Bab 18: Orc

272 6 0
                                    

"Mereka ke mana ya?" Lycra mengusap dagunya bingung. Ia terus berjalan mengikuti insting sambil mengamati sekelilingnya yang tampak berantakan.

Terdapat banyak para prajurit serta para pelayan yang tergeletak kaku tak bernyawa di sekelingnya. Bahkan beberapa bangunan dan pohon lenyap dilahap api.

"Itu..." Lycra membekap mulutnya tidak percaya. Ia berhenti berjalan sambil mengamati segerombolan makhluk aneh di hadapannya dengan raut bingung.

"Apakah itu... Orc?" Tanpa basa basi, Lycra mendekati beberapa makhluk aneh yang tidak jauh dari tempat ia berdiri.

Grrggghhhh!

Geraman para orc terus bergema. Membuat para penduduk terutama anak kecil menangis histeris karena ketakutan.

"Arghhh!"

"Tolong!"

Beberapa penduduk berteriak putus asa begitu orc mencapai serta mencabik-cabik tubuh mereka, kemudian memakannya rakus. Satu elf terkadang dikerumungi empat hingga lima orc yang kelaparan.

Lycra memejamkan mata sejenak. Tidak sanggup melihat pemandangan yang mengerikan di sekelilingnya lagi.

Grrgghhh!

Di belakang Lycra terdapat 3 orc yang menyeringai sinis sambil meneteskan air liur kelaparan. Tanpa melihatpun Lycra sudah tau keberadaan mereka, namun...

Shutttttttt

Tiga anak panah sekaligus dilepaskan tepat mengenai sasaran tiga orc yang mengincar Lycra diam-diam.

"Bodoh! Kau mau mati?" terdengar seruan samar dari samping Lycra.

"Terus?" balas Lycra acuh.

"Cih!" deciknya sebal kemudian berlalu pergi mencari target orc selanjutnya.

Setelah sosok itu pergi, Lycra memutuskan mendekati sebuah kastil kecil yang tidak jauh dari hadapannya. Kastil itu sudah sebagian hancur terutama pada bagian atapnya.

"Oblierdect!" bisik Lycra samar sambil mengarahkan tangan kanannya ke arah kastil.

Sedetik kemudian, terbentuklah kubah transparan yang menutupi kastil berbentuk setengah lingkaran.

"Beres!" ujar Lycra bangga dengan mantra barunya sambil bercekak pinggang.

Tanpa menghiraukan geraman para orc yang mulai mengelilinginya, ia pun memasuki kubah yang barusan ia cipta. Orc yang hampir menggapainya langsung lenyap menjadi abu begitu menyentuh kubah.
.

"Lindungi Yang Mulia Ratu!"

"HYAHHH!!!"

TENGG

TENGG

DUARGHHH

GRRGHHH!

Menonton pertempuran antara elf dan orc membuat suasana semakin mencengkam. Ditambah lagi, langit yang tiba-tiba berubah gelap disertai auman samar dari balik awan menambah kesan menakutkan bagi semua warga.

Lycra berdiri diam dari balik pohon. Kedua bola matanya terpaku dengan pertarungan one by one antara ratu Nerlysh dengan raja Orc yang ukurannya tampak lebih besar dari orc lainnya.

Melihat posisi ratu Nerlysh yang kurang menguntungkan, Lycra pun memutuskan ikut campur. Ia berlari kecil ke arah mereka yang sukses menjadi pusat perhatian.

"Manusia?" raja Orc menghentikan pertarungannya. Matanya kini terpaku pada sosok Lycra dengan tatapan rakus.

"Sudah lama aku tidak mencicipi daging manusia... apa rasanya masih sesegar dulu?" lanjutnya dengan air liur yang terus saja menetes.

Fantasy World: Seven ChallengesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang