Part 8 - Tukang ngadu

12.6K 2.4K 364
                                    

Vote dulu lah sebelum baca

Vote dulu lah sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jika dia ada di dalam pikiranmu, bukan berarti dia tercipta untukmu.

Gallio berjalan bersisian dengan Flor saat tiba di restoran seafood Kim Brother. Restoran tersebut memang sangat indah. Furniture yang ada di dalamnya sangat lah mewah. Sampai berhasil memukau kedua manik mata Gallio.

Kedatangannya di restoran yang terkenal dengan kemahalannya ini memang bukan untuk pertama kalinya. Tapi baru saat ini Gallio sempat memperhatikan sekitar. Biasanya dia datang kemari hanya ingin menemui sahabatnya saja, Kim Hyung Sik. Jika tidak, dia juga akan malas berada di sini. Bukan karena harganya Gallio malas kemari, namun entah kenapa jika berada di sini Gallio merasa tidak sebebas makan di kantin kantornya.

Saat mereka berjalan semakin masuk ke dalam, terlihat salah seorang pelayan menghampiri mereka, menunjukkan meja yang sudah direservasi oleh Flor sebelumnya.

"Bagaimana?" tanya Flor mengunci pandangan Gallio.

Gallio tersenyum. "Lumayan."

"Kamu serius belum pernah ke sini?" tanya Flor penasaran.

Jika Xaren sering sekali keluar masuk restoran mahal ini, rasanya tidak mungkin Gallio belum pernah datang ke sini sekalipun begitu pikir Flor.

"Hm, belum. Kenapa?" tanya Gallio menutupi kebenarannya. Dia ingat kebohongannya masih tetap berjalan. Karena Gallio belum 100% percaya bagaimana karakter Flor sesungguhnya. Untuk itu dia masih bersikap bila dirinya adalah pria yang biasa-biasa saja.

"Akh, sayang sekali. Masakan di sini juaranya. Bagaimana kalau kita coba semua?" pancing Flor sembari membuka buku menu yang diberikan oleh pelayan tadi.

Dia melirik Gallio, penasaran dengan ekspresi pertama Gallio ketika melihat harga makanan di sini.

"Kamu yang mau makan semua? Soalnya saya..."

"Oh, ayolah. Kamu tidak dalam masa diet kan? Come on. Tanpa kamu perlihatkan, aku tahu bagaimana bentuk tubuhmu dibalik kemeja slim fit itu." goda Flor.

Gallio terpanah. Mengapa cara bicara Flor sangat jauh berbeda dengan wanita lainnya. Setiap ia bicara, pasti diikuti gerakan di bagian dadanya. Apa Flor ingin semua orang tahu keunggulan pabrik miliknya?

"Bukan itu, tapi... "

"Silakan. Welcome drink dari kami." seorang pelayan berhasil menghentikan kalimat Gallio.

Ia melihat Flor langsung mengambil minuman dingin yang disajikan sebagai sambutan kedatangan para tamu di restoran ini. Gerakan sensual yang ditampilkan oleh Flor berhasil memancing rasa penasaran Gallio. Belum pernah sebelumnya ia merasakan hasrat ingin memiliki sebesar ini. Tapi bersama Flor yang karakternya benar-benar tidak pernah ia temui sebelumnya, Gallio merasa seimbang dengan wanita ini.

Under 40Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang