Aphelion

127 18 7
                                    

(07.00wib)

Kali kedua pagi menyapa.
Sepeninggal malam
dan sebegitu angkuhnya.
Tidak ada hangat yang dibuat
melainkan dingin membikin beku sekarat.

Aku tak peduli pada yang dikata Aphelion.
Dari nujumnya si astronom.
Dan segala omong kosong sejenisnya.
Karena aku lebih suka berkata
Dingin ini begitu menyiksa.

Aku keluar dari kamar.
Sebegitu mirisnya mentari hanya sekedar tatap muka.
Hangatnya tak lagi seindah sanjungannya.
Dari doa-doa masyumi dan para cendekia.
Tapi itupun tak begitu digubrisnya.

Tapi sialan benar menjadi nyata.
Kenapa pula: pelukamu yang kurasa membabi buta.
Bodoh setingkat lebih tinggi dari paradewa.
Ini dunia tak lagi bisa kuperdaya.

Pbg-07-07-2018

Selarung RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang