Bab ini ditulis oleh Atik SitiNurAtika07 ... Semalam sudah dipost di lapak beliau. Nah mulai malam ini aku post di sini.
Untuk bab selanjutnya aku yang tulis. Dan akan dipost lebih dulu di lapak ini. Jadi aku berharap kalian bisa masukkan kedua lapak dalam library kalian.. Wokee..
--------
Gallio tidak pernah merasa segagal ini sebelumnya. Ia sukses di usia muda, harta berlimpah, kehidupan mewah, dan semuanya bisa ia miliki dengan mudah, kecuali satu hal.
Pasangan hidup.
Atau kata lain yang sering di ucapkan oleh netizen adalah istri.
Istri ya? Spesies macam apa itu? Apa dia harus memiliki istri? Apa dia tidak bisa bebas seumur hidup?
Wow, kalau memang bisa seperti itu, Gallio pasti tidak akan pernah merasakan tekanan-tekanan batin yang sedang melandanya ini. Entah sudah berapa kalinya, para rekan atau teman-temannya menanyakan pertanyaan yang begitu monoton dan memuakkan.
“Dimana orang rumah?”
Orang rumah? Apa itu artinya? Orang yang tinggal di rumah? Lah berarti dia sendiri ialah orang rumah yang dimaksud bukan?
“Mana pacarmu Gal?”
Pacar adalah calon seseorang yang akan menyusahkannya dalam setiap waktu. Mana mungkin Gallio ingin mencari pacar sekarang?
“Mana istri kamu Pak Gallio? Saya belum melihatnya semalaman ini.”
Oke kalau tipe pertanyaan seperti itu, rasanya Gallio ingin melempar gelas beserta isi-isinya ke muka si penanya.
Kurang ajar sekali mereka menanyakan pertanyaan yang sangat sensitif seperti itu? Seolah dia tidak laku saja. Apa mereka semua buta? Lihatlah dirinya. Ia tampan, kaya, dan memesona. Wanita mana yang tidak mau bersanding dengannya?
“Tapi kenapa sampai sekarang kamu belum punya istri Gal? Mama malu ditanyai terus sama temen-temen Mama!” Naurah Alfatih, sang Nyonya besar mendumel sambil mengerutkan dahi di samping Gallio.
“Mom really? Apa kita harus membahas ini sekarang?” Gallio menyesap red wine dengan perlahan seraya melihat ke sekeliling ballroom Hotel Galaxy, salah satu hotel bintang lima yang ia sewa untuk merayakan pesta ulang tahunnya ini.
Ralat, bukan Gallio yang merayakan, tapi sang Mama-lah yang merencanakan pesta besar-besaran itu. Naurah berinisiatif untuk mengadakan pesta supaya Gallio bisa mencari seorang calon istri diantara ratusan wanita yang menjadi tamu undangan ini.
“Ckc kamu ini emang dasar ya bujang lapuk! Kamu gak malu apa digosipin sama anak buahmu terus!? Heran Mama.” Naurah memijit pelipisnya pelan.
Gallio hanya memutar mata jengah. Ia pun ingin meninggalkan sang Nyonya Besar yang sedang mengomel itu, tapi lengannya segera ditahan oleh Naurah.
“Mau kemana kamu?” tanya Naurah, siap-siap meledak kalau Gallio sampai hati meninggalkan pestanya sendiri.
“Keluar sebentar Ma. Cari angin,” ucap Gallio sambil meletakkan gelas ke atas meja di dekat mereka.
“Awas ya kamu sampe minggat. Mama pites kayak kutu beras baru tau rasa,” kata Naurah dengan kesalnya. Setelah itu, ia bergabung lagi dengan teman-temannya. Mereka sedang asyik menggosip di satu meja bundar yang besar.
Dan saat Naurah kembali bergabung, ia disuguhkan pemandangan menyesakkan yaitu temannya sedang menggendong cucu.
“Arghhh Gallio! Mama mau cucu!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Under 40
RomanceCerita kolaborasi dengan @sitinuratika07 ---------------------------------------------------------- Dasar netizen jaman sekarang bisa-bisanya komentarin hidup orang lain. Coba lihat hidup mereka, apa lebih baik dari gue? Hidup gue ini sudah begitu...