjang itu congornya, bukan..." gumam Clowy pelan. Namun ternyata Gallio berhasil mendengarnya.
"Bukan apanya maksud kamu?"
"Akh, maksud saya... "
"Ya... Ya... Pak... Mau tarik saya ke mana lagi?" Clowy kembali berteriak. Karena tas hitam yang sejak tadi ia sandang di punggung ditarik paksa oleh Gallio seperti menarik anak bebek masuk ke kandangnya.
Eh, sejak kapan Clowy jadi bebek?
"Pak... Lepas ih. Bapak mau tarik saya ke mana sih? Saya itu ada urusan sama Pak Kuzon. Bukan sama Bapak."
"Urusan kamu itu sama saya! Titik Clowy. Ingat itu."
"Iya Pak saya tahu, urusan saya sama Bapak. Tapi kan ini saya masih usaha cari pembeli. Emangnya Bapak lihat saya santai-santai aja? Bapak nggak tahu beberapa hari ini saya lembur. Buat hubungi semua calon pembeli supaya mereka tetap menjadi beli."
"Saya tidak mau kamu jual apartemen itu ke Kuzon."
"Loh kenapa?" teriak Clowy tak terima.
Memangnya ada penjual yang sikapnya seperti Pak Gallio? Seenaknya memilih-milih calon pembeli. Jika seperti itu terus, kapan sektor 7 yang penjualannya paling terbelakang dibanding lainnya bisa maju atau bahkan sejajar dengan yang lain?
"Pak.... " jerit Clowy.
Gallio melepaskan tarikan tangannya dari tas punggung Clowy. Kini tatapannya berubah sangar, karena baru kali ini dia bertemu dengan seorang wanita yang sama sekali tidak peka akan sikapnya.
"Ya pokoknya jangan jual sama si Kuzon!! Kamu tahu kan dia pemilik Bar Paradise. Jadi semua uangnya itu haram. Kamu rela perusahaan kita terima uang haram?" maki Gallio di depan wajah Clowy.
"Apa Pak? Haram? "
"Saya baru tahu Pak kalau orang yang beli apartemen pakai uang haram nggak boleh." cicitnya semakin kebingungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Under 40
RomansCerita kolaborasi dengan @sitinuratika07 ---------------------------------------------------------- Dasar netizen jaman sekarang bisa-bisanya komentarin hidup orang lain. Coba lihat hidup mereka, apa lebih baik dari gue? Hidup gue ini sudah begitu...