Bab 3: Confused

208 17 0
                                    

"Erghhhhhh" Lycra meringis pelan ketika telah terbangun.

"Pangeran, nampaknya dia sudah sadar."

"Aku tau," jawab pangeran Leo malas sambil menurunkan Lycra dari gendongannya.

"Dimana ini? Dan siapa kalian?" tanya Lycra kaget.

"Leo" jawab Leo datar.

"Hrm... hai perkenalkan, nama saya Iqbal dan ini Pangeran Leo. Kami berasal dari Negeri Thunder. Kami menemukanmu di hutan terlarang tadi." Jelas Iqbal sambil tersenyum ramah.

"Kalian berdua yang menolongku? Terima kasih," ujar Lycra senang.

"Bagaimana kamu bisa berada di dunia ini?" tanya pangeran Leo tanpa basa-basi.

Menyebalkan "Kepoh deh!" jawab Lycra selamba, ia berusaha bangkit kemudian mengambil posisi duduk.

"Untuk apa kamu ke dunia ini?" tanya Leo yang berusaha menahan sabar karena pertanyaanya diabaikan.

"Bukan urusanmu!" jawab Lycra malas.

Rahang Leo pun mulai mengeras, ia berusaha sekuat tenaga untuk menahan sabar. "Begitu susahkah menjawab soalanku!"

"Ehh sabar Pangeran." Iqbal yang sedari tadi diam pun berusaha meleraikan suasana yang hampir menegang.

"Hrm... Nona kalau boleh tau siapa nama kamu?" tanya Iqbal sopan sambil tersenyum ramah.

"Lycra. Lycra Aulia," jawab Lycra juga tak kalah sopan dan membalas senyuman Iqbal dengan ramah.

Leo mendengus kesal. "kenapa ia menjawab pertanyaan Iqbal dengan sopan? Sedangkan soalanku ia hanya mengabaikan?" batin Leo yang tidak puas hati dengan gadis di depannya itu.

"Aku pergi dulu, dan sekali lagi terima kasih karena telah menyelamatkanku tadi." Lycra berpamitan sambil tersenyum manis kepada Iqbal dan hanya Iqbal saja.

"Berterima kasihlah pada pangeran, bukan saya." Iqbal merasa jadi serba salah dengan Sang Pangeran.

"Huh, baiklah. Terima kasih Kak udah nyelamatin aku," ujar Lycra menekankan kata nyelamatin kemudian beranjak pergi tanpa menoleh ke belakang.

Sang pangeran mengeryit bingung. Bukan karena kata yang gadis itu tekankan, melainkan perkataan 'Kak' yang membuatnya sedikit terkejut.

"Kak?, dia memanggilku kakak? Padahal dia tidak mengenalku sama sekali. Dan aku juga tidak mengenalnya, kenapa dia memanggilku kakak yah?" batin Leo kebingungan.

"Pangeran hari sudah hampir malam, lebih baik kita segera pulang ke istana." Ucapan Iqbal membuyarkan lamunan Leo.

"Ehh! Hrm baiklah." Leo mengikuti Iqbal yang berjalan deluan di depannya.

.
.
.

Hai para reader sekalian, hehehehe sebenarnya aku masih author baru disini... dan aku sangat suka banget membaca terutama yang berkaitan tentang Fantasy... Dan aku nulis cerita ini pun masih banyak kesalahan cara penulisannya aku harap kalian terhibur dengan cerita ini ok sekian dan terima kasih dan jika ada typo tu harap dimaafkan hehehe...

Fantasy World: Seven ChallengesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang