Jika bersamaku, tidak akan cinta selain dirimu. Namun aku tak menjamin tiada body indah selain milikmu yang kucicipi.
Berjalan dengan langkah terburu-buru, Xaren menuju ruangan Gallio pagi ini dengan selembar memo pengajuan pengeluaran biaya tak terduga dari masalah sektor 7 yang tidak beres-beres. Sungguh Xaren penasaran sebenarnya apa yang dilakukan Gallio dan karyawan wanita itu ketika mendatangi lokasi sektor 7. Karena pagi ini tiba-tiba saja sebuah memo biaya muncul di meja kerjanya untuk disetujui pembayarannya.
Xaren merasa Gallio sudah tahu masalahnya dari awal. Jika di dalam perusahaan ini sedang terjadi masalah di bagian pemasaran. Karena sampai detik ini persentase pemasukan keuntungan dibandingkan pengeluaran terjadi selisih yang cukup besar. Dan fatalnya jika tidak langsung dibereskan bisa-bisa Alfath Realty akan segera gulung tikar dalam waktu dekat.
"Gal... " panggil Xaren kencang sembari mendorong pintu kaca ruangan Gallio. Kedua manik matanya langsung tertuju pada posisi Gallio yang sedang sibuk menatapi layar komputer miliknya. "Apa-apaan ini?" lemparnya memo dalam map plastik itu ke atas meja Gallio.
"Wets, santai bro. Kenapa lo pagi-pagi udah emosi aja?"
"Gimana gue nggak emosi. Lo lihat dong angka pengeluaran yang harus gue tanda tangani pagi ini. 45 juta. Lo pikir gue pohon uang segitu mudahnya menyetujui pengeluaran sebesar itu."
Gallio tidak langsung menjawab kata-kata Xaren. Dia ingin mencari tahu apa masalahnya sampai Xaren emosi seperti ini.
Ketika matanya membaca dari bagian atas memo itu. Ternyata memo ini mengenai permohonan pengeluaran biaya untuk area sektor 7 yang kemarin ia datangi.
Dia sudah tahu dari karyawan wanita yang kemarin pergi bersamanya, bila masalah di sektor 7 ini adalah adanya perkampungan kumuh di sekitar area tersebut. Sehingga daya beli masyarakat untuk tinggal di sana sangat kecil. Mereka akan berpikir berulang kali untuk membeli unit di sana. Karena biasanya salah satu alasan seseorang membeli atau menyewa tempat tinggal adalah bagaimana lingkungan di sekitarnya.
Untuk itu, bersama memo ini bagian pemasaran ingin menyelesaikan masalah itu. Menggusur perkampungan kumuh, lalu dialihkan ke rumah susun yang sudah di bangun oleh pemerintah. Membersihkan area sekitar. Hingga next plan akan di bangun taman yang asri sebagai salah satu nilai jual dari sektor 7.
"Oh, buat area sektor 7." ucap Gallio santai.
"Jadi lo udah tahu bakalan keluarin uang segini? Gal, lo ngerti nggak sih? Bagian pemasaran itu daya jualnya lagi menurun. Kok lo bisa-bisanya kabulin biaya segitu besar untuk mereka."
"Ya karena kemarin gue udah lihat sendiri bagaimana keadaan di sana."
Xaren mengalihkan pandangannya ke arah lain. Bibirnya mencibir. Dugaannya semakin kuat mengenai ketertarikan Gallio pada karyawan wanita yang terlihat mudah untuk dimanfaatkan itu.
"Lo baca dulu memonya sampai bawah. Masa iya latar belakangnya karena adanya perkampungan kumuh di sekitar dan juga karena banyak lalat hijau besar di sana. Ya Tuhan, Gallio. Ini uang perusahaan. Untuk kemajuan perusahaan. Bukan untuk kemajuan perasaan lo." sindir Xaren tepat sasaran.
Gallio meliriknya. Meletakkan kembali memo tersebut di atas meja. "Maksud lo? Perasaan gue?"
"Nggak usah pura-pura lo. Gue ini sahabat lo dari jaman lo baru mimpi basah. Gue tahu gimana cara lo deketin si cewek itu. Siapa namanya? Yang badannya kayak papan."
"Oh. Clowy."
"Iya Clowy. Lo suka kan sama dia?"
Menutup mulutnya karena ingin tertawa kencang, Gallio menggelengkan kepala tidak percaya atas tuduhan Xaren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under 40
RomanceCerita kolaborasi dengan @sitinuratika07 ---------------------------------------------------------- Dasar netizen jaman sekarang bisa-bisanya komentarin hidup orang lain. Coba lihat hidup mereka, apa lebih baik dari gue? Hidup gue ini sudah begitu...