Bab 16: Revenge

319 6 1
                                    

Lycra duduk termenung sambil menatap ke arah bulan yang hampir purnama. Senyum kecil segera menghiasi bibir mungilnya ketika samar-samar cahaya bulan yang awalnya berwarna merah darah menjadi berpaduan dengan warna biru gelap.

"Oh! sudah waktunya ya?" bisiknya pelan.

Lycra menjentikkan jari. Lima sosok bayangan pun segera berbaris rapi di belakangnya. Tanpa basa-basi, Lycra segera memasuki portal khusus yang telah di buat oleh kelima sosok tersebut.
.

"Apa yang telah kau lakukan arghhh!"

Sarge mengeram kesal ketika menyadari bulan purnama yang seharusnya menyinarinya segera, tiba-tiba tertutupi oleh kabut hitam pekat.

"Hrmm? Kenapa? Apa kau takut?" ujar Rex sinis.

Sarge mendengus dingin, "Hmphh! Bukankah kau yang seharusnya takut?" Sambil tersenyum mengejek. "Kau pasti takut karena merasa lemah dengan kemampuanku iyakan?"

"Kau terlalu percaya diri!" Tanpa melanjutkan basa-basi, Rex segera menyerang Sarge dengan membabi buta.

Meskipun Sarge mengakui kekuatan Rex, namun ia tidak akan pernah menyerah begitu saja. Walaupun ia dalam kondisi yang tidak menguntungkan saat ini, namun tekadnya yang kuat segera menutupi kekurangannya.

Sarge terus bertarung dengan Rex kembarannya sehingga menimbulkan dampak yang sangat dasyat. Sekeliling mereka hancur berantakan. Namun tidak ada tanda-tanda kedua pihak ingin menyerah.

Dari kejauhan, sesosok gadis yang tampak rapuh duduk di salah satu dahan pohon. Jubah merahnya berkibar-kibar lembut tertiup angin. Sesekali ia akan terkekeh pelan ketika melihat raut wajah Rex yang tampak suram.

Hingga saat ini, kekuatan aslinya masih sangat misteri. Ia tidak benar-benar mengungkapkan kekuatannya sebelumnya karena takut misinya akan terganggu.

Sekilas, tatapannya berubah sayu. "Maaf, tapi aku harus segera menyelesaikan misi ini." Dengan lambaian tangannya, lima sosok yang sedari tadi bersembunyi di balik bayang-bayang pun segera muncul di hadapannya sambil menunduk hormat.

Setelah memberikan beberapa instruksi, ketiga sosok tadi segera bergegas ke arah Rex dan sisanya tetap tinggal untuk melindungi gadis tersebut.

Walaupun ingatannya telah kembali, namun kekuatan aslinya masih tersegel. Ia harus segera menemukan cara untuk membuka segelnya. Alasan ini jugalah ia bersikeras untuk memasuki dunia ini selain mencari tahu jati diri sosok misterius yang telah menyelamatkan nyawanya di masa lalu.

Kelima sosok yang telah ia ciptakan sebelumnya sebenarnya hanya menggunakan beberapa mantra yang telah ia pelajari dalam mimpi lalu bersama pembimbingnya. Itu bisa dikatakan juga hanya kekuatan dasarnya untuk menciptakan mantra kehidupan sebagai prajuritnya.

Namun ia tidak menyangka jika mantra dasar tersebut sangat kuat. Ia hanya perlu menggunakan lima puluh persen kekuatannya untuk menciptakan kelima sosok tersebut.

Lycra mendapati pertunjukan di hadapannya sangat menarik. Samar-samar ia menarik sudut bibirnya penasaran, "Kenapa kristal itu belum keluar?" 

Ketika Rex hampir mencetak kemenangan dan mengalahkan Sarge, tiba-tiba tiga sosok bayangan segera melesat ke arahnya seperti panah. Tanpa ragu, Rex segera menjauhkan pedangnya kemudian melompat ke belakang. Gerakannya sangat anggun dan tidak terburu-buru.

Ia sedikit mengernyit ketika mendapati tidak bisa mengetahui asal usul ketiga sosok tersebut. "Minggir! Aku tidak punya urusan dengan kalian." Tanpa melirik mereka dua kali, Rex kembali menghunuskan pedangnya ke arah Sarge yang sekarat.

Namun ia tidak pernah menduga jika ketiga sosok tersebut punya nyali untuk melawannya. Senjata mereka bentrok satu sama lain. Walaupun tidak tercetak jelas di wajah Rex, namun ia mengagumi sedikit keahlian mereka yang mampu mengimbanginya.

Fantasy World: Seven ChallengesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang