Part 5 - Kicep

12.2K 2K 139
                                    

Bro... Broo..
Masih ada yang suka sama kisah ini?
Btw bab ini dibuat sama SitiNurAtika07
Jadi jangan sampai ketinggalan  bacanya..
Pokoke kita berdua hanya ingin menghibur pembaca dengan kisah sederhana tapi menarik.. Wokee..
Vote sama komen dulu lah.. Biar maknyuussss...

.
.
.

"—Gue nikah nanti kalau pertumbuhan payudara gue udah pas."

Gallio mengernyitkan dahi saat mendengar candaan alay dari anak buahnya di belakang. Sungguh, dia tidak nyaman untuk berlama-lama di sini. Mereka benar-benar berisik. Mengganggu saja.

"Emang apa hubungannya Clow?"

"Karena... Clow nggak mau suami Clow nanti kayak cowok di sana."

Hell?! Apa maksudnya itu?

Gallio menoleh singkat untuk melihat apakah orang yang dimaksud wanita itu adalah dirinya. Kalau memang benar, alangkah kurang ajar mereka semua!

Siapa yang mata keranjang? Jangan salahkan dia karena dia punya mata! Salahkan wanita di depannya ini yang sudah memamerkan aset pribadinya. Mubazir dong menyia-nyiakan kesempatan.

"Pak Gallio—" Bu Utami, kepala Divisi Pemasaran tergagap ketika Gallio memusatkan perhatiannya pada mereka. Belum lagi, telunjuk Clowy beserta pandangan pegawainya masih terpusat ke arah CEO mereka.

"Eh, jam makan siang sudah selesai. Ayo cepet." Bu Utami berdiri dengan cepat sambil menepuk pundak tim-nya. Sedangkan Clowy, gadis polos yang keceplosan tadi langsung salah tingkah, sekaligus merasa bersalah. Ia pun tersenyum kikuk, lalu mengekori langkah kaki Bu Utami seperti anak bebek.

Gallio menatap sinis, jenis tatapan yang mampu mengintimidasi lawannya. Siapapun yang dipandang seperti itu bisa mati berdiri.

Berani sekali mereka menertawakannya di depan orang banyak? Apa mereka sudah bosan kerja diperusahaannya? Apalagi gadis yang dipanggil Clow-Clow tadi sampai menunjuknya tanpa dosa?!

Mood Gallio berubah buruk. Ia berdecak kesal singkat sebelum mengalihkan perhatiannya lagi untuk wanita cantik bernama Flor di depannya ini.

"Mereka kenapa?" Flor mengurai rambutnya ke belakang, seolah ingin memperlihatkan pada Gallio bahwa dia melakukan perawatan rambut tiap minggu.

Gallio menaikkan kedua bahunya, "Saya juga tidak tahu. Sudahlah jangan pikirkan mereka," ucapnya.

"Well, oke. Apa kita bisa memesan makanan sekarang? Saya sudah lapar," kata Flor sambil membuka buku menu.

"Ya tentu saja." Gallio tersenyum seraya membuka buku menu di depannya. Dia suka tipe wanita yang punya inisiatif duluan seperti Flor ini. Biasanya, wanita selalu ingin ditanya mau makan apa, mau pesan apa, dan sebagainya. Itu sangat merepotkan.

Flor memanggil pelayan restoran terdekat untuk mencatatkan pesanannya. Ia juga bertanya pesanan Gallio untuk sekalian dicatat oleh pelayan itu.

Satu lagi nilai plus Flor di mata Gallio. Tegas dan mandiri.

"Ah tapi saya lupa. Bukankah jam makan siang sudah lewat? Bagaimana kamu—" Flor tampak khawatir. Ia teringat ucapan Xaren bahwa temannya ini juga bekerja di Alfath Realty, namun dia tidak tahu Gallio bekerja sebagai apa. Xaren tidak memberitahunya.

Under 40Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang