(22.04Wib)
Remang menjelma puisi sempai di tepian hari.
Bait dan kiasan jadi sepasang cahaya terbangun.
Dari tidurnya para malam
Yang menyekap tubuh pada kamar suram.Tidak ada hangat yang menggeliat.
Tidak pernah.
Kulihat tubuh dalam kesadaran yang benar.
Seperti kawanan burung bersalaman dan enggan berbincang.Kita pasangan asrar.
Hanya hidup dari tanda tanya terus membesar.
Kulihat kehidupan mati dari keramahan.
Tidak benar-benar hidup dalam kenyataan maupun kebenaran.Engkau tak ubahnya pagi.
Cerah dan mendung pun tidak bisa kuterka lewat hati.
Semisal kau pergi sampai penghujung hari.
Aku hanyalah sebagi penelik tidak tahu engkau pergi atau telah mati.Pbg-31-07-2018

KAMU SEDANG MEMBACA
Selarung Renjana
PoetryCinta adalah rangkaian proses menuju duka. Jika kau bahagia, maka kau belum menemui ujungnya. Ujung cinta adalah duka. Berpisah atau meninggal. -Ikrom Rifa'i