(04.45 wib)
Aku meriang,
dan malam masih membawa genangan air hujan.
Yang aku curigai itu hanyalah cara Tuhan,
menuntunku pada kenangan.
Seperti kumenerka dari jiwa yang sebenarnya masih ada.Aku ingin kau pulang,
jika kau masih bersemayam dalam derasnya hujan.
Menjauh sejauh arah yang tak bisa kupandang.
Tapi kau malah menjadi gerimis yang kian deras menyucur dari bilik jendela.Aku ingin kau pulang,
menggantimu untuk segenap waktu mendatang.
Dari mentari yang mungkin saja aku dapatkan dari siang, atau bintang yang mungkin saja aku dapatkan dari malam.Aku ingin kau pulang,
dari pikiran yang bisa saja kau jamah dengan jangkauan mimpimu yang pendek.
Atau dari dalam wajahku yang bisa saja kau perdayai dengan mulutmu yang bisu,
dan lembut matamu yang sayu.Maka jika hujan kembali menggenang,
dan kau masih menjadi bagian darinya,
meracuni segenap jiwa yang mulai tertata.
Aku ingin kau pulang.Pbg-05-07-2018

KAMU SEDANG MEMBACA
Selarung Renjana
PoetryCinta adalah rangkaian proses menuju duka. Jika kau bahagia, maka kau belum menemui ujungnya. Ujung cinta adalah duka. Berpisah atau meninggal. -Ikrom Rifa'i