"Leo," gumam seorang pria yang duduk di atas singgasananya.
"Hahhh anak itu, apa lagi yang dia lakukan?" tanya seorang wanita kepada pria yang duduk di sampingnya.
"Sepertinya anak itu mengikat janji lagi."
"Leo...kapan anak itu bisa berubah?" bisik wanita itu pasrah dan sedih.
Tiba-tiba datang seorang ketua pengawal yang tergucap-gucap akibat lelah berlari.
Ia pun langsung menunduk hormat. "Ampun yang mulia, nampaknya akibat ribut tadi telah menghancurkan sebagian wilayah Desa Thundert Clouderst!"
"Arahkan sebagian pengawal yang berkemampuan khusus untuk memperbaiki desa itu!" Perintah seorang pria yang duduk di atas singgasananya yang berpakaian hitam dilapisi jubah merah besar bergaris emas dan tak lupa pula mahkota emas permata merah ruby yang setia berada di atas kepalanya.
"Perintah dijunjung tinggi yang mulia." ujar pengawal itu yang masih berbungkuk hormat sambil melangkah mundur kemudian beranjak pergi.
"Leo." gumamnya sambil menghelas nafas pasrah.
."Kita mau kemana kak?" tanya Lycra penasaran karena sedari tadi mereka terus berjalan tanpa tujuan yang pasti.
"Jalan-jalan." balas Leo selamba.
Lycra langsung menggerutu tak jelas karena sudah 10 kali ia bertanya hendak kemana, dan jawabannya tetap sama yaitu 'Jalan-jalan'.
Setelah beberapa menit mereka berjalan lagi, akhirnya mereka telah tiba di sebuah desa yang terletak di tengah-tengah hutan. Mereka berdua melangkah masuk melewati sebuah pintu gerbang. Hal pertama yang Lycra lihat adalah hanya sebuah pekan yang sangat padat.
"Mungkin disini kebanyakan pengunjung dari para pengembara." batin Lycra menebak asal-asalan setelah melihat ada banyak sekali orang-orang yang berlalu lalang dan kebanyakannya memakai pakaian layaknya seorang pengembara.
Setelah lama berjalan akhirnya merekapun bethenti di depan sebuah toko yang kelihatannya hanya menjual khusus senjata saja. Mereka melangkah masuk ke dalam toko tersebut. Leo langsung menuju ke kaunter lalu berbincang sekejap. Dan penjaga kaunter itu pun mengangguk kemudian menghantarkan Leo ke dalam sebuah ruangan yang sangat luas, Lycra hanya mengekori saja dari belakang.
Sesampainya di sana, Lycra hanya bisa melotot penuh kagum dengan pemandangan di dalam ruangan itu. Mulutnya tidak pernah berhenti mengucapkan kata 'Wow' akibat saking kagumnya ia.
Kelihatannya Leo pun telah kembali dari sebuah ruangan kecil yang ada di dalam ruangan ini diikuti oleh seorang pria paruh baya yang merupakan pemilik toko tersebut sambil memegang sebuah pedang bernuansa merah~hitam. Ia pun berjalan menghampiri Lycra.
"Pilih salah satu! Setelah itu kita kembali!"
Lycra hanya mengerjap beberapa kali seusai Leo berkata, karena ia tidak mengerti arah pembicaraan ini. Ia pun akhirnya bertanya, "Maksudnya?"
Leo menghela nafas pelan "Pilih salah satu senjata yang ada di ruangan ini yang kau sukai!"
Lycra hanya ber-o-iya saja, setelah itu ia pun mengedarkan pandangan ke segala arah. Tidak ada yang menarik perhatiannya. Tanpa sengaja, pandangan matanya tertumpu pada sebuah belati perak bernuansa biru laut beriris emas di dalam kaca.
Ia segera menghampiri belati itu dan langsung menggapainya. Namun ia meringis kecil ketika sebuah sengatan pelan terkena tangannya. Tapi ia hanya mengendahkan saja. Setelah berhasil memegang belati itu, ia segera menunjukkannya kepada Leo. Pemilik toko itu yang juga melihatnya terbelalak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy World: Seven Challenges
FantasíaSemenjak Lycra hampir mati akibat ulah seekor serangga, ia bertemu dengan sosok misterius yang ia duga bukan berasal dari dunia manusia. Akibat rasa penasarannya sangat besar, ia memutuskan untuk pergi ke dunia Fantasi semata-mata hanya untuk mencar...