"Jadi— "
"Jadi?" Eunwoo mengangkat sebelah alisnya, menunggu Chaeyoung menyelesaikan ucapannya yang menggantung.
"Ini mimpi, kan?" suara Chaeyoung nyaris tak terdengar, membuat tawa sinis Eunwoo terdenga jelas, "Kak Eunwoo, kan, orang baik, gak mungkin dong main di sini apalagi ditemenin alkohol sama cewek seksi— akh, sakit!" Chaeyoung memekik lalu mengusap dahinya yang disentil oleh Eunwoo.
"Sakit, kan? Itu berarti lo gak mimpi. Ini dunia gue, ini hidup gue yang sebenernya."
"Tuh, kan! Bener dugaan gue kalo lo itu bukan orang baik!"
Chaeyoung menuding Eunwoo dengan tawa sarkastik. Manusia pada dasarnya tidak ada yang sempurna. Orang yang selama ini selalu dipuja, nyatanya memiliki celah.
Ah, Chaeyoung jadi merasa sedikit bangga karena firasatnya benar.
"Orang lain terlanjur ngira gue orang baik tanpa tau yang sebenernya. Dan lo orang pertama yang tau sosok asli gue, Chaeyoung."
Chaeyoung mematung, gadis itu bingung harus bereaksi seperti apa. Tapi itu tidak lama, lamunan Chaeyoung berakhir saat si Cha menarik pinggangnya sampai tubuh kecil itu menubruk dada bidang Eunwoo. Ah, mereka bahkan menempel erat bagai perangko sekarang.
Semburat merah mulai menghiasi pipi Chaeyoung. Jujur, ia belum pernah sedekat ini dengan laki-laki.
"Berisik," Chaeyoung mengernyit, pendengarannya masih normal, bisa dipastikan jika suasana sekarang itu sunyi, hanya ada suara binatang kecil, "Suara jantung lo." lanjut Eunwoo menjawab kebingungan Chaeyoung.
"A-apa, sih? Lepasin!"
Sudah dari tadi gadis Son itu mencoba memberontak, tapi tenaganya jelas sekali tidak sebanding dengan laki-laki yang memeluknya sekarang ini, semua usaha Chaeyoung sia-sia saja.
"Sebentar, aku udah lama nunggu saat ini, aku udah gak bisa nahan lagi." gumam Eunwoo.
Sepuluh detik.
Hanya sepuluh detik sampai akhirnya Eunwoo melepaskan dekapannya setelah menetralkan raut wajah.
"Kalo sampe apa yang lo liat tadi itu bocor dan orang jadi tau kehidupan gue yang sebenernya, gue jamin hidup lo gak bakal tenang lagi, Son."
"A—?" Chaeyoung mematung.
Eunwoo tiba-tiba mengecup bibir gadis itu sebelum protesan terdengar. Hanya sebentar, tapi sukses membuat gadis itu syok.
Melihat Chaeyoung mematung dengan mata melotot membuat seringaian di sudut bibir si tunggal Cha terlihat jelas. Laki-laki itu terkekeh pelan lalu berjalan mundur, meninggalkan Chaeyoung yang masih belum sadar.
Satu detik...
Dua detik...
Tiga detik...
"Cha Eunwoo gila!"
"Lama amat, sih! Gak kasian sama Changbin yang udah teler gini?" omel Lucas saat Chaeyoung sudah ada di hadapannya.
"Udah jangan banyak omong, buruan deh bawa Changbin. Kasian dia." Chaeyoung berjalan meninggalkan Lucas yang kesusahan memapah Changbin, "Buruan elah!"
"Perasaan gue yang nunggu, kenapa dia yang ngomel?"
Setelah sedikit debat dengan Naeun—Kakak perempuan Chaeyoung— Lucas dan juga Changbin akhirnya diizinkan menginap, dengan syarat mereka berdua harus tidur di sofa.
Lucas yang memang sudah capek hanya bisa meng-iya-kan saja. Malahan sekarang laki-laki itu sudah masuk ke alam mimpi. Sedangkan Changbin, ia masih tidur dengan damainya.
Chaeyoung mendekat ke arah Changbin, mendudukan dirinya di samping Changbin yang tengah terbaring. Gadis itu mengelus rambut Changbin pelan, rambutnya lembut— Chaeyoung menyukainya.
"Lo udah janji gak bakal gini lagi, Bin. Lo boong..."
Benar, ini bukan kali pertama Changbin mabuk sampai tak sadarkan diri. Dulu ia pernah seperti ini setelah bertengkar dengan Ayahnya, dan akhirnya setelah Chaeyoung mendiamkan Changbin, laki-laki bermarga Seo itu berjanji pada Chaeyoung jika ia tidak akan mabuk lagi.
Dan sekarang Changbin melanggar janjinya hanya karena Chaeyoung menyinggung soal Eunwoo? Bukankah itu tidak masuk akal?
"Jangan sama Eunwoo, Chaeng... Jangan... Gue mohon, jangan..."
Chaeyoung mengalihkan fokusnya pada Changbin yang kini tengah menggenggap erat tangannya, "Maksud lo apa, Bin?"
Hening, tidak ada jawaban sama sekali. Changbin mengigau.
Menghela nafas, Chaeyoung memilih untuk masuk kedalam kamarnya.
"Maafin gue, Chaeng. Maaf.."
KAMU SEDANG MEMBACA
GEHEIMNIS; [Son Chaeyoung X Cha Eunwoo] √
FanfictionSejauh apapun kamu pergi, jika Tuhan mengizinkan kita untuk bersama, maka aku percaya kamu akan kembali. ©meyuuli, 2018