Bab 11: Arrival Of Allies

176 7 0
                                    

Setelah si kembar berkelahi cukup lama, Denta baru menyadari ketidakhadiran sosok Lycra. Mereka berhenti bertengkar lalu melacak keberadaan  gadis tersebut.

Sementara di Desa Thundert Clouderst, Lycra dikerumungi oleh beberapa penduduk. Si kembar pun datang, mereka bersembunyi di balik beberapa gubuk kecil yang terlihat usang sambil memantau Lycra dari kejauhan.

Mereka diam membisu mengamati perkelahian tersebut. Setelah para gadis bangsawan itu pingsan, mereka menghampiri Lycra yang mulai ambruk.

"Dia pingsan. Apa yang harus kita lakukan?" Denta menggaruk kepalanya bingung.

Para penduduk yang menyaksikan perkelahian singkat tersebut sudah bubar setelah si kembar datang.

"Kita bawa saja ke istana utama," usul Dante mengusap dagu.

"Ide bagus."
.
.

Di dalam sebuah ruangan yang sangat luas, terbaringlah sosok gadis yang mulai terjaga. Ia mengeliat pelan lalu mengucek matanya. Manik mata kelamnya meliar-liar mengamati ruangan.

Terlihat ia terbaring di pojok ruangan dengan ranjang size king empuk dan berkelambu merah gelap transparan. Di depannya, terdapat 2 sofa yang melintang dengan 1 meja kecil, lalu langit-langit ruangan terhiasi berbagai corak-corak yang sentiasa terdominasi warna merah.

"Akhirnya kau sadar juga." Lycra mengalihkan perhatiannya. Di ambang pintu, berdirilah sosok yang mengenakan pakaian khas seorang pangeran.

"Selamat! Kau telah membuatku cemas. Dan kau tau, aku hampir saja membunuh kedua bocah itu." Lycra mengerutkan dahi.

"Bersiap-siaplah! Sebentar lagi acaranya akan dimulai," ujar sosok tersebut mengalihkan topik kemudian berlalu pergi.

Beberapa menit kemudian, datanglah beberapa pelayan yang membawakan gaun khas bangsawan untuknya.
.

Bagaimana keadaannya?" tanya sang Ratu yang berdiri di anggun di samping leo. Setelah Leo keluar dari kamar Lycra, tanpa sengaja mereka berpapasan di jalan.

"Cukup baik."

Sang ratu menghela nafas lega. "Syukurlah."
.

"Aww! Apa yang kalian lakukan! Ini terlalu ketat!"

"Maaf Nona. Ini adalah ciri khas cara pemakaian gadis bangsawan."

Lycra mengeram pelan. "Singkirkan! Aku tidak ingin memakainya."

"Ta-tapi Nona..." Lycra menatap tajam sang pelayan. Pelayan itu pun akur dengan kehendak Lycra.

Setelah menanggalkan tali yang mengikat pinggangnya yang menurutnya sangat ketat dan sulit bernafas, ia mengganti gaunnya hasil pilihannya sendiri di ruang rahasia yang ia temui sebelum beberapa pelayan itu masuk ke kamarnya.
.

Di aula utama kini kedatangan para sekutu dan tamu undangan. Masing-masing perwakilan kerajaan yang hadir di umumkan satu persatu.

"Yang mulia Raja Zarack dan Ratu Millie Kerajaan Windert. Serta Yang Mulia Putri Shieny Kerajaan Windert," seru sang pengawal yang bertugas mengabsen satu persatu tamu yang hadir. Ia berdiri di samping pintu masuk  aula utama.

Perwakilan Kerajaan Windert tersebut berjalan anggun menuruni anak tangga.

"Shieny! Akhirnya kau datang juga. Kami sudah lama menunggumu," ujar gadis berambut kuning emas yang dikenali sebagai Cheasy, Putri Kerajaan Willaders.

Shieny memutarkan bola matanya kesal. "Bocah itu membuat masalah lagi." Paham dengan apa yang dimaksud, Cheasy menganggukkan kepalanya."Baiklah itu tidak penting, mari mereka sudah pasti menunggumu." Ia menarik lengan Shieny lalu membawanya melewati kerumungan. Sedangkan Shieny hanya pasrah dengan kelakuan Cheasy.
.

Fantasy World: Seven ChallengesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang