(11.20Wib)
Aku sepi,
hari-hari membinasakan tubuh sendiri.
Keramaian berpijak bagai ucapan selamat tinggal.
Kata demi kata meluap hanya sebagai penangkal.
Dari rasa yang sempat mampir dan kini meninggal.Kerinduan adalah taman.
Nama kita terukir memeluk batang-batang pohon sendirian.
Kala itu kita berpaut terpejam.
Dan kau melihat senja enggan menyerahkan sekujur tubuhnya pada malam.
Senja kita abadi.
Jingga kita terpatri.Aku sepi,
kata ini membunuh tubuhku sendiri.
Rindu bermukim di taman dan angan melucuti segala apa yang tertinggal.
Riuh berbisik pepohonan menjatuhkan daun-daun dan perasaan.
Juga ukiran nama kita yang kian usang.Aku berdiam di harapannya para semesta.
Tapi nyata tetaplah beda.
Dan kau tetap tidak ada.
Aku sepi.Pbg-15-08-2018

KAMU SEDANG MEMBACA
Selarung Renjana
PoetryCinta adalah rangkaian proses menuju duka. Jika kau bahagia, maka kau belum menemui ujungnya. Ujung cinta adalah duka. Berpisah atau meninggal. -Ikrom Rifa'i